Banyak Orang Tua yang Tak Tahu! Memberi Anak Gadget, Ternyata Sama Saja dengan Memberinya Sebotol Wine, Kok Bisa Sih?

Jumat, 05 Juni 2020 | 13:20
I Tech Gadget

Anak dan gadget

WIKEN.ID -Teknologi kini kian berkembang pesat di era modern ini, termasuk permainan.

Anak-anak kini bisa dengan mudah mendapatkan permainan tanpa harus kita membelinya.

Cukup dengan smartphone, kita bisa memberikan hiburan kepada anak kita dengan praktis.

Tapi tunggu dulu, ternyata hal tersebut sangat tidak baik lho bagi si anak.

Baca Juga: Biasa Tampil Seksi Hingga Selalu Dikaitkan dengan Hubungannya Bersama Gembong Narkoba Freddy Budiman, Kini Mantan Model Majalah Dewasa Ini Berubah Drastis!

Bahkan seorang terapis asal inggris mengakatan, memberikan ponsel ke anak sama seperti "memberinya sebotol wine".

loh kok bisa?

Waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengirim pesan di aplikasi percakapan atau membalas komentar di media sosial bisa menyebabkan kecanduan pada anak remaja, seperti halnya narkoba dan alkohol.

Baca Juga: Kalah Saing dengan Andre Taulany yang Sudah Deal Beli Istana Cinere Milik Anang Hermansyah, Raffi Ahmad Tak Terima: Itu Rumah Pasti Jadi Sengketa!

Dilansir dari Kompas.com, Mandy Saligari, spesialis kecanduan dari klinik rehabilitasi Harley Street London, mengatakan bahwa kecanduan gadget seharusnya juga diatasi seperti halnya kecanduan narkoba.

"Saya selalu mengatakan, saat Anda memberikan tablet atau ponsel ke anak, itu seperti memberikan mereka sebotol wine atau segram kokain. Apakah kita siap membiarkan mereka dengan benda itu di balik pintu?" katanya.

Ia menjelaskan, penggunaan gawai yang berlebihan memiliki dampak yang sama pada otak seperti halnya obat-obatan terlarang.

"Saat membicarakan perilaku kecanduan, biasanya orang langsung melihat pada zat berbahaya. Padahal, pola perilaku itu bisa mewujud dalam berbagai bentuk, misalnya obsesi pada makanan, melukai diri, atau mengirim teks bernuansa seks," katanya.

Baca Juga: Kunjungi Istana Cinere Pakai Mobil Tesla, Komedian Andre Taulany Langsung Tawar Rumah Rp 27 Miliar, Ashanty: Ini Serius Dong?

Kelly Sikkema/Unsplash
Kelly Sikkema/Unsplash

Ilustrasi anak bermain gadget

Di kliniknya, Saligari, mengatakan bahwa dua pertiga pasiennya adalah remaja berusia 16-20 tahun.

Ia menyebut peningkatannya sangat dramatis dalam 10 tahun terakhir.

Dalam survei terbaru yang melibatkan 1.500 guru di Inggris terungkap, dua pertiga responden mengaku sadar murid mereka berbagi konten bernuansa seksual, dan sekitar 1 dari 6 anak sudah melakukannya sejak usia SD.

Baca Juga: Niat Mengakhiri Penderitaan Suaminya, Wanita Ini Tega Bunuh Sang Suami Hingga Ambil Organ Intimnya untuk Makanan Anjing

"Banyak pasien saya yang baru berusia 13-14 tahun dan melakukan sexting menganggap itu adalah hal yang normal," katanya.

Perilaku sexting itu bukan hanya mengirimkan kata-kata bermuatan seks tapi juga mengirimkan foto diri telanjang.

Hal itu dianggap normal jika orangtua atau orang dewasa tidak mengetahuinya.

Baca Juga: Menginjak Usia ke-48 Tahun, Yuni Shara Kebanjiran Ucapan Selamat Mulai dari Aurel Hermansyah Hingga Ashanty: Always Be Positive Ya Bun

Freepik
Freepik

Ilustrasi anak bermain gadget

Menurut Saligari, jika anak sejak kecil sudah diajarkan untuk menghargai dirinya, perilaku mengeksploitasi diri seperti itu tidak mungkin terjadi.

"Ini adalah isu menghargai diri dan identitas diri," katanya. (*)

Baca Juga: Pertama Kali Melihat Anaknya Melakukan Ini, Nana Mirdad Meteskan Air Mata: Berkat yang Luar Biasa dan Seringkali Kita Abaikan

Editor : Amel

Sumber : Kompas.com