Kini jadi selebgram dengan tarif endorse puluhan juta, Rachel Vennya ternyata pernah rasakan kerja dengan bayaran rendah hingga tak dibayar
WIKEN.ID -Bukan karena prestasi atau kegiatannya ketika membantu orang lain, Rachel Vennya justru menjadi sorotan karena kasus kaburnya dari karantina.
Alhasil ia bersama kekasih dan manajernya masih terus diselidiki polisi.
Seperti yang diketahui, usai pulang dari New York ia seharusnya menjalani karantina selama 8 hari.
Namun ia memilih kabur usai menjalani karantina 3 hari di Wisma Atlet.
Rachel Vennya pun sempat meminta maaf ke publik.
"Saya, Maulida, dan Salim menyampaikan minta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat atas kesalahan dan kekhilafan kami, dan sudah meresahkan masyarakat," kata Rachel setelah diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Kamis malam.
Rachel Vennya merupakan salah satu selebgram yang sangat dikenal dan memiliki kekayaan fantastis.
Tarif endorsenya bahkan menjadi salah satu yang tertinggi hingga mencapai puluhan hingga ratusan juta.
Namun, siapa sangka Rachel Vennya dulunya sempat bekerja dengan bayaran rendah, bahkan sempat nggak dibayar?
"Bagi aku ya, kalau standar orang punya duit itu setidaknya dia bisa makan dan sekolah itu punya duit. Tapi aku tuh dulu standarnya yang kita juga bingung mau makan apa saat itu sama mamaku," ungkap Rachel.
Rachel juga mengaku, dulu ia menggantungkan perekonomian dari uang yang diberikan oleh nenek, kakek, dan saudara-saudara sang Mama.
"Jadi kita bergantung uangnya ke nenek-kakek aku, terus sama beberapa kakak-kakaknya mama aku," tambahnya.
Hal ini didasari karena Rachel sendiri tinggal bersama ibunya seorang diri yang menghidupinya.
Rachel Vennya pun menceritakan kehidupannya pasca lulus SMA.
Tidak memilih untuk kuliah, namun Rachel lebih ingin menjadi seorang makeup artist.
"Mama aku nanya, mau kuliah di mana? Jangan yang mahal-mahal. Tapi aku mintanya jadi makeup artist. Aku mau sekolah di tempat yang les makeup artist gitu lah," aku Rachel.
Namun, kendati kondisi perekonomian yang tidak memungkinkan, Rachel pun berinisiatif untuk mengumpulkan uangnya sendiri.
"Ya udah, akhirnya aku jualan dagang cokelat gitu-gitu, ngumpulin duit untuk bisa sekolah jadi makeup artist," katanya.
Lebih lanjut, usai menyelesaikan pendidikan makeup artist-nya, Rachel pun memulai magang.
Bekerja di beberapa stasiun TV dan fashion week, Rachel rupanya tidak mendapat bayaran sepeser pun.
"Magang kayak di beberapa stasiun TV terus kayak di fashion week itu aku ga dibayar. Itu kalau sekarang bilangnya tukeran exposure gitu," ungkapnya.
Meski tak mendapatkan bayaran, Rachel merasa ia bisa mendapat portofolio untuk mempromosikan dirinya.
Dan benar saja, Rachel mulai mendapat bayaran dari orang-orang atas kerjanya.
"Yang ngebayar aku itu biasanya yang mau prom night gitu, sampai akhirnya aku bisa waktu itu sempet makeup wedding," tambah Rachel.(*)