Gara-gara Kudeta, Militer Myanmar Kini Blokir Platform Media Sosial Seperti: Facebook, Instagram Hingga WhatsApp

Jumat, 05 Februari 2021 | 19:20
iStock Editorial

Ilustrasi Media Sosial

Gara-gara Kudeta, Militer Myanmar Kini Blokir Platform Media Sosial Seperti: Facebook, Instagram Hingga WhatsApp

WIKEN.ID -Negara tetangga kita, Myanmar kini tengah mengalami kudeta militer.

Kudeta Militer di Myanmar didasari protes pihak militer tentang tuduhan kecurangan pemilu yang tak digubris pemerintah.

Akibatnya, pihak militer Myanmar menggaungkan keadaan darurat satu tahun yang diumumkan melalui siaran TV militer Myanmar.

Semua otoritas pemerintahan di Myanmar diberikan pada komandan tertinggi militer.

Baca Juga: Ikhlas Dituduh Sebagai Orang Ketiga dalam Hubungan Ahok dan Veronica Tan, Puput Nasititi Devi Curhat di Instagram: Senyumin Aja!

Keadaan darurat satu tahun telah diumumkan pada pernyataan di TV militer Myanmar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kudeta tersebut terjadi karena kemenangan telak Aung San Suu Kyi dalam pemilihan umum.

Buntut dari kudeta militer tersebut, kini Pemerintahan Militer Myanmar telah memblokir Facebook dan platform media sosial lainnya, Kamis (4/2/2021).

Melansir dari TribunStyle.com, hal tersebut dilakukan setelah beberapa hari menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.

Platform media sosial tersebut merupakan sumber komunikasi krusial bagi rakyat Myanmar.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit, Adik Kandung Lina Jubaedah Bongkar Perbedaan Perlakuan Teddy dan Sule ke Keluarganya: Teddy Blokir Smua Nomor Keluarga!

Hal itu dilakukan untuk membungkam kritik setelah menangkap para pemimpin yang terpilih secara demokratis dan melakukan kudeta.

Salah satu alat komunikasi yang sangat populer di myanmar adalah, Facebook.

Tak jarang, Facebook digunakan untuk mengoordinasi kampanye pembangkangan sipil.

Kementerian komunikasi dan informasi mengatakan, Facebook yang digunakan oleh setengah dari 53 juta orang Myanmar, akan diblokir hingga Minggu, (7/2/2021).

"Saat ini orang-orang yang merusak stabilitas negara menyebarkan berita palsu dan misinformasi.

Baca Juga: Batal Nikah Padahal Persiapan Sudah 100 Persen, Ayu Ting Ting Akhirnya Bongkar Pekerjaan Adit Jayusman, Sebut Cuman Karyawan Biasa

Serta menyebabkan kesalah pahaman orang-orang yang menggunakan Facebook," jelas kementerian tersebut dikutip dari laman The Guradian, Kamis (4/2/2021).

Facebook mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui gangguan tersebut, sementara NetBlocks, yang memantau pemadaman internet di seluruh dunia.

NetBlocks mengatakan penyedia layanan di Myanmar juga memblokir atau membatasi akses ke Instagram dan WhatsApp, yang juga dimiliki oleh Facebook.

"Produk Facebook sekarang dibatasi pada sejumlah penyedia internet di #Myanmar karena operator tunduk dengan perintah pemblokiran," tulis Netblocks di Twitter.

Baca Juga: Gaya Pacaran Aurel Hermansyah Dinilai Bucin Setengah Mati, Aaliyah Massaid Langsung Semprot Kekasih Atta Halilintar: Aku Tahu, Enek Kan?

Meskipun begitu, upaya untuk memblokir media sosial tidak merata, dan beberapa masih dapat mengakses situs tersebut.

Warga menggunakan VPN untuk mengakses platform yang telah diblokir.

Terlepas dari upaya tentara untuk melarang aktivisme, protes terus bermunculan.

Pada hari Kamis, protes jalanan pertama terhadap kudeta militer terjadi di kota Mandalay, di mana sekelompok kecil meneriakkan:

Baca Juga: Gagal Lamar Hingga Nikahi Duda Kaya, Terkuak Segini Kerugian Ayu Ting Ting Dibeberkan WO: Nominalnya..

"Pemimpin kami yang ditangkap, bebaskan sekarang, bebaskan sekarang," ucap kelompok itu dengan cepat dikejar oleh polisi anti huru hara, dikutip dari laman Myanmar Now.

Aung San Suu Kyi, yang ditahan dalam penggerebekan pada Senin pagi, didakwa pada Rabu dengan kepemilikan walkie-talkie yang diimpor secara ilegal.

Karena hal tersebur dirinya dapat dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Sampai saat ini dirinya belum terlihat secara publik sejak penangkapannya.

Baca Juga: Tanggal Lamaran Akhirnya Terungkap, Ayu Ting Ting Telan Pil Pahit dan Nekat Batalkan Pernikahan yang Tinggal Sebentar Lagi

Sementara pada Rabu malam, menurut para diplomat, negosiasi terus berlanjut antara 15 anggota dewan, terutama dengan China dan Rusia.

Tentara Myanmar mengklaim kudeta itu sejalan dengan konstitusi negara.

Panglima militer, Min Aung Hlaing, sekarang menjadi kepala kabinet baru, pada Selasa membela tindakan militer. (*)

Editor : Amel

Baca Lainnya