Hewan Peliharaan Wajib Divaksin, Ini Alasan dan caraUntuk Kucing

Kamis, 21 Oktober 2021 | 15:35
homedit

Tempat duduk di ambang jendela untuk para kucing.

WIKEN.ID - Memelihara hewan peliharaan bisa dikatakan mudah tetapi juga bisa sulit dalam perawatannya.

Agar aman memelihara hewan peliharaan di rumah, pastikan kondisi hewan peliharaan tersebut sehat.

Laku aoakah hewan peliharaaan di rumah seperti kucing perlu divaksin?

Dikutip dari Kompas.com, menurut dokter hewan Yeremia Yobelanno Sitompul, M.Sc, semua kucing wajib diberikan vaksin.

Baik itu kucing peliharaan maupun kucing yang hidup dalam populasi besar seperti di tempat penampungan.

Bagaimanapun, virus atau bakteri pembawa penyakit tidak memandang jenis atau mereka hidup di mana.

Patogen pembawa penyakit dapat menyerang kucing apa pun dan di mana pun.

Lantas, kenapa kucing harus divaksin dan kapan sebaiknya ini dilakukan?

Baca Juga: Hanya Bermodalkan Tisu Basah, Ini Cara Hilangkan Bulu Kucing yang Menempel di Pakaian, Mudah Banget!

Salah satu tujuan vaksin adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah terinfeksi suatu agen patogen, terutama virus pembawa penyakit.

Terdapat juga vaksin untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri tertentu.

Namun, vaksin tak akan berguna ketika diberikan beberapa hari setelah lahir.

"Kalau masih usia 0 hari (divaksin), vaksin enggak akan berguna. Karena masih ada antibodi yang dihasilkan oleh ibu melalui ASI. Jadi (di usia awal kelahiran), pemberian vaksin akan sia-sia karena ‘bibit penyakit’ pada vaksin langsung dimusnahkan oleh antibodi dari ibu, tidak sempat menstimulus pembentukan antibodi si kitten (anak kucing),” kata Yeremia, Jumat (3/7/2020).

"Nah, ketika (kucing) sudah usia delapan minggu, maternal antibodi pada ASI induk sudah mulai menurun sekaligus masa lepas sapih, Inilah waktunya (untuk) divaksin," imbuh dia.

Ketika di usia dua bulan ini, kucing akan diberikan vaksin utama atau core vaccine.

Setelah vaksin pertama diberikan pada usia delapan minggu, vaksin kedua diberikan di usia 12 minggu, dan terakhir 16 minggu.

Baca Juga: Demi Membahagiakan Ketiga Anjing Peliharaannya, Amanda Manopi Sampai Rela Gelontorkan Banyak Uang Untuk Hal Ini

Sehingga ada tiga kali vaksin.

"Setelah itu berlanjut setiap satu tahun sekali," kata Yeremia yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Undana, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sekaligus praktisi hewan kesayangan dan eksotik yang dikutip dari Kompas.com.

Sementara untuk kucing yang hidup di kondisi tertentu, seperti kucing-kucing di penampungan hewan, ada perlakuan khusus.

Hewan Peliharaan harus diberikan vaksin lebih awal, demi keamanan.

"Ada guidelines internasional, (usia kucing) empat hingga enam minggu, itu sudah mesti divaksin. Kemudian setiap dua minggu divaksin hingga usia 20 minggu. Ini karena populasi hewan yang banyak rentan terjadi penularan berbagai penyakit, termasuk yang tercover oleh vaksinasi," ungkapnya.

Kenapa harus divaksin berkala? Vaksin tidak cukup dilakukan hanya sekali. Pemberian vaksin secara berkala bertujuan sebagai booster, yakni agar jumlah antibodi dapat tercapai maksimal.

"Kenapa enggak cuma sekali? Jadi istilahnya dibooster. Jadi vaksin sekali, nanti yang berikutnya perlu ditambah lagi biar lebih maksimal untuk menghasilkan antibodi dalam tubuhnya," ungkapnya.

Vaksin merupakan investasi jangka panjang

Dokter hewan yang bersama koleganya aktif mengedukasi pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan melalui podcast - Dokter Hewan Nge-podcast - itu mengingatkan, pemilik hewan peliharaan sudah seharusnya merawat dan memerhatikan kesehatan hewannya.

Tidak hanya memberi makan dan tempat tinggal, pemberian vaksin adalah wajib.

"Sudah seharusnya, kalau memang mau pelihara harus mengutamakan kesehatan hewannya," kata Yeremia.

"Vaksin ini mungkin kesannya mahal. Tapi efeknya sangat jangka panjang," imbuhnya mengingatkan.

Dia memberi contoh, vaksin satu kali kisaran Rp 150.000 sampai Rp 300.000, tergantung jenis vaksinnya.

Jika vaksin dilakukan dua sampai tiga kali, biaya yang dikeluarkan untuk vaksin hewan peliharaan bisa mencapai hampir Rp 1 juta.

Baca Juga: Ini Riwayat Sakit Dua Ekor Kucing yang Dikabarkan Terkena Covid-19, Jangan Panik, Simak Penjelasan Ahli!

Namun perlu diingat, ketika kucing tidak divaksin dan suatu saat terserang penyakit, risiko kematian lebih tinggi.

Selain itu, pemilik juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk memeriksakan kucingnya, belum ditambah biaya rawat inap jika diperlukan.

"Katakanlah (rawat inap) satu minggu. Ambillah rawat inap di klinik dengan biaya satu hari Rp 100.000.

Kalau seminggu, itu udah Rp 700.000. Masih baik kalau sembuh, kalau mati? Berarti kan secara hitung-hitungan ekonomi, enggak worth itu," imbuhnya.

Ketika kucing yang tidak divaksin terinfeksi virus, sistem kekebalan tubuhnya bisa melemah dan berisiko memicu munculnya penyakit lain.

"Walaupun ada obat antivirus, kalau menurut saya pribadi lebih oke antibiotik lawan bakteri yang kerjanya memang membunuh si bakteri dibanding antivirus yang kerjanya lebih ke mengganggu proses replikasi virus. Eliminasi virusnya dilakukan oleh sistem imun tubuh. Kalau divaksin tentunya sistem imun akan lebih siap mengeliminasi virus karena sudah punya antibodinya.” tutupnya. (*)

Baca Juga: Kelakuan Iis Dahlia di TV Bikin Depresi Anak Kandungnya, Begini Kondisi Devano Danendra: Dulu Gue Banggakan, Sekarang jadi Begitu

Tag

Editor : Alfa