WIKEN.ID - Tahukah kamu, di Pasar Gede Solo tak hanya untuk berbelanja sayur maupun buah saja, ada juga beberapa legenda kulinernya loh!
Pasar yang telah berdiri sejak tahun 1930 ini, masih menyimpan beberapa kuliner tradisional yang ada sejak dulu.
Selain menjadi wisata murah di Solo, kota ini mempunyai berbagai macam wisata kuliner yang patut dicoba!
Jadi buat kamu yang warga Solo maupun luar kota dan ingin berburu kuliner tradisional, Pasar Gede Solo jawabannya!
Melansir dari Kompas.com, berikut ini daftar legenda kuliner di Pasar Gede Solo:
Perlu diingat, untuk harga makanan ini bisa berubah sewaktu-waktu.
1. Timlo Sastro
Jika bertanya rekomendasi kepada orang Solo mengenai makanan khas, pasti mereka akan menjawab, "Timlo Sastro yang di belakang Pasar Gede."
Timlo Sastro juga dikenal berada dekat tempat pembuangan sampah, sehingga bau sampah akan tercium ketika bersantap di sini.
Meski begitu, rumah makan ini tak pernah sepi pengunjung. Adalah Pak Sastro yang pertama kali mengenalkan timlo kepada masyarakat Solo pada tahun 1952.
Timlo merupakan sejenis sup bening segar dengan isian aneka jeroan ayam, sosis solo, suwiran ayam, dan telur pindang.
Hidangan ini sejatinya dihidangkan saat sarapan. Maka dari itu, Timlo Sastro hanya buka dari pukul 06.30-15.30 WIB.
Saat ini Timlo Sastro dikelola oleh empat orang anak Pak Sastro, dan memiliki cabang di Jalan Dr Wahidin yang buka sampai malam.
Semangkuk timlo komplit dengan nasi dihargai Rp 25.000.
2. Nasi Liwet Bu Sri
Inilah salah satu nasi liwet legendaris di Solo dengan rasa yang mantap.
Anak Bu Sri yang kini meneruskan usaha almarhumah ibunya sendiri tidak tahu sejak kapan usaha ini dimulai, yang ia tahu hanyalah resep nasi liwet legendaris sang ibu.
Daun pisang menurut anak Bu Sri menjadi penjaga cita rasa nasi.
Jangan lupahkan areh, suwiran ayam kampung rebus, sayur labu, dan telur pindang yang membuat hidangan ini sangat seimbang dari segi rasa.
Harga sepincuk nasi liwet Bu Sri dihargai Rp 9.000.
Patokan asi Liwet Bu Sri berjualan adalah di bagian luar Pasar Gede yang menjual buah.
Ia berjualan di pojok dengan meja sederhana dan kursi plastik.
3. Tahok
Tak jauh dari Nasi Liwet Bu Sri, ada Pak Citro yang menjual tahok.
Tahok adalah camilan khas China yang mengenyangkan.
Terbuat dari sari kacang kedelai dan disantap dengan air jahe gula. Di banyak daerah, tahok diesbut pula kembang tahu.
Pak Citro berjualan tahok dari tahun 1968, buka dari pukul 06.00 WIB dan biasa habis pukul 12.00 WIB. Satu mangkung tahok yang isinya dihargai Rp 6.000.
4. Dawet Telasih
Ada banyak kios dawet telasih di Pasar Gede, tetapi yang paling ramai adalah Dawet Telasih Bu Dermi.
Mbak Uti adalah nama cucu Bu Dermi yang kini meneruskan usaha keluarga tersebut.
Ia mengaku tak tahu pasti kapan neneknya berjualan, tetapi banyak orang yang mengatakan sejak Pasar Gede berdiri, sekitar tahun 1930.
Cobalah kesegaran es dawet telasih komplit yang terdiri dari ketan item, cendol, bubur sum sum, gula putih, dan tape ketan.
Dihargai Rp 9.000 per mangkuk. Untuk menyantap es dawet ini perlu antre, tetapi kecepatan Mbak Uti meracik es dawet telasih tak perlu diragukan.
Bahkan Presiden RI, Joko Widodo juga gemar menyantap es dawet telasih ini.
Nah itu dia beberapa legenda kuliner yang masih eksis hingga saat ini dan wajib dicoba!
(*)
Baca Juga: Tetap Bisa Menikmati Keliling Tempat Wisata Murah di Solo Hanya dalam Sehari Saja!
Baca Juga: Wisata Murah di Solo, Ada 5 Tempat yang Cocok Bagi Anak-anak untuk Mengisi Libur Sekolah