Terungkap Fakta Mengejutkan, 75 Persen Kematian Akibat Covid-19 Ternyata Terjadi Pasien yang Mengidap Penyakit Ini

Jumat, 11 September 2020 | 12:30
Pizabay

Ilustrasi Covid-19

Terungkap Fakta Mengejutkan, 75 Persen Kematian Akibat Covid-19 Ternyata Terjadi Pasien yang Mengidap Penyakit Ini

WIKEN.ID- Terungkap fakta mengejutkan, jika 75 persen kematian akibat Covid-19 terjadi pada pasien dengan penyakit ini.

Dunia memang sedang diresahkan oleh kemunculan pandemi virus corona yang menyerang seluruh belahan bumi.

Hampir 1 tahun seluruh penghuni dunia ditakutkan oleh penyakit ini.

Baca Juga: Usai Protes Nella Kharisma Susah Dihubungi, Inul Daratista Bongkar Karier Sang Biduan: Dia Bisa Eksis Kayak Gini Gara-gara Saya, Sampai Mohon-mohon!

Penyebarannya yang cepat dan tingkat kematian gara-gara virus ini juga membuat banyak orang was-was.

Namun belum banyak yang tahu jika sebanyak 75 persen kasus kematian ternyata terjadi pada pasien yang mengidap penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi otak ini.

Demensia adalah penyakit yang berhubungan dengan fungsi otak.

Demensia ditandai dengan penurunan kemampuan otak dalam mengingat dan memahami sesuai.

Biasanya, sindrom ini menyerang orang lansia di atas 65 tahun.

Tapi jangan salah, di zaman yang semakin canggih ini, sindrom demensia justru bisa menyerang kaum millenials loh!

Baca Juga: Masih Malu-malu Kucing Saat Malam Pertama, Nagita Slavina Akui Raffi Ahmad Jago Soal Gonta-ganti Gaya: Gak Ada Pengalaman, Aku Pasrah Aja..

Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit demensia pada kaum millenials antara lain dikarenakan rasa stres, kurang olahraga dan diet.

Dilansir dari Grid.id, hal tersebutdapat mempengaruhi kesehatan otak seseorang, khususnya kaum millenials.

Seorang terapis gizi, Dr. Clare, menyampaikan beberapa kiat yang perlu dilakukan untuk mencegah demensia pada kaum millenials.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menjelaskan lebih dari sepertiga orang dewasa di Inggris gagal meluangkan waktu untuk berolahraga.

Kurang berolahraga bisa meningkatkan risiko demensia.

Berita buruknya,ternyata hampir 75 persen pasien yang meninggal karena Covid-19 adalah dengan penyakit penyerta demensia.

Dilansir darikompas.com,kematian akibat Covid-19 sekitar 75 persen banyak dialami orang dengan demensia ( ODD) sebagai penyakit penyerta (underlying condition).

Baca Juga: Lima Tahun Tak Ada Pekerjaan, Mantan Rekan Duet Maia Estianty Banting Setir Jualan Pisang Goreng dari Warung ke Warung Demi Anak

Presentasi ini didapatkan berdasarkan penelitian kolaboratif yang dilakukan antara London School of Economics dan University College of London.

Direktur Regional Alheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas ALZI DY Suharya mengatakan bahwa usia merupakan faktor terbesar terkait dengan demensia.

"Golongan lansia memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan Covid-19, dengan 86 persen kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas," kata DY dalam diskusi daring bertajuk Mari Berbicara Seputar Demensia, Jumat (4/9/2020).

Lebih lanjut, DY mengungkapkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tidak terkecuali ODD dan caregivers.

Kasus ODD di Indonesia sendiri, pada tahun 2016 diperkirakan telah ada sekitar 1,2 juta.

Angka ini disebutkan memiliki potensi meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Perlakuan yang salah terhadap ODD dapat memperparah kondisi kejiwaan.

Baca Juga: Dunia Kebalik, Kucing Ini Malah Lari Tunggang Langgang Gara-gara Dikejar Tikus Kecil, Bikin Ngakak!

Maka dari itu, diperlukan kolaborasi dan kontribusi seluruh pihak termasuk pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup lintas generasi yang lebih sehat.

Adapun kebijakan yang diambil pemerintah mengenai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah transmisi infeksi Covid-19, telah mempengaruhi kondisi fisik dan mental masyarakat.

Ahli syaraf dan Dekan Universitas Katolik Atma Jaya, Dr dr Yuda Turana SpS mengatakan situasi beradaptasi dengan kebiasaan baru setelah penerapan PSBB semakin membuat perubahan-perubahan sikap dari masyarakat yang cenderung berusaha lebih peduli terhadap kesehatan otak.

"Terjadi peningkatan jumlah orang yang bertanya seputar kesehatan mental dan kesehatan otak," kata Yuda.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak di antaranya merasa kesulitan dan takut untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi secara langsung.

Yuda berkata, meskipun beberapa rumah sakit sudah menyediakan pelayanan konsultasi online saat pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Dijuluki Pemersatu Bangsa, Maria Vania Akui Pernah Tidur Sekamar Bareng Deddy Corbuzier Hingga Tantang Pegang Bagian Intimnya Ini: Mau Pegang?

"Namun, tidak bisa digantikan sepenuhnya, pemeriksaan fisik saat kehadiran pasien di rumah sakit," ujarnya.

Sementara, di sisi lain, sistem pelayanan kesehatan yang membatasi pendamping dan adanya ruang isolasi tanpa pendamping, dengan jumlah tenaga kesehatan rumah sakit belum sepenuhnya memadai menjadi permasalahan besar pasien lansia dengan demensia di rumah sakit.

Artikel ini telah tayang di IDEAonline dengan judul Banyak yang Belum Tahu, 75 Persen Kematian Pasien COVID-19 Adalah Penderita Demensia

Editor : Pipit