Tega Jualan Antigen Bekas Hingga Raup Keuntungan Rp 30 Juta Perhari, Terbongkar Manajer Kimia Farma Lagi Bangun Rumah Mewah Bak Istana!
WIKEN.ID -Ditengah situasi pandemi covid-19 yang tak kunjung usai, ada saja oknum yang berbuat nakal.
Para oknum tersebut memanfaatkan situasi pandemi virus corona ini untuk mendapat keuntungan pribadi.
Seperti kasus penggunaan alat rapid test bekas yang terbongkar baru-baru ini.
Tindakan melanggar tersebut dilakukan oleh Kimia Farma di Bandara Kualanamu sejak Desember 2020.
Stik bekas pakai yang digunakan untuk rapid test (swab) antigen calon penumpang pesawat di Bandara Kualanamu dicuci menggunakan alkohol 75 persen di Kantor PT Kimia Farma di Jalan RA Kartini, Medan.
Kemudian, stik daur ulang dikirim ke Kimia Farma Bandara Kualanamu untuk digunakan kembali kepada calon penumpang pesawat.
Akibatnya, kini Manajer Kimia Farma PM dan empat pegawai Kimia Farma yakni SP, DP, BM, RN ditetapkan tersangka atas kasus layanan antigen bekas tersebut.
Dilansir dari TribunStyle.com, Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra menyatakan, Plt Business Manajer Laboratorium Kimia Farma Medan berinisial PM itu meraup keuntungan sebesar Rp 30 juta per hari.
"Tadi kan masih hitung ni, kita hitung dari Desember, perkiraan Rp 1,8 (M) sudah masuk yang bersangkutan," ujarnya.
Nominal tersebut terungkap penyidikan yang dilakukan Direskrimsus Polda Sumut.
Namun siapa sangka, dibalik itu semua ternyata Manajer Kimia Farma, Picandi Mosko alias PM tengah membangun rumah dua lantai lho.
Bangunan itu tepat di seberang jalan rumah lamanya di Griya Pasar Ikan Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Pembangunan rumah megah tersebut saat ini dalam tahap closing.
Baca Juga: Dulu Miliknya Sendiri, Kini Atta Halilintar Ngaku Ikhlas Relakan Hal Ini Untuk Aurel Hermansyah
Kayu-kayu penyangga coran bangunan rumah masih terlihat terpasang belum dilepas oleh para tukang.
Sementara di bagian dalam sebagian relief rumah telah terpasang, termasuk pagar besi di depan rumah telah dipasang dan sudah selesai dilakukan pengecatan.
Berdasarkan informasi warga sekitar pembangunan rumah mewah Picandi tersebut dimulainya sejak setahun terakhir.
Dan saat ini pembangunannya dihentikan sementara semenjak Picandi tersandung kasus alat antigen bekas.
"Kami tukang Purwakarta tugasnya cuma membuat relief saja, sementara yang lainnya kami tidak tahu," kata Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik Picandi, Jumat (30/4/2021).
Ia menuturkan mereka terakhir bekerja Kamis (29/4/2021) lalu secara tiba-tiba ibu Picandi datang menemui mereka dan meminta untuk berhenti bekerja sementara waktu.
"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu Picandi).
Alasannya ada musibah, sekarang kami mau mengambil alat yang masih tinggal," ungkapnya.
Sementara terakhir mereka bertemu dengan Picandi dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya.
Baca Juga: Mantunya Ngebet Pengen Punya Anak, Anang Hermansyah Berikan Komentar Untuk Atta Halilintar
Selama bekerja dengan Picandi tidak ada masalah, termasuk pembayaran gaji selalu lancar.
"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya.
Untuk gaji tidak pernah ada masalah karena sistem transfer," ungkapnya.
Ketua RT 07 Perumahan Griya Pasar Ikan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.
"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas.
Sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.
Ia menuturkan Picandi Masko tinggal di Griya Pasar Ikan sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan RT 07 Picandi memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma