Sempat dijanjikan biaya pendidikan, barang-barang Putra malah diangkut keluar pesantren karena tak dibayarkan
WIKEN.ID-Dulu sehangat ibu dan anak, Ashanty kini malah berseteru dengan anak angkatnya Putra.
Putra secara gamblang mengakui dirinya hanya dimanfaatkan Ashanty sebagai konten.
Putra yang awalnya bocah penjual cilok ini bahkan curhat whatsappnya telah diblokir pihak Ashanty.
Tak hanya itu, barang-barang miliknya di pesantren pun ikut diangkut.
Dilansir TribunnewsBogor.com, Putra mengaku selama 5 bulan tinggal di pesantren, ia sudah dijadikan konten 3 kali ole Ashanty.
"Sudah di pesantren hampir 5 bulan," ungkap Putra, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Star Story, Minggu (7/2/2021).
"Selama di pesantren bikin berapa konten?" tanya LBH Keadilan Abdul Hamim Jauzie.
"3 kali," jawab Putra.
Setelah itu, Putra mengatahui kalau dirinya cuma dijadikan konten setelah liburan dari Bali.
"Pas Putra pulang dari Bali, Putra banyak yang bilang kalau Putra itu cuma dijadikan konten doang," ujar Putra.
"Kan Putra pernah bilang ke Pak Tony (manajeman Ashanty), apa benar Putra cuma dijadikan konten?" tanya Putra.
"Terus kalau Putra cuma dijadikan konten, masih mending Putra keluar, sekalian melanjutkan sekolah yang serius," tambahnya.
Kemudian, tiba-tiba Putra mengaku bahwa dirinya tak lagi dibiayai sekolah oleh Ashanty.
Putra mengetahui hal tersebut ketika tiba-tiba barang-barangnya di pesantren diangkut semua.
Rupanya, disebutkan Abdul Hamim Jauzie, ternyata biaya sekolah Putra ini dialihkan untuk anak lain, bukan Putra.
"Katanya (dana) itu akan dialihkan. Ini kata pak Tony, tim manajemen dari Ashanty," ungkap Abdul Hamim Jauzie lagi.
Akibatnya kini Putra tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut.
"Kami hanya mempertanyakan saja. Uang pangkal yang sudah dibayarkan pihak Ashanty ke pesantren katanya diperuntukan untuk anak yang lain," kata Abdul Hamim Jauzie, dilansir TribunnewsBogor.com dari Beepdo.
Bila memang mau melanjutkan di pesantren tersebut, Putra harus membayar uang daftar lagi, yang total nilainya puluhan juta rupiah.
"Ini artinya Putra tidak bisa melanjutkan tanpa biaya sendiri yah, jadi kalau mau melanjutkan maka dianggap sebagai santri baru yang harus membayar uang pangkal sekitar Rp 10 juta," katanya.
Abdul Hamim Jauzie berpendapat bahwa Ashanty tak serius menanggung biaya sekolah Putra.
"Kesimpulan kami berpendapat bahwa Ashanty tidak sungguh-sungguh mesantrenin Putra, " katanya lagi.
Lalu, diakui Putra, terakhir kali ia komunikasi dengan Ashanty pun cuma setelah liburan dari Bali.
Bahkan, kini disebutkan Putra, ia diblokir oleh manajemennya Ashanty.
"Akses komunikasi diblok sama Pak Tony. Baru sih.
Saat itu, Putra nanayain handphone kapan dikirim, jawabannya nanti dikirim. Terus marah cuma karena minta nomer teleponnya Aulia. Marah, langsung diblok," ujarnya.
Mendengar semua pengakuan Putra, pihak LBH Keadilan pun menyebut Putra hanya dimanfaatkan Ashanty untuk kepentingan pencitraan sebagai selebriti.
"Secara sederhana, kami menduga Putra ini dieksploitasi (Ashanty) hanya menjadi konten YouTube, diambil keuntungan semata," kata Abdul Hamim Jauzie.
Maka dari itu, dari pihak LBH Keadilan meminta Ashanty untuk memberikan klarifikasi dan jawaban atas tudingan ini.
"Kami tentu bisa membiayai Putra di sana tapi tolong pihak Ashanty memberi jawaban,
tidak masalah diberhentikan tapi harus ada jawaban yang jelas dari Ashanty penyebabnya apa, alasannya apa, salah Putra apa,
dan itu harus disampaikan tidak hanya menyampaikan ini kebijakan kami kemudian lalu selesai," kata Abdul Hamim Jauzie.(*)