WIKEN.ID – Apakah kamu punya kebiasaan mencukur Rambut di area organ kewanitaan?
mencukur rambut di area organ kewanitaanadalah perilaku yang cukup umum di kalangan orang dewasa.
Bahkan, menurut sebuah penelitian pada tahun 2015, sebanyak 95 persen peserta telah mencukur rambut kemaluan setidaknya sekali dalam empat minggu. Menurut penelitian yang sama, 60 persen pria dan 24 persen wanita cenderung lebih memilih pasangan bebas rambut kemaluan.
Bahkan di kalangan wanita ada perawatan yang dilakukan berupa Bikini Waxing.
Perawatan ini untuk mendapatkan tampilan kulit yang lebih bersih dan mulus.
Bikini waxing biasa dilakukan sendiri di rumah atau pergi ke salon kecantikan yang menyediakan jasa waxing.
Sayangnya, kebiasaan ini menimbulkan risiko kesehatan yang super serius.
Menurut penulis dan ahli kesehatan perempuan Andrea DeMaria kepada Yahoo Health, kebiasaan ini menimbulkan ancaman kesehatan yang cukup serius.
"Perempuan menganggap enteng risiko dari mencukur sendiri bulu kemaluan) karena mereka sudah biasa mencukur bulu-bulu lain di tubuh mereka dan merasa aman-aman saja," kata Andrea.
Permasalahannya, kulit kemaluan sangat sensitif, jauh berbeda dibandingkan dengan kulit di kaki.
Dengan mencukur sembarangan, kulit bisa menderita trauma mikro (cidera kecil yang belum tentu terlihat dengan mata).
Kemungkinan, ini pula yang menyebabkan 60% cewek mengaku mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan dengan kegiatan mencukur rambut vagina sendiri.
Baca Juga: Di rumah Selama PPKM, Hindari kesalahan Perawatan Rambut yang Selama Ini Justru Merusak
Umumnya, mereka merasakan adanya abrasi yang diikuti dengan rambut yang tumbuh kasar.
Terlebih, kulit di bawah garis perut juga dilapisi dengan kelenjar keringat, sehingga membuatnya lembab dan sedikit lebih gelap. Dengan kata lain, area ini adalah tempat paling potensial untuk pertumbuhan bakteri.
Bila kulit terluka karena proses cukur yang ceroboh, bakteri dan virus pun jadi lebih mudah masuk tubuh. Akibatnya, "Anda lebih rentan terkena infeksi," ujar DeMaria.
Infeksi yang dimaksud bisa saja penyakit menular seksual seperti herpes dan HPV," kata Emily Gibson, MD, penulis editorial online "The War on Pubic Hair Must End."
Mencukur habis bulu vagina juga meningkatkan risiko Anda terkena molluscum contagiosum, sejenis virus yang menular saat berhubungan intim.
Maka, selain merusak kulit, mencukur bulu kemaluan juga berarti Anda menghilangkan "pagar" penghalang alami berbagai infeksi.
Tuh, hati-hati dan selalu menjaga higienitas, ya, kalau mau mencukur rambut area miss V.
Cara mencukur rambut kemaluan Ada beberapa metode sederhana yang dapat dicoba untuk mencukur rambut kemaluan di rumah.
Namun, kita perlu berhati-hati dengan metode apa pun yang dipilih untuk membantu mencegah cedera.
Beberapa cara untuk menghilangkan rambut di rumah antara lain seperti ini.
1. Mencukur dengan alat Cara ini dapat menghilangkan rambut kemaluan dalam sekejap, tetapi dapat menyebabkan lecet, gatal, atau ruam.
2.Waxing. Cara menghilangkan rambut kemaluan dengan waxing sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan pendarahan, serta iritasi.
3. Menggunakan bahan kimia Krim depilatory dapat menghilangkan rambut kemaluan, tetapi kulit sensitif dapat terbakar atau bereaksi buruk terhadap bahan kimia.
4. Pemangkasan Kita dapat menggunakan gunting atau alat cukur listrik untuk memangkas dan merawat rambut kemaluan.Baca Juga: Kembaran dengan Nagita Slavina, Ayu Ting Ting Meradang Terus Dihujat dan Dibanding-bandingkan: Semua Orang Juga Punya
Orang-orang mencukur rambut kemaluan tentu memiliki alasan yang berbeda.Ada beberapa alasan mengapa orang mencukur rambut. Peningkatan kepuasan Sebuah penelitian pada tahun 2019 menunjukkan korelasi antara praktik mencukur rambut kemaluan dan kepuasan hubungan.
Ditemukan juga, wanita yang melaporkan mencukur rambut kemaluan telah meningkatkan perasaan feminitas.
Persiapan untuk aktivitas seksual Mencukur rambut kemaluan mungkin sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan seks oral.
Tekanan sebaya atau sosial Beberapa orang mungkin mengikuti perawatan yang dilakukan di kalangan masyarakat.
Tapi sekali lagi, ini harus menjadi pilihan pribadi. (*)