Baru Tayang, Serial Televisi Anak Ini Tuai Kritikan karena Tampilkan Tokoh Pria dengan Alat Vitalnya

Kamis, 07 Januari 2021 | 11:30
guardian

Serial televisi anak di Denmark yang jadi pro kontra

Baru tayang, serial televisi anak ini tuai kritikan lantaran tampilkan tokoh pria dengan alat kelamin super panjang

WIKEN.ID-Serial TV anak yang ditayangkan di Denmark tiba-tiba menjadi kontroversi.

Hal ini lantaran acara televisi tersebut menampilkan animasi pria yang memiliki alat kelamin super panjang.

Dilansir dari Guardian melalui tribunnews.com, serial televisi itu berjudul John Dillermand.

John Dillermand memang baru tayang dan tayang perdana di stasiun televisi DR pada Sabtu (2/1/2021) lalu.

Serial televisi tersebut menceritakan tentang pria yang bernama John Dillermand yang memiliki alat kelamin sangat panjang.

Diceritakan bahwa alat kelamin itu bisa melakukan berbagai aktivitas.

Dari mulai operasi penyelamatan, membuat mural, mengibarkan bendera hingga mengambil es krim.

Singkatnya, organ intimnya itu ia gunakan untuk mengatasi berbagai kesulitan dan tantangan, hingga memecahkan rekor.

Namun, target penontnnya sendiri adalah anak-anak usia 4-8 tahun dan inilah yang menjadi pro kontra di Denmark.

Pihak Kontra

Banyak yang mempersoalkan tentang apa yang seharusnya dan apa yang tidak boleh dimuat dalam acara televisi untuk anak-anak.

Pihak yang kontra mengutuk gagasan karakter John Dillermand yang tidak bisa mengendalikan alat kelaminnya.

"Apakah ini benar-benar pesan yang ingin kita sampaikan kepada anak-anak, saat kita berada di tengah gelombang #MeToo yang besar?" kata penulis Denmark, Anne Lise Marstrand-Jørgensen.

Diketahui, #Metoo adalah sebuah gerakan untuk melawan pelecehan seksual dan kekerasan seksual.

Kemudian serial John Dillermand rilis, hanya beberapa bulan setelah presenter TV bernama Sofie Linde memulai gerakan #MeToo di Denmark.

Christian Groes, seorang profesor dan peneliti gender di Roskildes University, menganggap bahwa program yang menampilkan kekuatan alat kelamin laki-laki hanya dapat menghambat kesetaraan.

"Ini mengabadikan gagasan standar masyarakat patriarki dan menormalkan 'locker room culture'..yang telah digunakan untuk memaafkan banyak perilaku buruk dari laki-laki," ujarnya.

"Ini dimaksudkan sebagai lelucon, jadi itu dianggap tidak berbahaya. Tapi ternyata tidak. Dan kita mengajarkan ini kepada anak-anak kita," tambahnya.

Pihak Pro

Di sisi lain, Erla Heinesen Højsted, seorang psikolog klinis keluarga dan anak-anak, menganggap bahwa penentang acara itu terlalu berpikiran jauh.

"John Dillermand berbicara kepada anak-anak dan berbagi cara berpikir mereka - dan anak-anak menganggap alat kelamin itu lucu," katanya.

Højsted menerangkan, serial tersebut menggambarkan seorang pria yang impulsif dan tidak selalu memegang kendali.

Dillermand juga dianggap sebagai sosok yang kerap membuat kesalahan, seperti halnya anak-anak.

Namun yang terpenting, menurut Højsted, Dillermand selalu memperbaikinya.

Højsted menganggap, Dillermand bertanggung jawab atas tindakannya.

"Ketika seorang wanita di acara itu mengatakan kepadanya bahwa dia harus memasukkan alat kelaminnya di celananya, misalnya, dia mendengarkan. Itu bagus. Dia bertanggung jawab," jelas Højsted.

Meskipun begitu, Højsted mengakui, serial John Dillermand tayang pada waktu yang tidak tepat.

Selain itu, acara tentang tubuh mungkin dianggap menggambarkan "perbedaan dan keragaman".

"Tapi ini bukan acara tentang seks. Anggap saja itu adalah proyek yang berasal dari ide orang dewasa," katanya.(*)

Editor : Agnes

Baca Lainnya