WIKEN.ID- Beberapa waktu yang lalu, Kabupaten Demak menjadi sorotan lantaran penduduknya menduduki peringkat teratas di Jawa Tengah dalam isolasi mandiri akibat paparan Covid-19.
Sebaran Covid-19 di 14 kecamatan mengalami peningkatan cukup signifikan setelah Idul Fitri 2021. Warga yang terpapar Covid-19 sebanyak 532 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 410 orang melakukan isolasi mandiri dan 122 pasien dirawat di rumah sakit.
Para petinggi di "Kota Wali" ini bahkan menyatakan Demak masuk kategori zona merah.
Akibatnya, berbagai sektor terkena imbas dari kebijakan yang dikeluarkan.
Sejumlah jalan protokol semenjak sore hingga pagi hari ditutup untuk membatasi mobilisasi dan kerumunan warga yang masuk Kota Demak. Semua objek wisata termasuk wisata religi Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga ditutup dan sejumlah desa maupun kelurahan yang masuk zona merah diberlakukan lockdown mikro.
Baca Juga: Awas! Biasa Jadi Penghias Rumah, Bunga Kamboja Ini Ternyata Miliki Getah Berbahaya, Sebabkan Mual Hingga MematikanTak hanya di Demak, kini, di Tegal ada desa yang melakukan lockdown karena ada warganya yang terpapar.
Satu pedukuhan di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang berstatus zona merah harus melakukan lockdown.
Dikutip dari Kompas.com, Kebijakan itu diambil pemerintah desa setelah puluhan warga terpapar Covid-19. "Dari laporan bermula seorang warga yang bekerja pengantar paket positif Covid-19, yang ternyata menularkan ke istrinya yang hamil," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal dr. Sarmanah yang dikutip dari Kompas.com.
Adanya lockdown, kata Sarmanah, disepakati Satgas Covid-19 di tingkat desa dan kecamatan setelah berkoordinasi dengan pihak puskesmas setempat.
"Tujuannya mengurangi aktivitas keluar masuk pedukuhan dan dalam rangka pemantauan yang isoman. Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19," terangnya.Sementara itu, Kepala Puskemas Jatinegara Ulinuha mengatakan, sedikitnya ada 29 warga yang positif Covid-19 dan tinggal saling berdekatan.
"Mereka tinggalnya berdekatan di satu pedukuhan, di RT 1 RW 1 Desa Gantungan," kata dia.
Menurut Ulinuha, kasus Covid-19 bermula saat seorang warga setempat berinisial M yang bekerja sebagai kurir paket memeriksakan diri ke Puskesmas Jatinegara dengan keluhan medis.Setelah empat hari, istri M yang sedang hamil juga datang ke puskesmas untuk memeriksakan kandungannya karena ada keluhan batuk.
Saat dites swab, hasilnya positif Covid-19. "Setelah istrinya positif Covid-19, otomatis suaminya yang sebelumnya periksa belum di-swab, kita swab juga.
Hasilnya ternyata juga Covid-19," terangnya.
Karena mengalami gejala dan kondisinya sedang mengandung, pada hari itu juga istri M dibawa ke rumah sakit untuk dirawat bersama suaminya.
Selanjutnya tracing dilakukan terhadap kontak erat suami istri tersebut yang berada satu rumah. Empat orang serumah diketahui positif Covid-19 setelah tes PCR.
Tracing dan tes swab kemudian kembali dilakukan terhadap orangtua M yang juga mengeluhkan gejala Covid-19 yang ternyata juga positif.
Hasil tracing mendapati orangtua M melakukan kontak erat dengan warga yang sama-sama bekerja di sebuah proyek jalan di Desa Gantungan.
Hasil swab terhadap 21 orang pekerja proyek, didapati dua orang positif Covid-19.
"Karena dua orang ini bersama orang tua M juga ke sana ke mari, kita lakukan tes swab terhadap warga di satu RT. Dari 112 orang diswab, yang positif 20 orang. Jadi total 29 orang," katanya.
Dia menambahkan, mayoritas warga yang positif mengalami gejala ringan sehingga menjalani isolasi mandiri atau tidak sampai dirawat di rumah sakit. (*)