Angin Segar di Tengah Pandemi Corona, Pakar Dokter Indonesia Ungkap Virus Corona Bisa Mati dengan Sendirinya Meski Sudah Masuk ke dalam Tubuh

Minggu, 19 April 2020 | 18:00
pixabay.com

Ilustrasi virus Corona

WIKEN.ID -Saat ini wabah virus corona semakin mengganas di Indonesia bahkan di dunia.

Virus corona atau yang dinamakan covid-19 saat ini bisa dibilang sebagai penyakit yang paling menular di dunia.

Karena penularannya sangat cepat, bahkan hingga menyebar ke seluruh dunia.

Data yang diterima Wiken.ID pada Sabtu, (18/4/2020) di Indonesia sendiri jumlah kasus pasien positif di Indonesia telah mencapai 6248 kasus.

Baca Juga: Badai Pandemi Virus Corona Belum Reda, Kini Publik Digemparkan dengan Fenomena Ribuan Cacing yang Keluar dari Tanah di Solo dan Klaten

Dari angka tersebut terdapat 535 orang meninggal dunia, dan 631 berhasil sembuh.

Berbagai cara pun telah diupayakan oleh pemerintah, mulai dari penerapan Physical Distancing hingga yang terbaru Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal tersebut bertujuan untuk memutus tali rantai penyebaran virus corona yang begitu cepat.

Meski demikian, di tengah kabar terus bertambahnya pasien virus corona, ada sebuah kabar baik dari pakar di Indonesia.

Baca Juga: Kehilangan Job Gara-gara Corona, Artis Cantik Ini Bersama Suaminya Rela Banting Setir Jadi Penjual Nasi Goreng Hingga Es Pisang Ijo

Dilansir dari Kompas.com, pada Jumat (18/4/2020), Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abidinsyah Siregar mengatakan, virus corona yang berada di tubuh bisa mati.

Dia mengatakan, virus itu akan mati dengan sendirinya setelah 14 hari masa inkubasi.

Lantas bagaimana bisa virus tersebut mati dengan sendirinya sementara sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh?

Ia menjelaskan, setelah virus masuk ke dalam tubuh dia akan langsung menyasar ke paru-paru manusia.

Hal itu yang biasanya membuat pasien akan menderita gagal napas.

Baca Juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Adik Nagita Slavina Ini Justru Ingin Lakukan Aksi Menantang Maut, 'Bosen Hidup'?

Namun, sebelum hal itu terjadi, ternyata ada pertarungan antara virus corona dengan antibodi manusia di dalamnya.

"Pertarungan ini terjadi seperti lomba sprint," kata Abidinsyah.

"Virus akan bertahan selama 14 hari, kalau lewat itu virus sudah kemampuan bertahan, dia akan mati dengan sendirinya," jelasnya.

Setelah itu, dia mengatakan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi.

Namun, perlu diingat pada masa 14 hari itulah yang paling menentukan adalah kemampuan imun tubuh kita.

Baca Juga: Usai Hebohkan Publik dengan Jualan Obat Virus Corona, Kini Ningsih Tinampi 'Dijewer' KPI Lantaran Tayangan Tak Layak Untuk Anak

"Akan tetapi selama 14 hari inkubasi tadi, sistem imun tubuh akan dipertaruhkan." kata Abidinsyah Siregar.

Artnya, jika imun kita memenangkannya tubuh kita akan kebal, tetapi sebaliknya jika kalah kemungkinan kita akan mengalami gejala virus corona.

Selain itu mengenai mitos bahwa virus corona bisa terbunuh oleh suhu panas ternyata tidaklah benar.

Virus Corona SARS-CoV-2 tidak mati meski dipanaskan hingga 60 derajat Celsius (140 Fahrenheit) selama satu jam.

Baca Juga: 50 Kali Lakukan Operasi Plastik Demi Miliki Wajah Mirip Angelina Jolie, Wanita Ini Sekarang Disebut Terinfeksi Corona di Penjara Hingga Tak Bisa Dibebaskan

Setelah dipanaskan hingga 60 derajat Celcius (140 Fahrenheit) selama satu jam, strain virus ini masih hidup dan berkembang biak.

Para ilmuwan menemukan Virus Corona SARS-CoV-2 baru mati setelah dipanaskan hingga mendekati titik didih air 100 derajat Celcius, yakni 92 derajat Celsius.

Hasil penelitian ini dipublikasikan makalah non-peer-review yang dirilis di bioRxiv.org, Sabtu (11/4/2020). (*)

Baca Juga: Dijauhi Warga Usai Tetangganya Meninggal Akibat Virus Corona, Satu Keluarga di Minahasa Utara Ini Terpaksa Ngungsi Hingga Lakukan Isolasi Mandiri di Hutan

Editor : Amel

Sumber : Kompas.com