6 Tahun Tak Terbongkar, Marshanda Ungkap Fakta Sebenarnya Saat Dirinya Dituduh Gila dan di Jemput Paksa Petugas Rumah Sakit Jiwa: Hargai Manusia!
WIKEN.ID -Siapa yang tak kenal dengan artis cantik Marshanda?
Kiprahnya di dunia hiburan Tanah Air sudah tak diragukan lagi.
Terbukti sudah banyak sekali judul sinetron yang Marshanda bintangi.
Namun Marshanda baru-baru ini ceritakan momen terpuruk dalam hidupnya.
Yakni, momen saat penjemputan paksa dirinya oleh tiga karyawan rumah sakit jiwa.
Peristiwa penjemputan paksa ini terjadi di apartemennya, Puri Casablanca pada 26 Juli 2014.
Sekitar 6 tahun berlalu, Marshanda kini mulai berani buka suara terkait kisah sebenarnya.
Melansir dari TribunJakarta.com, hal tu Marshanda ungkapkan saat jadi bintang tamu dalam acara Nyonya Boss pada Senin (2/11/2020).
Awalnya, Nia Ramadhani sebagai host menanyakan tetang kejadian itu.
"Gue sampai nanya ke teman gue tentang video lo yang marah dan macam-macamnya, menurut gue secara logika kita sering banget lihat ada yang nangis dan sebagainya. Tetapi Marshanda juga begitu tetapi lebih cepat aja cuma dibuat image Marshanda gila," ujar Nia Ramadhani.
"Mereka baru menemukan enaknya melakukan itu, ternyata bisa merasakan perasaan bebas. Nah 2009 itu yang gue rasakan," aku Marshanda.
Nia menilai, video yang mengekspresikan perasaan itu merupakan hal lumrah, namun yang membuat persepsi Marshanda gila itu karena pernyataan orang tua pameran Lala di Sinetron Bidadari.
"Orangtua lo sendiri yang menyebutkan seperti itu. Bagaimana perasaannya?" tanya Nia.
"Jadi itu terjadi ketika proses perceraian. Prosesnya itu gue masukkin gugatan cerai, terus tiga bulan kemudian gue melepas hijab, proses perceraian berlanjut dan banyak masalahnya dalam waktu satu tahun."
"Di 2009 gue didiagnosa alami bipolar disorder, selama berjalan waktu gue mau tetap sehat dan stabil dengan cara yang sehat," jelas Marshanda.
Mantan istri Ben Kasyafani mengakui, bipolar disorder tak menganggunya namun ia merasakan banyak orang sekitarnya yang tak kuat dengan banyaknya energi yang dimiliki.
"Jadi intensitas emotion gue itu lebih banyak terus lingkungan keluarga yang kebanyakkan akademisi, bussiness man yang bukan main emosi seperti kita pekerja seni."
"Mereka melihatnya 'kok ini anak bisa mengeluarkan emosi yang dia punya', terus mereka gak berani ketika melihat gue begitu," terang Marshanda.
Baca Juga: Katanya Tak Begitu Mirip Gading, Gisel Ngaku Tularkan Sifat Buruk Ini pada Gempi: Mama Belum Tobat!
Waktu itu, keluarga mengira Marshanda sedang mengalami gangguan kejiwaan dan tidak bisa mengontrol diri sendiri.
"Jadi ada banyak anggapan ketika keluarga memutuskan gerebek dan bawa paksa ke rumah sakit."
"Yang disebutkan keluarga 'apakah kita mau menolongnya? karena dia gak punya self control', sementara mereka tahu ketika 2009 - 2014 saat gue stop minum obat lalu gak sanggup, gue selalu menolong diri sendiri, pergi ke psikiater," beber Marshanda.
Dari hal itu, Marshanda belajar berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain.
"Gue dari kecil gak pernah set boundaries, gue mengizinkan orang-orang untuk take what they want from me, tanpa mengajarkan ada pintu satu untuk memasukinya dan ada caranya untuk menghargainya seperti manusia."
"Gue harus berhenti memprioritaskan kebutuhan orang lain diatas prioritas gue," aku Marshanda.
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Marshanda lantas mendapatkan saran dari temannya untuk memaafkan saja keluarganya.
"Gue ampe bengong dan sadar kalau gue memaafkan mereka supaya gue lepas dari belenggu yang buat gue meredup," ujar Marshanda. (*)