Digandrungi Kaum Hawa, Sule Bongkar Sisi Lain Hidup Ariel Noah: Ganteng-ganteng Suka Nyiksa Anak Orang
WIKEN.ID -Pesona Ariel NOAH sudah tidak perlu diragukan lagi.
Sebagai penyanyi dan musisi legendaris Tanah Air, Ariel NOAH memiliki banyak penggemar.
Tak hanya kemampuan bernyanyi dan menciptakan musiknya yang mumpuni, Ariel NOAH juga dianugerahi wajah yang rupawan.
Memiliki karisma yang memesona diatas panggung, banyak kaum hawa yang menjadikannya sebagai idola bahkan laki-laki idaman.
Sebut saja Luna Maya, Sophia Latjuba, hingga Pevita Pearce sanggup dibuat tergila-gila padanya.
Namun Ariel belakangan ini lebih memilih untuk menyendiri dan menikmati status jomblonya.
Baru-baru ini Ariel Noah mengisahkan dirinya pernah dikeroyok lima orang hingga babak belur.
Pengeroyokan dialami Ariel bukan baru-baru ini, namun ketika masih kecil.
Baca Juga: Mama Amy dan Mama Rieta Terciduk Tengah Tertawakan Sosok Ini, Waduh Siapa Ya?
Masa itu adalah ketika ia dan keluarga baru pindah ke Bandung, Jawa Barat.
Diceritakan mantan kekasih Luna Maya itu, ia dan keluarga pindah ke Bandung, Jawa Barat saat usianya tujuh tahun.
"Saat itu saya masih kelas 1 SD, catur wulan kedua," kata Ariel di Kanal YouTube di SULE Channel, yang tayang Senin (22/2/2021).
Ariel sangat fasih bahasa Sunda, tapi ia sebenarnya berasal dari Sumatera.
"Mama saya Padang, kalau papa (suku) Padang dan Batak. Jadi darah saya kuat Padang," ungkapnya.
Namun begitu ia melewati masa kecil yang menurutnya sangat menarik di Aceh.
Saat masih kecil, pria yang bernama lengkap Nazril Irham itu mengatakan dirinya termasuk kategori anak nakal.
Bahkan saat TK catatan guru di raport masih diingatnya dengan jelas.
"Masih ada raport TK, ada tulisan dari guru untuk orang tua, anak ibu suka menyiksa anak lainnya," kata Ariel tertawa.
Sule yang menjadi host tertawa terbahak lalu mengejek Ariel.
"Ganteng-ganteng suka nyiksa anak orang," kata sule.
Ariel mengatakan dirinya saat itu suka memukul temannya.
Ini tidak terlepas dari kesukaannya nonton film kartun, yang kemudian diaplikasikan dalam permainannya masa kecil.
"Mungkin kebanyakan nonton film kartun, nah itu yang bikin," ungkapnya.
Saat itu ia suka melawan temannya satu lawan satu, dan itu dianggap hal biasa saat itu.
Ketika pindah ke Bandung, ia mengatakan ada yang berbeda.
Pernah ia mengajak seorang temannya berantam, yang saat itu dianggap jagoan di sekolahnya saat SD.
Dia menyangka akan sama dengan saat di Aceh, ternyata tidak.
"Ternyata saat tiba di lokasi untuk berantam, bukannya satu lawan satu. Mereka lima orang. Saya digulung," ungkap Arie.
Sejak itu ia mengatakan sudah jarang berantam, karena ia anggap tidak asyik lagi, karena main keroyokan. (*)