Follow Us

Video Korban Sistem Zonasi, Anak Keluarga Miskin Ditolak SMP Negeri dan Terancam Putus Sekolah, Sudah Nabung untuk Alat Tulis

Agnes - Minggu, 14 Juli 2019 | 17:00
Video Korban Sistem Zonasi, Anak Keluarga Miskin Ditolak SMP Negeri dan Terancam Putus Sekolah, Sudah Nabung untuk Alat Tulis

WIKEN.ID - Berita dan video mengenai sistem zonasi pada penerimaan murid baru di sekolah memang sering kali kita lihat.

Dari video dan berita yang beredar, banyak calon murid dan orang tua murid yang merasa dipersulit ketika ingin mendaftar ke sekolah yang diinginkan.

Ialah Pasha Pratama (12) yang merupakan warga Padukuhan Bulu, RT 05 RW 14, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Ia harus menelan pil pahit lantaran namanya tak tercantum dalam pengumuman siswa baru di SMPN 2 Karangmojo, Gunungkidul, DIY.

Baca Juga: Menegangkan! Ini Dia Video Serangan Hiu Kanibal Menyerang Hiu Lainnya yang Berhasil Diabadikan

Setelah mengetahui kenyataan itu, ia juga tidak bisa dengan mudah mendaftar ke SMP swasta.

Lantaran kondisi keuangan keluarganya yang kekurangan.

Keinginan Pasha untuk melanjutkan sekolah pun pupus sudah.

Nenek Pasha, Rebi (65), menceritakan, ibu kandung cucunya itu sudah lama meninggal dunia dan ayahnya, Sugeng, mengidap gangguan jiwa.

Sementara itu, Pasha ternyata tak seorang diri.

Romi Kurniawan (12), yang rumahnya tidak jauh dari rumah Pasha, sempat ditolak di SMPN Karangmojo.

Baca Juga: Ribut dengan Nagita Slavina, Lewat Video Ini Raffi Ahmad Akui Pernah Kabur dari Rumah

Namun, karena kondisi ekonomi keluarganya lebih baik dari Pasha, Romi akhirnya mendaftarkan diri di sekolah swasta.

Dilansir dari intisari online, Pasha hanya bisa tertunduk dan menahan perasaan sedih ketika wartawan berkunjung ke rumah kakek dan neneknya yang sederhana.

Pasha masih merasa sedih lantaran tidak diterima di SMPN 2 yang jaraknya hanya 2 kilometer dari rumahnya.

Pasha memang kini tinggal di rumah kakek dan neneknya.

Baca Juga: Video Kertas Edaran Warga Mesti Bayar 1,5 Juta Kalau Ketahuan Berzina di Daerah Ini, Lurahnya Bakal Dipanggil Pemkot!

Tidak hanya Pasha, namun ayahnya yang bernama Sugeng juga tinggal disana.

Namun Sugeng mengalami gangguan jiwa sedangkan ibu Pasha sudah meninggal karena kecelakaan usai membelikan sate untuknya saat ia kelas 3 SD.

Rebi sendiri hanya bekerja sebagai buruh tani tidak seberapa hasilnya.

Hal itu membuat keluarganya pasrah saat Pasha tidak diterima di SMPN 2 Karangmojo.

"Membeli air saja susah, mengingat saat ini masa kekeringan dan sulit untuk mencari air untuk pengairan," ucap Rebi.

Baca Juga: Disebut Halu dan Berbohong, di Video Ini Sahabat Barbie Kumalasari Beberkan Faktanya!

Pasha sempat menceritakan bahwa dirinya sangat ingin masuk ke SMPN 2.

Alasannya karena jarak rumah ke sekolah yang dekat dan nilainya juga tinggi, selain itu sekolah itu juga sudah sesuai dengan aturan sistem zonasi.

Namun saat pengumuman tiba, tidak ada namanya dan ia pun menangis.

"Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali.

Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima.

Baca Juga: Di Video Ini Roger Danuarta Tak Berikan Jawaban Prihal Hubungannya dengan Cut Meyriska, Terkuak Begini Cincin Pernikahan yang Mereka Pilih

Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk yaitu 15,83 dan teman saya yang nilainya 13 malah keterima," ujarnya.

Padahal Pasha sudah membeli peralatan sekolah dan uangnya dari hasil menabung beberapa tahun.

Rebi, sang nenek, pun mengaku setiap hari Rebi memberi semangat pada sang cucu.

"Saya ingin Pasha sekolah," katanya.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Beberkan Kronologi Perkenalan Salmafina dan Taqy Malik, 'Menyesal Pernah Menikahkan Anak Kesayanganku'

Sementara itu, menurut salah satu tetangga Rebu, Sarwanto, dirinya juga sering memberikan semangat untuk Pasha.

Pasalnya, sejak tidak diterima sekolah, Pasha sempat mengurung diri di rumah.

"Lalu saya tanya kalau sekolah tidak di SMP 2 Karangmojo bagaimana? Pasha mengaku bingung harus naik apa kesekolah mengingat disini tidak ada angkutan umum."

"Sudah lama daerah sini tidak ada angkutan umum," ucapnya.

Dilansir dari kompas.com, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunung Kidul, Kisworo, memberikan keterangan.

Menurutnya, saat pendaftaran ada 3 kriteria yang menentukan apakah siswa tersebut diterima atau tidak.

Baca Juga: Video Kronologi Hubungan Sedarah Kakak Beradik Hingga Sang Adik Hamil, Pernah Dipergoki Istri!

Adapun 3 kriteria itu, yang pertama diprioritaskan adalah jarak dari rumah ke sekolah, keduanya adalah umur, dan ketiga adalah saat pendaftaran.

Pihaknya sudah mendengar keluhan para siswa yang gagal masuk ke sekolah tersebut.

"Kita sudah cek langsung, dan memang ada murid yang lebih dekat dibandingkan Pasha. Kalaupun jaraknya sama kalah di usia berdasarkan berkas yang bersangkutan lebih tua tiga hari," ucapnya.

Pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait adanya kebijakan dari pusat.

Baca Juga: Wanita Dalam Video Ini Bahagia Temani Suaminya Menikah Lagi, Berikan Alasan Ini Ketika Ditanya Mengapa Ikhlas

Batasan usia pendaftar PPDB SMP tidak lebih dari 15 tahun.

Namun, jika rata-rata usia pendaftar adalah 12 tahun atau 12 tahun lebih 1 hari maka otomatis Pasha terlempar dari peringkatnya.

Editor : Agnes

Baca Lainnya

Latest