WIKEN.ID -Beberapa waktu lalu masyarakat digemparkan seorang wanita yang perutnya besar.
Kisah wanita ini berasal dari Utah, Amerika.
Seorang wanita bernama Suzanne Connors (28) ini mengaku ada yang aneh dalam perutnya saat mengandung anak hasil dari kehamilan di luar nikah ini.
Dia merasa kehamilannya tidak sehat.
Melansir GidHot.ID dari now8news.com, menyatakan bahwa Connors merasa kesakitan bukan main selama kehamilan.
"Ketika kehamilan berlanjut dan saya melihat foto-foto USG, saya tahu ada sesuatu yang tidak beres," ujar wanita 28 tahun ini.
Connors merasa perutnya seperti dicakar-cakar menggunakan pisau cukur.
"Dia terlihat seperti bayi setan di foto USG, dan sepanjang kehamilan saya rasanya seperti dipotong dengan pisau cukur dari dalam," tambahnya.
Apa yang dirasakanya jelas tidak sehat, tidak seperti ibu hamil lainnya.
Connors sempat berpikir untuk melakukan aborsi ketika rasa sakit di perutnya ini sudah sangat tidak tertahankan.
Namun ia tetap mempertahankannya hingga saat persalinan yang dilakukan melalui operasi sesar, dokter dan staf rumah sakit menemukan bahwa uterus dan plasenta robek, seperti tercabik-cabik.
Tidak hanya itu, dokter merasa heran dan tidak bisa menjelaskan bagaimana bayi bertahan hidup tanpa air ketuban dalam jangka waktu yang lama.
Melansir dari laman American Pregnancy, sebenarnya mendekati masa persalinan, air ketuban akan berkurang.
Hal tersebut merupakan kondisi yang sehat alias normal.
Kondisi berkurangnya cairan ketuban ini disebut dengan istilah oligohidramnion.
Volume cairan ketuban kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu bahkan hingga bayi dilahirkan jumlahnya akan semakin berkurang.
Cairan ketuban adalah bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang berfungsi untuk melindungi bayi dan membantu dalam pengembangan otot, anggota badan, paru-paru dan sistem pencernaan.
Cairan ketuban diproduksi segera setelah kantong ketuban (plasenta) terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan.
Jika volume cairan ketuban ini semakin berkurang pada ibu hamil bahkan habis seperti yang terjadi pada Suzanne Connors, biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Bayi cacat lahir
Masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih yang dapat menyebabkan produksi urin sedikit, yang menyebabkan rendahnya tingkat cairan ketuban.
- Kehamilan tua
Kehamilan tua yang melewati usia 36 minggu atau berlangsung lebih dari 42 minggu dapat menyebabkan kadar cairan ketuban yang rendah, yang bisa jadi akibat menurunnya fungsi plasenta.
- Komplikasi ibu
Faktor-faktor seperti dehidrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes, dan kekurangan oksigen kronis dapat memiliki efek pada tingkat cairan ketuban.
- Masalah plasenta
Jika plasenta tidak menyediakan cukup darah dan nutrisi untuk bayi, maka bayi dapat berhenti mendaur ulang cairan.
- Plasenta bocor atau robek
Ini disebabkan adanya robekan pada membran yang menyelimuti cairan ketuban dan bayi.
Ketuban pecah dini (PROM) juga dapat menyebabkan tingkat cairan ketuban yang rendah.
Semua penyebab ini bisa saja terjadi pada Suzanne Connors dan menyebabkan plasenta robek, seperti tercabik-cabik.
Memang tidak enak jika menjalani kehamilan yang tidak sehat. Semoga kita dijauhakn dari hal tersebut.(*)
Artikel ini pernah tayang di GridHealth dengan judulBayi Setan, Bertahan Hidup Tanpa Air Ketuban dan Plasenta Robek Hingga Dilahirkan