Sering BAB Setelah Minum Kopi? 4 Hal Ini Ternyata Ini Penyebabnya

Minggu, 23 Januari 2022 | 20:47
hellosehat.com

Ilustrasi orang BAB

WIKEN.ID - Kebiasaan kita untuk selalu minum kopi karena agar kuat untuk begadang dan menjadi booster energi saat pagi hari.

Namun pada kebayakan orang, setelah kita minum kopi akan merasakan gejala BAB.

Kafein merupakan zat yang dapat memberikan energi dalam tubuh, pun juga dapat merangsang keinginan untuk BAB pada sebagian orang.

Mengutip Healthline, secangkir kopi yang diseduh menyediakan sekitar 95 mg kafein.

Pada beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kopi dapat mengaktifkan kontraksi di usus besar dan otot usus.

Baca Juga: Ramalan 2022, Zodiak Keuangan Hari Ini: Taurus Tidak Terlalu Beruntung, Cancer Hati-hati Atur Uang

1. Stimulasi usus

Melansir dari Medical News Today yang WIKEN.ID kutip dari Health.kompas.com, studi pada 1998 menemukan bahwa kopi berkafein, kopi tanpa kafein, dan makanan 1.000 kilokalori (kkal) menyebabkan lebih banyak kontraksi di usus besar dari pada air saja.

Para ahli menilai bahwa kopi berkafein membuat rangsangan pada gerakan di usus besar, 60 persen lebih kuat dari pada air dan 23 persen lebih banyak dari pada kopi tanpa kafein.

Dampak dari minum kopi berkafein sama halnya kamu makan makanan 1.000 kkal untuk BAB.

Studi dari European Journal of Gastroenterology and Hepatology tersebut sangat kecil, hanya melibatkan 12 peserta.

Namun pada studi lain dengan 6 peserta menunjukkan bahwa minum kopi setelah makan bisa membantu perut kosong lebih cepat.

Selain kafein, kopi mengandung senyawa yang bisa merangsang BAB, yaitu asam klorogenik dan N-alkanoyl-5-hydroxytryptamides.

Mengutip Healthline, studi telah menemukan bahwa asam klorogenik dan N-alkanoyl-5-hydroxytryptamides dapat merangsang produksi asam lambung.

Asam lambung membantu mengolah makanan dan memindahkan kotorannya dengan cepat melalui usus.

Baca Juga: Modal Kopi Mampu Turunkan Berat Badan, Praktikan Cara Konsumsinya

2. Susu dan krim

Mengutip Medical News Today, sekitar 65 persen populasi dunia tidak dapat sepenuhnya mencerna laktosa setelah masa bayi.

Laktosa adalah gula dalam susu dan makanan olahan susu lainnya. Intoleransi laktosa dapat menyebabkan diare.

Orang yang menambahkan produk susu ke kopi mereka mungkin mengalami efek rangsangan untuk BAB.

3. Memburuknya gejala IBS

Mengutip Medical News Today, banyak orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) melaporkan bahwa muncul efek diare setelah mereka minum kopi.

Peneliti dalam sebuah studi 2016 menyimpulkan bahwa kopi adalah pemicu yang dapat memperburuk gejala IBS pada beberapa orang.

Satu studi pada 2015 meneliti bagaimana orang dengan penyakit radang usus (IBD) merasakan efek kopi pada kondisi mereka.

Dari 442 peserta, 73 persen rutin minum kopi.

Dari mereka yang tidak minum kopi, 62 persen percaya bahwa kopi memperburuk gejala usus mereka.

Beberapa peserta dengan IBD yang percaya bahwa kopi memperburuk gejala penyakit mereka, masih minum kopi.

4. Hormon

Hormon Mengutip Medical News Today, kopi juga bisa merangsang pelepasan hormon yang disebut cholecystokinin dari usus.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa cholecystokinin dapat merangsang pergerakan usus.

Masih belum jelas komponen kopi apa yang merangsang pelepasan hormon holecystokinin ini.

Selain cholecystokinin, kopi juga merangsang hormon gastrin.

Hormon gastrin adalah hormon seperti kafein, yang membuat usus besar lebih aktif.

(*)

Baca Juga: Jangan Sekali-kali Minum Kopi Sambil Makan Duren, Efek Sampingnya Bisa Sebabkan Kematian!

Editor : Agnes

Sumber : Healthline, Medical News Today, KOMPAS.com

Baca Lainnya