Diterpa Badai Siklon Seroja, Sejumlah Daerah di NTT Diterjang Banjir Bandang dan Tanah Longsor, Warga Bahu-membahu Mencari Korban dengan Peralatan Seadanya

Selasa, 06 April 2021 | 08:00
Tribun Manado

Banjir bandang NTT

Diterpa Badai Siklon Seroja, Sejumlah Daerah di NTT Diterjang Banjir Bandang dan Tanah Longsor, Warga Bahu-membahu Mencari Korban dengan Peralatan Seadanya

WIKEN.ID -Indonesia kembali dilanda sejumlah bencana alam.

Setelah dilanda banjir di sejumlah daerah di awal tahun 2021.

Kali ini airmata kembali tumpah di bumi pertiwi.

Puluhan warga merenggang nyawa karena diterjang banjir bandang dan tanah longsor.

Baca Juga: Alih-alih Bisa Terbebas dari Corona, Gadis Indigo Ini Ungkap Firasat Bencana Alam Akan Hampiri Indonesia: Bulan Agustus 2020

Peristiwa itu telah meluluhlantakan suasana hati masyarakat di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Flores Timur dan Kabupaten Lembata.

Bencana alam akibat Siklon Seroja itu datang melanda ketika masyarakat sama sekali tidak siap menghadapi peristiwa tersebut.

Hingga saat ini jumlah pasti korban jiwa belum diketahui secara jelas.

Baca Juga: Bencana Alam Kembali Menimpa Wilayah Indonesia, BMKG Minta Warga Agar Lakukan Hal Ini

Puluhan Warga Meninggal Dunia

Namun dari waktu ke waktu, penemuan korban jiwa selalu ada di lokasi kejadian.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, hingga saat ini telah terdata 67 warga di Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng dan Waiwerang di Kecamatan Adonara Timur.

Sedangkan di tiga kecamatan di Kabupaten Lembata, yakni Ile Ape, Ile Ape Timur dan Kecamatan Omesuri, jumlah korban jiwa juga terus bertambah.

Olehnya, dalam peristiwa bencana alam di dua kabupaten tersebut, terdata sebanyak 77 warga telah merenggang nyawa.

Baca Juga: Bahayakan Nyawa Sendiri Demi Selamatkan Kuda yang Terjebak Banjir, Pria Baik Hati Ini Jadi Pahlawan di Tengah Bencana

"Berdasarkan laporan dari Kades Nelelamadike Pius Pedang Melai, puluhan warga meninggal dunia karena tertimbun tanah longsor."

Gunakan Peralatan Sederhana dalam Mencari Korban

Sampai saat ini, ada juga warga yang belum ditemukan dan diduga tertimbun tanah longsor.

Ini terjadi karena hingga kini belum ada alat berat yang dikerahkan untuk membantu pencarian korban.

"Sampai saat ini pencarian terus dilakukan dengan menggunakan peralatan seadanya. Semua ini karena tidak ada alat berat di dua lokasi itu," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Baca Juga: DKI Jakarta Dikepung Banjir, Selebgram Anya Geraldine Curhat Tak Bisa Pulang dan Ngungsi di Hotel: Ngungsi Seada-adanya, Sebal!

Sementara itu, dilansir dari Tribunnews, berdasar data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, 44 warga dilaporkan tewas dan tujuh lainnya dinyatakan hilang.

Banjir juga menerjang sejumlah titik di wilayah NTT setelah diguyur cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu (3/4/2021) hingga Minggu.

Salah satunya di Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai. Menurut kepala desa setempat, tebalnya material banjir membuat pencarian korban sulit dilakukan.

"Kami hanya bisa mencari korban yang belum ditemukan di sekitar lokasi kejadian yang kemungkinan terapung, tetapi tidak bisa melakukan penggalian secara manual karena area dipenuhi lumpur," kata Kepala Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai, saat dihubungi Antara dari Kupang, Minggu.

Baca Juga: Terperangkap Tali, Hiu Paus ini Mencari Bantuan Dekati Kapal Nelayan

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, untuk sementara jumlah korban tewas akibat bencana banjir, berjumlah lima orang.

Namun, data tersebut masih bisa berubah mengingat tim masih melakukan pendataan di lapangan.

"Korban yang meninggal dan yang luka masih didata oleh BPBD Kabupaten Flores Timur," ungkap Marius Jelamu kepada Kompas.com, Minggu siang.

Marius menyebutkan, dua desa yang terdampak banjir bandang, yakni Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.

Baca Juga: Ramal Bakal Terjadi Gunung Meletus Hingga Fonomena Bak Lumpur Lapindo, Mbak You Sebut Ada Berbagai Bencana Alam di Tahun 2021: Tak Bisa Dihentikan!

Sementara itu, Bupati Flores Timur Anton Hadjon telah memerintahkan jajarannya untuk segera membangun tenda penampungan korban.

Tenda penampungan itu dimaksudkan untuk mengakomodir para pengungsi pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut.

Siklon Seroja

Siklon Seroja yang melanda NTT, tidak hanya menimbulkan kerugian material di dua kabupaten itu, yakni Adonara di Flores Timur dan di Kabupaten Lembata.

Kota Kupang pun diterjang badai tersebut.

Akibatnya, pepohonan tumbang, atap-atap rumah warga pun beterbangan.

Baca Juga: Bukan Maksud Mendahului Takdir, Unggahan Wirang Birawa di Sosial Media Seolah Buktikan Firasat Buruknya Soal 'Tanah Goyang'

Sementara di beberapa tempat, rumah warga terendam banjir.

Situasi itu terjadi pada puncak badai pada Senin 5 April 2021 dini hari.

Lantaran curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, sehingga air meluap ke rumah-rumah penduduk dan badan-badan jalan.

Bahkan ruas-ruas jalan dalam kota seakan berubah menjadi sungai dengan aliran air yang amat deras.

Banjir yang deras itu membuat sejumlah pengendara lalu lintas jatuh.(*)

Baca Juga: Terawangannya Sering Jadi Nyata, Wirang Birawa Ungkap Firasat Buruknya, Akan Ada Bencana Alam Dahsyat Menimpa Indonesia: Tanah Bergoyang, Jembatan Putus

Tag

Editor : Agnes

Sumber tribunnews, Kompas.com