WIKEN.ID - Masih ingat dengan pengusaha durian yang gelar sayembara untuk pria yang berani menikahi putrinya?
Pasca sayembara itu viral hingga penuhi media masa, pengusaha bernama Anon Rodthong itu kembali memberikan pernyataan terbarunya.
Sang juragan durian mengatakan sayembara yang diumumkan lewat facebook pada awal minggu lalu itu dibatalkan.
Anon beralasan, pembatalan dilakukan karena jumlah pendaftar tak terbendung.
Para pendaftar sudah dianggap mengganggu keluarga dan bisnisnya.
Meski terpaksa membatalkan sayembara, pemberian uang tunai 10 juta baht (Rp 4,4 miliar) tetap akan dilakukan kepada siapun pria yang akan menikahi purtinya kelak.
Melansir worldofbuzz.com, dikabarkan sudah ada lebih dari 10.000 pelamar yang mendaftar sayembara pengusaha kaya raya itu.
Dan mereka semua akan diseleksi selama 3 bulan, mulai 1 April.
Tetapi tampaknya respons yang berlebihan membuatnya sulit untuk ditangani, dan membuatnya terpaksa dibatalkan.
Banyak calon pelamar yang harus pulang dengan tangan kosong lantaran mendapat penolakan langsung dari Anon.
Salah satu yang ramai diperbincangkan netizen adalah seorang pria bernama Premyosapon Khongsai.
Seperti sebuah takdir, pemuda berusia 28 tahun itu sangat memenuhi kriteria sang pengusaha.
Baca Juga: Banting Setir Jadi Perias Jenazah, Kehidupan Mantan Artis dan Gadis Sampul Ini Sekarang Bikin Kaget!
"Saya tertarik dengan sayembara ini, umur saya 28 tahun. Keluarga saya juga menanam pohon durian di provinsi Trat. Kami memiliki lebih dari 300 pohon. Saya bisa mengatasi matahari dan hujan, saya bisa mengendarai truk dan traktor. Tolong pertimbangkan saya ayah Anon," tulis pemuda itu di facebook Anon.
Namun Anon dengan cepat menolak lamarannya.
Rupanya Premyosapon dianggap 'terlalu tampan' untuk posisi itu.
Anont takut Premyosapon akan menghancurkan hati putrinya.
Seperti diketahui, berita tentang niat Anon mencari calon menantu pria dengan iming-iming hadiah uang 10 juta Baht (Rp 4,4 miliar), 10 mobil, 1 unit rumah, 2 toko, menjadi viral sejak pengumuman tersebut diunggah di postingan Facebook pada Sabtu 2 Maret 2019 lalu.
Namun, beberapa pengamat menyatakan keraguan tentang keaslian permintaan tersebut.(*)