Bagaikan Bom Waktu, Kasus covid-19 di Indonesia Terus Meningkat Bahkan Kini Lampaui China

Jumat, 28 Agustus 2020 | 16:00

Ilustrasi covid-19

Bagaikan Bom Waktu, Kasus covid-19 di Indonesia Terus Meningkat Bahkan Kini Lampaui China

WIKEN.ID - Kini, infeksi covid-19 di Indonesia telah lampaui China.

Bagaikan bom waktu, kasus covid-19 di Indonesia semakin membesar.

Padahal pada awal Juli lalu pakar Epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM) sudah mengungkapkan hal itu kala kasus covid-19 di Indonesia belum sebesar sekarang.

Baca Juga: Petualang Cinta, Dituding Ada Banyak Pria Dalam Kehidupan KD Saat Bersama Anang Hermansyah, 3 Sosok Ini Diduga Pernah Dekat Dengan Sang Diva Saat Masih Bersama Pipi Aurel

Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, melihat tren kasus infeksi di Indonesia beberapa waktu terakhir, tidak menutup kemungkinan kasus di Indonesia bisa melampaui China.

"Kalau China dengan 83.557 kasus, ada kemungkinan bisa," kata Bayu saat dihubungi, Senin (6/7/2020).

Apabila melihat rata-rata kasus harian di atas, diperkirakan kasus infeksi di Indonesia akan melampaui China bahkan sebelum akhir Juli 2020 nanti.

Sampai saat ini, China telah melaporkan 83.557 kasus infeksi dengan 4.634 kematian dan 78.518 pasien sembuh.

Negeri Tirai Bambu itu disebut tengah menghadapi kasus Covid-19 gelombang kedua setelah laporan kasus baru di Beijing sejak pertengahan Juni 2020 lalu.

Dalam empat hari terakhir, China melaporkan kasus infeksi virus corona di bawah 10. Terbaru, ada 4 tambahan kasus baru dikonfirmasi pada Senin (6/7/2020).

China, negara yang pertama kali melaporkan adanya virus corona Covid-19 pada akhir Desember 2019 lalu.

Negara tersebut pernah mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu sebanyak 14.108 kasus pada 12 Februari.

Kemudian tertinggi kedua adalah 5.090 pada 13 Februari. Namun berikutnya, kasus infeksi harian di China berangsur-angsur menurun.

Baca Juga: Tak Ambil Pusing Diomongin Orang Gegara Memilih Pindah Agama Usai Sholat Tahajud, Mantan Jebolan Indonesian Idol Ini Mantap Ukir Tato di Lengannya

Memasuki bulan Maret, kasus-kasus infeksi harian di China mulai menurun drastis.

Sementara sebaliknya, Indonesia baru memulai masa pandemi corona sejak awal Maret.

Meski demikian, Bayu belum bisa mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada pada puncak pandemi Covid-19.

"Belum bisa bilang puncak selama kita ndak bisa tahu kurva epidemi yang sebenarnya dan sebaiknya dipisah per daerah," jelas dia.

Menurut Bayu, puncak pandemi bisa dilihat ketika telah terjadi penurunan tren yang bermakna usai mencapai mencapai titik tertinggi.

Namun, dia mengingatkan bahwa Covid-19 merupakan tipikal penyakit yang bisa mengalami puncak pandemi lebih dari satu atau sering disebut second wave atau gelombang kedua.

Sementara itu, ujung gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum terlihat.

"Di Indonesia kita belum melihat ujung wave (gelombang) pertama, bahkan sebagian besar daerah belum. Karena surveilans monitoring yang tidak bagus membuat kurvanya jadi tidak presisi," kata Bayu.

Bayu berharap kasus infeksi Covid-19 di Indonesia tidak terus semakin menanjak dan bisa segera menurun grafiknya.

Sehingga dia menyarankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan agar selalu dilakukan.

Baca Juga: Songong Usai Dituding Hina Aurel Hingga Singgung Kata Buluk Meski Sudah Diamuk Netizen, Mantan Atta Halilintar Berulah: Jangan Bikin Gue Kesel Ya!

Di samping juga strategi menekan penyebaran virus dengan memperbanyak test, tracing, isolate dan treatmen.

"Sarannya selalu sama, perkuat testing, perketat perbatasan antar daerah atau surveilans migrasi. Perkuat pengawasan isolasi mandiri di setiap daerah, contact tracing dipekertat, stop mengeluarkan indeks yang membuat bingung," tutur dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Akankah Kasus Covid-19 di Indonesia Melampaui China di Akhir Juli?

Editor : Pipit