WIKEN.ID - Tahukah kamu, ubur-ubur ternyata hewan laut yang sudah berenang di lautan sejak setengah miliar tahun lalu, loh !
Maka dari itu, ubur-ubur dinobatkan sebagai hewan tertua di lautan.
Walaupun hewan ini memiliki keindahan warna dan bentuk, perlu diingat kalau ubur-ubur adalah hewan berbahaya.
Lalu, bagaimana cara ubur-ubur bertahan hidup dan terus berevolusi ?
Ini dia jawaban dari rasa penasaranmu yang dikutip dari Bobo.grid.
Berhasil Selamat dari Kepunahan
Sebagian besar hewan di dunia mengalami kepunahan, namun ubur-ubur tetap ada hingga saat ini.
Padahal, perut ubur-ubur yang terlihat transparan terbuat dari dua lapis sel dengan material air di antaranya.
Menurut Lucas Brotz, ahli biologi ubur-ubur dari University of British Columbia, struktur tubuh ubur-ubur sederhana.
Karena kesederhanaan struktur tubuh inilah, ubur-ubur tetap bisa mengonsumsi banyak makanan tanpa metabolisme tinggi.
Selain itu, hewan ini tidak punya selaput otak dan tubuhnya dikelilingi sistem saraf epidermis.
Meskipun ubur-ubur tidak mempunyai jantung, mereka mendapat oksigen dari air melalui proses yang disebut difusi.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Punya Sel Penyengat
Tentu saja cara ubur-ubur bertahan hidup tidak lepas dari kemampuannya dalam menyengat segala hal yang membuat mereka terancam.
Knidosit atau sel penyengat merupakan ciri khas dari anemon laut, hydrae, karang, serta ubur-ubur. Knidosit, umumnya sebutan untuk spesies dalam beragam filum Cnidaria.
Sel ini dapat meluncurkan duri, gumpalan beracun, memungkinkan cnidaria untuk menyetrum mangsa atau untuk menghalangi penyerang.
Sedangkan filum Cnidaria terdiri dari lebih dari 10.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut.
Penting diketahui, sengatan beberapa ubur-ubur yang berada di utara Australia dan Indo-Pasifik, bisa sangat mematikan.
Namun, ada juga ubur-ubur yang sengatannya tidak dapat menembus kulit manusia.
Ubur-ubur punya beragam ukuran, seperti ada yang hanya sebesar penghapus atau pensil, namun juga ada yang berukuran besar.
Meski ada yang kecil, kita tidak boleh sembarangan memegang ubur-ubur, karena kita tidak tahu apakah ubur-ubur yang kita temukan merupakan ubur-ubur yang dapat menyengat atau bukan.
Bisa Menciptakan Cahaya
Sekitar 3.000 spesies ubur-ubur yang sudah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuwan merupakan bioluminescence.
Dilansir dari Natgeo, bioluminescence adalah cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia dalam organisme hidup.
Atau bisa diartikan bahwa ubur-ubur dapat menciptakan cahayanya sendiri.
Bahkan beberapa ubur-ubur berwarna dapat mengubah warna tubuhnya menjadi kegelapan untuk melindungi diri.
Dengan pertahanan seperti inilah, ubur-ubur bisa terus bertahan hidup dengan baik di lautan.
(*)
Baca Juga: Gegara Hal Ini, Ikan yang Biasa Dijadikan Hewan Peliharaan Ini Dilarang di Indonesia
Baca Juga: Tak Usah Bingung Lagi, Intip 5 Tips Membawa Kucing untuk Keluar Tanpa Kandang