Bak 'Jimat' Antivirus Corona, Kalung yang Siap Diproduksi Masal Kementerian Pertanian Justru Dinilai Timbulkan Salah Persepsi, Gak akan Ngaruh?

Minggu, 05 Juli 2020 | 15:30
DOK. Humas Kementerian Pertanian

Bak 'Jimat' Antivirus Corona, Kalung yang Siap Diproduksi Masal Kementerian Pertanian Justru Dinilai Timbulkan Salah Persepsi, Gak akan Ngaruh?

WIKEN.ID -Beberapa waktu lalu heboh tentang kalung yang disebut-sebut anti virus corona.

Diketahui, kaling anti virus corona ini akan diproduksi masal oleh Kementerian Pertanian.

Enggak sedikit orang yang mencoba mengkritisi langkah ini.

Baca Juga: Selalu Tunjukkan Kebahagiaannya dengan Atta, Cinta Kuya Justru Sebut Aurel Hermansyah Pura-pura Bahagia Hingga Simpan Kepedihan Mendalam

banyak juga yang justru ragu dengan pembenaran bahwa kalung tersebut terbukti ampuh melindungi dari virus corona.

Hal tersebut lantaran seperti yang diketahui, virus corona bisa menyebar melalui paparan ke mata, mulut dan hidung.

Akhirnya banyak yang angkat suara dibalik benar atau tidaknya kemampuan kalung tersebut.

Baca Juga: Kini Putrinya Dikhianati Hingga Jadi Janda Muda, Ayah Laudya Cynthia Bella Pernah Puji Engku Emran Habis-Habisan: Agamanya, Itu yang Om Suka

Rencana Kementerian Pertanian memproduksi massal kalung eucalyptus yang diklaim antivirus corona mengundang berbagai respons.

Di media sosial, banyak yang mengkritisi langkah pemerintah ini.

Mengutip Kompas.com, banyak yang mempertanyakan klaim antivirus corona di saat upaya penemuan vaksin dan obat Covid-19 masih terus dilakukan.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, tak ada relevansi antara kalung antivirus dengan paparan virus corona.

Baca Juga: Ritual Pernikahan Mayat Dipercaya Mampu Tolak Bala, Warga Desa Ini Ketakutan Setengah Mati saat Salah Satu Mayat Hidup Kembali dan Membuka Peti

"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

Ia mengatakan, penularan Covid-19 terjadi melalui beberapa mekanisme seperti droplet aerosol yang terhirup hidung atau melalui sentuhan ke mata dan mulut.

Meski eucalyptus diketahui memiliki potensi antiviral, Dicky menyebutkan, riset tersebut dalam bentuk spray dan filter.

Baca Juga: 11 Tahun Ditinggal, Rumah Mewah Milik Michael Jackson di Neverland Kini Dibiarkan Membusuk, Kisahnya Bikin Merinding!

Itu pun baru pada jenis virus terbatas yang sudah umum, bukan Covid-19.

Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.

"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.

Baca Juga: Pacarnya Pindah Agama Hingga Persiapan Pernikahannya Sudah 100 Persen, Cita Citata Kini Ngaku Bersyukur Batal Nikah: Justru Jadi Hal Baik

"Sebagai gambaran saja, obat anti-malaria yang salah satu senyawanya berasal dari tumbuhan perlu hampir 20 tahun untuk resmi diakui," lanjut Dicky.

Menurut Dicky, sejumlah negara Asia dan Eropa sebelumnya telah melarang produk antivirus dari Jepang.

Pasalnya, selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu yang mengendurkan pencegahan.

Untuk itu, dia meminta agar semua pihak memahami prinsip penularan Covid-19 dengan benar.

Baca Juga: Rumah Tangganya Diujung Tanduk Gara-gara Fitnah Dewi Perssik, Denny Cagur Ngamuk Hingga Tunjuk Suami Depe: Didik Istri Lu yang Bener!

Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang sudah sangat jelas terbukti secara ilmiah dan juga fakta terkini, yaitu testing, tracing, dan isolated.

"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky.

Kementerian Pertanian ( Kementan) telah meluncurkan inovasi antivirus corona berbasis eucalyptus, di antaranya berbentuk kalung anti corona.

Baca Juga: Pertanyakan Hubungan Anaknya dengan Atta Halilintar, Anang Hermansyah Ngaku Sikap Aurel Berubah Drastis: Ngelawan, Aku Langsung Diam

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bahwa terobosan ini memiliki hasil pengujian 80-100 persen mampu membunuh virus influenza, virus Beta dan gamma corona.

"Bahkan Balitbangtan membuat beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuser.

Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar virus covid 19," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, dilansir dari Kompas TV, Sabtu (4/7/2020).

Baca Juga: Ngelunjak Setelah Diberi Restu, Atta Halilintar Justru Minta Anang Hermansyah Naik Pitam: Lu Gila Ya Nyuruh Gua?

"Insya Allah ini akan berhasil. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut terhadap virus ini, tetapi kita juga harus terus waspada. Saya berharap inovasi ini bisa cepat dibagikan kepada masyarakat luas," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Fadjry Djufry mengatakan, proses izin untuk produk eucalyptus dalam bentuk kalung itu masih dalam proses.

Baca Juga: Salmafina Sakit Sunan Kalijaga Justru Sibuk Teror Pria Misterius yag Sedang Dekat dengan Putrinya: Kalau Seneng-seneng Berdua Aja

Untuk produk-produk lainnya, Fadjry menyebut telah mengantongi izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Izin edar roll on dan inhaler dari BPOM sudah keluar. Sekarang lagi di produksi oleh PT Eagle Indhoparma, sedang kalung aroma terapi masih berproses," jelas dia. Menanggapi kalung ini, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Daeng M Faqih mengatakan, seharusnya ada penelitian yang membuktikan bahwa kalung tersebut berfungsi sebagai antivirus.

Baca Juga: Luna Maya Malah Sibuk Elus-elus Kehamilan saat Cut Tari Nikah dengan Richard Kevin, Netizen Pertanyakan: Kapan Nikah?

"Semestinya ada hasil penelitian yang dapat membuktikan atau meyakinkan bahwa kalung tersebut berkhasiat sebagai antivirus," kata Daeng, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).(*)

Editor : Amel

Sumber : Kompas.com