WIKEN.ID -Ada banyak tradisi tak biasa atau unik.
Beberapa tradisi diikuti karena menjadi sebuah kebiasaan, atau juga karena ada makna religius di baliknya.
Sebuah tradisi aneh terjadi di India, dilakukan oleh seorang pria yang tega membunuh saudaranya sendiri.
Seorang pria di India diduga memenggal kepala keponakannya sendiri yang baru berusia 12 tahun.
Alasannya, ia mempersembahkan kepala keponakannya untuk menenangkan dewa.
Insiden itu terjadi di sebuah ladang di desa Jadamunda, distrik Nuapada, negara bagian Odisha, India, pada Sabtu (8/6/2019).
Dilansir India Today, tersangka yang bernama Chintamani Majhi (48), diduga telah membujuk keponakannya untuk ke ladang.
Saat si bocah datang, ia kemudian dipenggal menggunakan sabit.
Kakak korban, yang menyaksikan adegan pembunuhan dan pemenggalan itu dari kejauhan, langsung lari untuk mencari bantuan dari penduduk desa.
Warga kemudian melaporkan hal itu ke polisi, yang langsung menahan tersangka.
Menurut pihak kepolisian, tersangka telah mengakui perbuatannya yang membunuh dan memancung keponakannya.
Namun Majhi kemudian mengatakan bahwa dia melakukan hal itu untuk mengorbankan keponakannya sebagai persembahan untuk "Choru".
"Choru" adalah ritual pengorbanan dengan memberikan persembahan kepada para dewa agar panen dapat melimpah sebelum dimulainya musim tanam baru.
Untuk alasan itulah, tersangka mengajak keponakannya ke ladang sebelum kemudian "dikorbankan".
"Kami telah menerima informasi bahwa ada seorang pria yang membunuh keponakannya sendiri di desa Jadamunda."
"Kami kemudian menahan Chintamani Majhi dan menyita senjata yang digunakan dalam pembunuhan," kata petugas polisi.
"Majhi mengakui bahwa dia melakukan tindakan pembunuhan itu untuk Choru."
"Tetapi penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap alasan sebenarnya dari tindakan tersangka membunuh keponakannya," kata Inspektur Penanggung Jawab, Nirmal Chandra Panigrahi, kepada India Today.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggal Keponakannya untuk Ritual kepada Dewa, Pria India Ditahan"