WIKEN.ID -Sudah tak asing lagi kalau mendengar nama Reyhard Sinaga.
Di Inggris, Reynhard Sinaga tersandung kasus, tindakan melanggar moralitas.
Diduga Reynhard Sinaga melakukan pemerkosaan terhadap korban yang merupakan para lelaki.
Dikenal Reynhard Sinaga sebagai pria yang memiliki orientasi hubungan badan yang berbeda, alias sesama jenis.
Sang Reynhard Sinaga, warga negara asal Indonesia (WNI), divonis penjara seumur hidup oleh Jaksa Penuntut Umum ( JPU ) pengadilan Inggris.
Karena terbukti, Reynhard Sinaga, melakukan kekerasan seksual kepada 190 lelaki di Manchester.
Rey, sapaan akrab Reynhard Sinaga, lahir di Jambi, Pulau Sumatera, pada tahun 1983.
Ia mulai menapakkan kakinya di Inggris pada tahun 2007.
Menggunakan visa pelajar ketika berusia 24 tahun.
Pria setinggi 5 kaki 7 cm (170cm) yang bersuara lembut, murah senyum dan berkacamata tebal.
Semasa menempuh pendidikan di Inggris
Tinggal di sebuah apartemen di Montana House yang berdekatan dengan Factory Nightclub.
Mengutip Tribunnews, akibat kasus pemerkosaan yang menggegerkan Inggris ini, Reynhard harus menjalani hukuman di sel penjara khusus.
Selain itu, ia juga harus merelakan gelar magisternya dicabut oleh pihak kampusnya yakni University of Manchester.
Pernyataan ini disampaikan oleh Minister Counselor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Inggris, Gulfan Afero dalam program AIMAN yang dilansir dari YouTube Kompas tv, Selasa (4/1/2020).
Menurut penuturan Gulfan, Reynhard merupakan tahanan dengan pengawasan yang sangat ketat.
Terdapat tim penjaga yang bertugas 24 jam mengawasi gerak-gerik Reynhard di penjara.
"Kondisi Reynhard itu tahanan untuk kategori A, yakni dengan maksimum security," ungkap Gulfan.
"Dia diawasi selama 24 jam dan ditahan di sel khusus," ujarnya.
Gulfan juga menuturkan, untuk dapat bertemu dengan Reynhard di penjara harus melalui tujuh pintu penjagaan.
"Pada saat bertemu beliau, yang terakhir ini harus melalui tujuh pintu penjagaan," kata Gulfan.
"Jadi yang (pintu) ke delapan itu kami bertemu Reynhard di bilik-bilik untuk orang bertemu dengan tahanan," jelasnya.
Di sisi lain, Gulfan mengatakan kasus ini juga berimbas pada gelar magister yang telah Reynhard raih.
Akibat tindakan kejinya ini, pihak University of Manchester mencabut dua gelarnya itu yakni dibidang planologi dan sosiologi.
"Saya sudah melakukan cross check kepada pihak universitas di Manchester, mereka menyatakan telah mencabut dua gelar akademik Reynhard," jelas Gulfan.
Mendengar hal ini memancing pertanyaan dari pembawa acara, Aiman Witjaksono.
"Reynhard tahu soal itu? Bagaimana reaksinya?" tanya Aiman.
"Reynard tetap tenang dan tidak merasa terbebani dengan kasus yang dia alami," timpal Gulfan.(*)