Kini raih medali emas olimpiade, keluarga ceritakan perjalanan Apriyani Rahayu raih impian. Raket pertama dibeli dari hasil jualan sayur
WIKEN.ID-Pebulutangkis muda Indonesia, Apriyani Rahayu, baru-baru ini mencuri perhatian dunia.
Ia dan Greysia Polii berhasil menyebet medali emas di sektor ganda putri pada Olimpiade Tokyo 2020.
Keduanya berhasil meraih medali emas usai mengalahkan pasangan Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dalam 2 set langsung dengan skor 21-19 dan 21-15 di Mussashino Forest Sport Plaza, Tokyo.
Kini menjadi peraih medali emas Olimpiade, Apriyani Rahayu nyatanya harus melalui jalan tak mudah demi impiannya.
Wanita kelahiran Desa Lawulo, Kecamatan Unaaha, Konawe, Sulawesi Tenggara ini sempat hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan.
Seperti dilansir dari TribunSultra (Group TribunBanten), Nendar Perdana Ramadhan (24), menceritakan masa kecil Apriyani Rahayu.
"Raket pertamanya itu dibelikan dari hasil jualan sayur," ujar Nedar, ditemui di Kendari, Minggu (2/8/2021).
Sejak kecil, Nendar sudah menyaksikan sepupunya giat berlatih.
"Guru Ani (sapaan akrab Apriyani Rahayu) adalah ayahnya, sejak kecil sudah berlatih," ujar Nendar.
Nedar mengatakan, ayah menyiapkan tempat untuk melatih teknik Ani.
"Jadi di belakang rumah itu ayahnya membuat tempat latihan yang beralaskan tanah. Garis lapangan menggunakan batang pohon pinang," beber Nendar.
Untuk latihan fisik, tiap hari Ani diminta lari sejauh 10 kilometer.
"Ayahnya memantau Ani yang berlari menggunakan sepeda motor. Terkadang Ani disuruh mengikuti laju sepeda motor," urai Nendar.
Menurut Nendar, latihan Ani saat itu tidak biasa dilakukan anak seumurannya.
Baca Juga: Sempat Ditutup-tutupi, Kiwil Akhirnya Bongkar Status Pernikahannya dengan Venti Figianti
"Wajar saja saat ini Ani menjadi seorang atlet yang wakili Indonesia di kancah internasional," pujinya.
Nendar ingat betul hari-hari Apriyani Rahayu saat berlatih.
Kenangan itu bahkan tak bisa dilupakan hingga saat ini.
Ia mengatakan, kini tempat Ani berlatih sudah dijadikan kandang bebek.
Pasalnya, sudah lama ditinggal empuhnya.
"Sekarang tempat berlatihnya sudah dijadikan kandang bebek," ujarnya.
Nendar mengenang, pernah usil menantang Apriyani Rahayu bermain bulu tangkis.
Baca Juga: Sering Sakit, Nia Ramadhani Kedapatan Bawa Benda Ini di Tasnya: Harganya Sekitar 20 Jutaan
Saat Nendar itu meminta Apriyani Rahayu melawan tiga orang sekaligus.
"Saya menyuruhnya melawan kami bertiga tapi tetap kami yang kalah," katanya.
Pada 2011, ia memulai karier bulu tangkis, mulai berlatih di Klub Pelita Bakrie, di Jakarta.
Hampir empat tahun, Apriyani Rahayu pindah di Klub Jaya Raya Jakarta pada pertengahan 2015.
Apriyani Rahayu turut memperkuat bulu tangkis Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2016 pada level junior.
Di Kejuaraan Dunia Junior 2014, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari di nomor ganda putri.
Mereka meraih medali perak setelah dikalahkan pasangan asal Tiongkok, Chen Qingchen dan Jia Yifan di babak final.
Selanjutnya, pada Kejuaraan Dunia Junior 2015 Apriyani Rahayu berpasangan dengan Fachriza Abimanyu di nomor ganda campuran.
Keduanya hanya meraih medali perunggu setelah dikalahkan pasangan Tiongkok He Jiting dan Du Yue pada babak semifinal.
Sementara itu, pada Kejuaraan Asia Junior 2015, Apriyani Rahayu meraih medali perunggu di nomor ganda campuran dengan pasangan yang sama yaitu Fachriza Abimanyu.
Apriyani Rahayu dan Fachriza Abimanyu dikalahkan oleh pasangan Tiongkok lainnya Zheng Siwei dan Chen Qingchen pada babak semifinal.
Kemudian tahun 2016, berpasangan dengan Rinov Rivaldi, Apriyani Rahayu kembali meraih medali perunggu.
Ganda campuran asal Korea Selatan Kim Won Ho dan Lee Yu Rim berhasil mengalahkan pasangan tersebut pada babak semifinal.
Di samping itu, awal tahun 2017, Apriyani Rahayu mulai berlatih di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta.
Sejak itu pula Apriyani Rahayu mulai bermain di level senior dan berpasangan dengan Greysia Polii menggantikan Nitya Krishinda Maheswari yang cedera.
Penampilan perdana Apriyani Rahayu dan Gresyia Polii dilakukan dalam Kejuaraan Beregu Sudirman Cup 2017.
Ia kemudian meraih gelar pertamanya di kelas BWF Grand Prix Gold pada Turnamen Thailand Terbuka 2017.
Seterusnya, disusul gelar BWF Super Series pertamanya di Prancis Terbuka Super Series 2017.(*)