Soroti Majunya Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution di Pilkada 2020, Rocky Gerung Sebut Istana Buta Demokrasi: Gibran Dikorbankan karena Ambisi Jokowi

Minggu, 02 Agustus 2020 | 10:40
Kolase Sekretariat Presiden RI/Wartakotalive

Sesumbar, Rocky Gerung Siap Jadi Menkumham Bila Ada Reshuffle Menteri, Asal Diberi Hak Lakukan Hal Ini!

WIKEN.ID-Majunya putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming ke Pilkada 2020 disoroti oleh Rocky Gerung.

Seperti yang diketahui, Gibran Rakabuming Raka memang diusung oleh PDIP dalam pemilihan Walikota Solo Desember mendatang.

Tidak hanya Gibran, Bobby Nasution juga diusung Partai Gerindra dalam Pilkada Medan untuk memperebutkan kursi Walikota.

Akademisi Rocky Gerung pun menyoroti majunya anak dan menantu Jokowi.

Ia berkata bahwa ini adalah bagian dari rencana Jokowi.

Baca Juga: Lihat Kemesraan Raffi Ahmad dan Yuni Shara, Rafathar Marah Hingga Lakukan Hal Ini Pada Sang Ayah, Nagita Slavina Ikut Membela Sang Anak Semata Wayang

Rocky menyebut Jokowi sengaja mengorbankan keluarganya agar duduk di kursi pemerintahan.

"Kalau dalam agama (Islam) kemarin kan Hari Raya Kurban ya. Dalam tradisi agama, ayah mengorbankan anaknya karena perintah Tuhan."

"Nah di sini ayah mengorbankan anaknya karena perintah dirinya sendiri," kata Rocky Gerung, dikutip dari Pos Kupang.

"Jadi ambisi si ayahnya lah yang sangat mungkin mengorbankan anaknya di Solo dan menantunya di Medan. Bukan karena perintah Tuhan," lanjutnya.

Rocky pun mencoba mengurai pola perpolitikan yang terjadi di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Niat Hati Numpang Mandi di Hotel Karena Rumahnya Kebanjiran, Pria Ini Malah Pergoki Pacarnya Selingkuh di Kamar Sebelah

Menurutnya, orang yang saat ini duduk di kursi keprisedanan tak paham dengan maksud demokrasi.

"Kita masuk ke dalam perhubungan nasib demokrasi. Jelas presiden Jokowi tiba ketika Indonesia sudah menjalankan demokrasi, yaitu kompetisi," ujar Rocky Gerung.

"Tapi presiden, stafnya, buzzernya, purnakawannya terus menyuarakan bahwa ini kompetisi," katanya.

Alih-alih bebas berkompetisi, kata Rocky, demokrasi lebih mengedepankan untuk jangan menghalangi kompetisi bebas, dan bukan malah melibatkan kekuasaan di dalamnya.

"Prinsip demokrasi itu jangan halangi kompetisi bebas, bukan bebas berkompetisi. Menghalangi kompetisi dengan kekuasaan itu bertentangan dengan demokrasi," tegas Rocky Gerung.

Baca Juga: Video Panasnya Sempat Menggegerkan Publik, Cut Tari Ternyata Juga Pernah Dituduh Pelakor Lantaran Goda Pejabat Sampai Dilabrak Istri Sah

Tak tanggung-tanggung, Rocky menyebut Istana buta dengan pemahaman demokrasi.

"Terus menerus diucapkan di tlakshow kan ini kompetisi. Kacau karena kehilangan akal untuk membenarkan sesuatu di depan mata kalau itu salah," tegasnya.

Pria yang dikenal vokal mengkritisi pemerintahan ini menyebut, tindakan-tindakan Jokowi saat ini sedang menenggelamkan demokrasi itu sendiri.

"Bangsa ini sedang ditenggelamkan oleh Presiden Jokowi dalam hal demokrasi. Udahlah kalau tenggelam secara ekonomi karena salah kebijakan."

Baca Juga: Gak Bisa Bohong, Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Keseriusan Lesty Kejora Saat Guyon Ingin Jadi Istri Rizky Billar: Kode Keras!

"Ada faktor yang tidak dihitung, force major. Covid tidak terduga. Tetapi demokrasi harus dihitung dengan menyediakan wahana demokrasi. sekarang wahana itu dia tutup," papar Rocky Gerung.

Diberitakan sebelumnya, majunya Gibran Rakabuming Raka digaungkan sebagai upaya Jokowi dalam membangun dinasti politik.

Melansir Kompas.com, pendapat itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin.

"Bisa dikatakan Jokowi sedang membangun dinasti politik. Mungkin mumpung sedang jadi Presiden, sedang punya kekuasaan, akhirnya dorong anaknya jadi wali kota," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).

Baca Juga: Bayar Ratusan Juta untuk Operasi Kelamin Demi Puaskan Kekasih, Alat Kelamin Transgender Ini Malah Bernanah dan Hancur Total

Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Gibran menegaskan bahwa pencalonannya tak berkaitan dengan dinasti politik.

Menurutnya, publik memeiliki hak penuh untuk memilih atau tidak memilih dirinya.

"Jadi ya saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, bisa dicoblos atau tidak, tidak diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak."

"Ini kan kontestasi bukan penunjukkan jadi yang disebut dinasti politik itu dimananya?" ungkap Gibran beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com. (*)

Artikel ini sudah tayang di Sosok.id dengan judul: Sebut Istana Buta Demokrasi, Rocky Gerung: Idul Adha Ayah Korbankan Anak atas Perintah Tuhan, Kalau Gibran Dikorbankan karena Ambisi Jokowi

Editor : Agnes

Baca Lainnya