Sudah Mendekam di Penjara Selama 49 Tahun, Pria Ini Malah Ogah Dibebaskan dari Jeruji Besi, Ternyata Ini Alasannya

Selasa, 12 Mei 2020 | 19:20
The American Reader

Ilustrasi tahanan

WIKEN.ID-Menjalani kehidupan di penjara tentunya bukan menjadi dambaan bagi banyak orang.

Terbukti banyaknya tahanan yang mencoba untuk melarikan diri dari jeruji besi dengan berbagai cara.

Namun berbeda dengan kisah Tom Fairfax, seorang pria asla Inggris yang dipenjara seumur hidup lantaran melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita muda yang tak lain adalah teman istrinya.

Ketika ia menjalani kehidupan di penjara, ia malah tak mau kehilangan masa-masa di jeruji besi.

Melansir Mirror.co.uk (3/5/2020), Seorang pembunuh yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya berjuang untuk dibebaskan sekarang mengatakan dia ingin tinggal di penjara.

Baca Juga: 9 Tahun Membina Rumah Tangga, Irwansyah Ternyata Naksir Shireen Sungkar Lebih Dulu Namun Ditentang Zaskia Sungkar: Dia Playboy Cap Kapal!

Tom Fairfax yang dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1968 karena membunuh teman istrinya, mengatakan dia ingin 'dilupakan'.

Kasus Fairfax akan dipertimbangkan oleh Dewan Pembebasan bersyarat pada 17 Juni.

Namun setelah 49 tahun dipenjara, pria berusia 78 tahun ini mengatakan bahwa ia telah melupakan dunia luar.

"Saya telah membalikkan punggung saya pada dunia luar," ungkap Fairfax.

Ia mengaku kehidupan luar tidak menarik lagi baginya.

Baca Juga: Masa Kelamnya Dibongkar Ayah Angkatnya, Peramal Ini Sebut Ada Rahasia Besar yang Disembunyikan Syahrini: Masa Lalunya Meminta Pertanggung Jawaban!

Mirror
Mirror

Tom Fairfax (yang nama aslinya adalah Roger Payne) dihukum seumur hidup karena melakukan pembunuhan

"Itu tidak menarik bagiku sekarang. Saya telah membuat hidup untuk diri saya sendiri di dalam," katanya.

"Sayap yang saya tuju adalah hal terdekat dengan 'kamp liburan' yang bisa Anda dapatkan di penjara, saya tidak membayangkan bisa mendapatkannya di luar," lanjutnya.

Hidup di penjara, Faifax meyakini dia tidak akan kesepian karena ada begitu banyak orang.

Bahkan ia mengaku tidak mau kehilangan kehidupan yang telah berpuluh-puluh tahun dijalaninya itu.

"Aku tidak akan pernah kesepian di sini. Ada begitu banyak orang.

Baca Juga: Baru Sebulan Kenal, Wanita Ini Sudah Dibelikan Perhiasan Hingga Tas Mewah, Netizen Malah Bilang Hati-hati

Aku punya kehidupan di sini dan aku tidak mau kehilangan itu." kata Fairfax.

Ia juga disebut menderita osteoarthritis dan menderita kanker dan serangkaian stroke ringan.

Sejak tahun 1968, Fairfax dipenjara seumur hidup usai memotong leher wanita berusia 20 tahun bernama Claire Josephs di flatnya di Blomley, London Tenggara.

Fairfax dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1968 atas pembunuhan Claire Josephs, 20, seorang teman istrinya, yang tenggorokannya dipotong di flatnya di Bromley, London selatan.

Fairfax tidak mengaku bersalah di persidangan, tidak ada saksi, juga tidak ada motif.

Baca Juga: 9 Tahun Ikuti Ajaran Sesat, Kini Artis Cantik Ini Beberkan Aib Raffi Ahmad Sejak Remaja, Doyan Gelendotan Manja Hingga Minta Dicium Pipinya

Mirror
Mirror

Fairfax dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1968 atas pembunuhan Claire Josephs, 20, seorang teman istrinya, yang tenggorokannya dipotong di flatnya di Bromley, London selatan.

Penuntutan terhadapnya sangat tergantung pada bukti dari Margaret Pereira, seorang ahli forensik darah di Scotland Yard.

Lebih dari 60 serat yang cocok dengan gaun Claire ditemukan di pakaiannya dan bercak darah yang cocok dengan jenisnya yang langka ditemukan di mobilnya.

Pria ini menjadi salah satu pembunuh pertama yang dihukum berdasarkan bukti forensik.

Beberapa kali Fairfax hampir keluar dari penjara, baik melalui cara legal maupun ilegal.

Baca Juga: Bongkar Perseteruannya 17 Tahun Lalu, Inul Daratista Ternyata Pernah Layangkan Sumpah Serapah di Hadapan Rhoma Irama dan Kini Terbukti

Misalnya pada tahun 1991, ia direkomendasikan untuk dibebaskan. Namun sayangnya Home Office membatalkan keputusan tersebut.

Kemudian pria ini melarikan diri saat cuti di rumah dan menetap di Lydney, Gloss. Ujungnya, ia ditemukan dan kembali dipenjara pada tahun 1994.

Layanan Percobaan Nasional Inggris mengatakan keputusan pembebasan bersyarat 'semata-mata difokuskan pada apakah seorang tahanan akan merepresentasikan risiko kepada publik'.(*)

Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul: Kisah Seorang Pembunuh yang Dihukum Seumur Hidup: Bekali-kali Berusaha Bebas, Justru Akhirnya Tidak Mau Kehilangan Kehidupannya di Penjara setelah 49 tahun, Apa Alasannya?

Editor : Agnes

Baca Lainnya