Menyaksikan Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan, si 'Lion Mama' Sambangi TKP dan Bunuh Salah Satu Pelaku

Senin, 13 April 2020 | 19:20
BBC

(kanan) Nokubonga Qampi dan (kiri) putrinya, Siphokazi.

WIKEN.ID -Setiap orang tua akan melakukan segala cara agar anaknya hidup dengan aman.

Orang tua akan selalu melindungi anaknya, bahkan mereka rela membalas jika ada orang yang menyakiti anaknya, seperti yang dilakukan oleh ibu ini.

Orang tua mana yang tega melihat anaknya diperlakukan secara kejam oleh orang lain?

Mereka pasti akan melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya merasa aman.

Baca Juga: Percaya Itu Sosok Pacarnya yang Meninggal Hidup Kembali, Pria Ini Nikahi Ular Cobra Sepanjang 10 Kaki, Kisahnya Bikin Geleng Kepala!

Jika ada orang yang berbuat jahat pada anaknya, mereka pasti akan berusaha untuk membalaskannya, seperti yang dilakukan salah satu ibu ini.

Nokubonga Qampi mendapat julukan "Lion Mama" setelah dia membunuh salah satu dari tiga pria yang memerkosa putrinya dan mencederai dua lainnya.

Dia didakwa dengan tuduhan pembunuhan.

Namun setelah warga Afrika Selatan menuntut agar dia dibebaskan, Nokubonga bebas dari jerat hukum dan kini berfokus pada pemulihan putrinya.

Baca Juga: Jatuh Hati, Gadis Berusia 27 Tahun Ini Minta Dinikahi Kakek yang Lebih Tua 56 Tahun Darinya: Saya Sudah Tidak Mengurusi Itu Lagi Karena Ingat Umur

Kisahnya berawal di suatu malam sunyi yang kemudian dipecahkan deringan telepon membangunkan Nokubonga dari tidurnya.

Dari ujung telepon, sekitar 500 meter dari kediaman Nokubonga, seorang perempuan mengatakan putri perempuan itu, Siphokazi, diperkosa tiga pria yang mereka kenal dengan baik.

Nokubonga langsung menghubungi polisi, namun tidak ada tanggapan.

Baca Juga: Penasaran Setelah 3 Bulan Lamanya, Warganet Akhirnya Bisa Lihat Sosok Anak Laki-laki Ahok dan Puput Nastiti Devi: Ih, Bikin Gemas!

Lagipula, dia paham jika polisi merespon, perlu waktu bagi mereka untuk mencapai desanya di pegunungan Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan.

Nokubonga tidak punya pilihan lagi selain mengandalkan dirinya sendiri.

"Saya takut, namun saya terpaksa pergi karena itu putri saya," ujarnya.

Baca Juga: Akibat Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat, Warga Sewakul Khawatir Nasib Mereka Ketika Membutuhkan Pelayanan Kesehatan

"Saya berpikir bahwa ketika saya sampai di sana, dia mungkin sudah meninggal.

Karena dia mengenal para pelakunya dan mereka mengenalnya, mereka mungkin berpikir untuk membunuhnya supaya dia tidak melapor," kata Nokubonga.

Sebelum pemerkosaan terjadi, Siphokazi pergi mengunjungi teman-temannya di empat rumah kecil di desa yang sama.

Namun, dia ditinggalkan sendirian dalam keadaan tertidur tatkala teman-temannya keluar pada pukul 01.30 dini hari.

Baca Juga: Dulu Jadi Kuli Pasar Hingga Bikin Ibunya Nangis, Rumah Mewah Bergaya American Classic Ini Jadi Bukti Kerja Keras Artis Tampan Ini, Siap-siap Dibikin Melongo!

Tiga pria yang sedang minum-minum di salah satu rumah kemudian menyerangnya.

Ada dua ruangan di gubuk Nokubonga. Ruangan pertama adalah kamar tidurnya dan ruangan lainnya adalah dapur. Dari tempat itu perempuan tersebut mengambil sebilah pisau.

"Saya mengambilnya karena perjalanan dari sini ke tempat lokasi kejadian tidak aman. Saat itu gelap dan saya harus menggunakan senter pada ponsel saya untuk menerangi jalan," kata dia.

Nokubonga bisa mendengar jeritan putrinya ketika dia mendekati rumah tersebut.

Baca Juga: Nikah Muda dengan Suami yang Lebih Tua 12 Tahun darinya, Aktris Ini jadi Ibu di Usianya yang Belum Genap 20 Tahun

Saat memasuki kamar tidur, pancaran sinar dari ponselnya membuat dia dapat menyaksikan pemandangan mengerikan, putrinya tengah diperkosa.

"Saya takut...Saya duduk di lantai dan bertanya apa yang mereka lakukan. Tatkala mereka melihat saya, mereka datang menyerang saya.

Di situlah saya berpikir saya perlu membela diri, reaksi otomatis," tutur Nokubonga.

Nokubonga menolak merinci apa yang terjadi selanjutnya.(*)

Baca Juga: Ikatan Kasih Sepasang Lansia Langsungkan Pernikahan di Tengah Pandemi Covi-19, Prosesi Pernikahan Terpaksa Digelar di Rumah Sakit

Editor : Alfa

Sumber : intisari