WIKEN.ID -Beberapa kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Satu di antaranya, melarang orang-orang berkerumuman untuk mengantisipasi merebaknya virus.
Larangan itu pun membuat banyak penyelenggarakan resepsi pernikahan terpaksa batal.
Pasalnya, resepsi pernikahan akan mengundang banyak orang, dari berbagai lini masyarakat tanpa mengetahui status kesehatannya.
Oleh karena itu, menggelar acara pernikahan ditengah ancaman wabah corona pun berbahaya.
Namun berbeda dengan pasangan asal Surabaya ini.
Pasangan Ika Wahyuning Sejati dan Yoga Prianatha sempat merasa panik dan takut terkena gerebek saat hendak melangsungkan pernikahan mereka di tengah pandemi corona.
Hal itu seperti yang disampaikan Iik, sapaan akrab Ika Wahyuning, saat ditemui di kawasan Manukan Luhur, Surabaya, Kamis (21/5/2020).
Dikutip dari SURYA.co.id, Iik mengaku sehari sebelum melangsungkan pernikahan sempat tidak bisa tidur lantaran dilanda rasa takut.
"Malamnya saya susah tidur. Bukan karena deg-degan mau menikah, tapi lebih pada protokoler kesehatan yang saya pakai sudah memenuhi standar atau tidak. Juga, apakah tamu saya tidak melebihi kuota," terang Iik.
Selain itu, sebenarnya Iik juga dilanda rasa takut akan tertular virus yang tak kasat mata ini.
Namun, karena tanggal pernikahan sudah ditentukan sejak lama, Iik sebisa mungkin mematuhi protokoler kesehatan yang telah diarahkan pemerintah.
"Sebelum melangsungkan pernikahan, pihak Kantor Urusan Agama (KUA) sudah menyampaikan untuk mempersiapkan beberapa alat kesehatan yang harus digunakan oleh mempelai dan keluarga," tambahnya.
Alat kesehatan yang dipersiapkan Iik di antaranya, masker, sarung tangan, face shield, dan hand sanitizer.
Meski terkesan mendadak, Iik tak merasa kesulitan dalam menyiapkan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pernikahannya.
Ia membeli langsung pada distributor yang juga merupakan rekanannya.
Iik mengaku, meski dalam keadaan seperti ini, ia tetap tak kehilangan momen sakral dalam pernikahannya.
Bahkan, ia merasa pernikahan ini lebih spesial karena akan menjadi kenangan tersendiri.
"Jadi meski digelar sederhana di KUA, saya tetap senang dan tidak kehilangan momen sakral. Terlebih lagi, menikah di KUA memang sudah menjadi rencana saya sebelum adanya COVID-19," tandasnya.
Menikah Jas Hujan dan Masker
Tak seperti prosesi akad biasa yang mengenakan kebaya dan beskap, kedua mempelai justru mengenakan jas hujan berwarna merah cerah.
Baca Juga: Saling Tujungkan Kekompakan Meski Telah Bercerai, Netizen Singgung Peluang Gisel dan Gading Balikan?
Tak hanya itu saja, mereka juga mengenakan masker di wajahnya.
Sementara sang penghulu juga tampak menggunakan sarung tangan untuk melindungi diri.
Prosesi akad itu pun berlangsung di KUA Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah.
Pernikahan tersebut berlangsung pada Kamis, 26 Maret 2020.
Setelah menikahkan ketiga mempelai, diketahui KUA Ngadirejo pun menutup kantornya sejak mendapat imbauan dari Kementerian Agama.
Imbauan tersebut menyebut agar KUA menutup kantor dari 26 Maret sampai 31 Maret 2020.
"Iya karena wabah ini KUA sudah tutup, jadi hanya menyelesaikan yang kemarin sudah daftar sebelum tutup, tetapi KUA masih bisa melayani via online," jelasnya.
Terkait penggunaan jas hujan, ternyata kedua mempelai memiliki alasan yang jelas.
Pasalnya, mempelai pria datang dari luar kota yang otomatis menyandang status ODP atau orang dalam pemantauan Covid-19.(*)