Akibat Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat, Warga Sewakul Khawatir Nasib Mereka Ketika Membutuhkan Pelayanan Kesehatan

Senin, 13 April 2020 | 14:00
Twitter @pjalankaki via KompasTV

Karangan bunga memenuhi TPU Sewakul, Semarang, diseut sebagai tanda bela sungkawa atas matinya hati nurani

WIKEN.ID - Kejadian penolakan pemakaman jenazah korban Covid-19 kembali terulang.

Kali ini pemakaman jenazah perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang ditolak oleh beberapa oknum warga di sebuah daerah Kabupaten Semarang.

Penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang ternyata berimbas ke warga Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Mereka khawatir kejadian tersebut akan berdampak saat warga membutuhkan layanan kesehatan.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Bintang Film Panas Muda Nikahi Kakek Umur 73 Tahun Hingga Artis Cantik Menikah dengan Pejabat yang Terpaut 27 Tahun, Ternyata Penampilan Dapurnya Mengejutkan

Soleh, warga Sewakul, mengatakan sebenarnya tidak semua menolak pemakaman tersebut.

"Kejadian itu membuat nama Sewakul jadi buruk, padahal yang menolak itu hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ujar Soleh di TPU Siwarak, Sewakul, Minggu (12/4/2020).

Dampak yang paling terasa, lanjutnya, saat ini adanya kecaman di media sosial.

"Itu tidak hanya dirasakan individu-individu, tapi semua warga Sewakul," ujarnya.

Baca Juga: Pilih Nikahi Anjingnya Sendiri, Wanita Ini Mengaku Hewan Peliaraannya Hanya Gara-Gara Hal Ini, Tak Habis Pikir!

Namun yang paling dikhawatirkan adalah bila suatu saat ada yang membutuhkan layanan kesehatan dan melihat KTP sebagai warga Sewakul.

"Kami takut juga bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," ungkapnya.

Dia meminta kepada seluruh perawat agar tidak menyamakan perilaku warga.

"Kami jujur minta maaf atas kejadian tersebut kepada para perawat di seluruh Indonesia." jelasnya.

Baca Juga: Nikah Muda dengan Suami yang Lebih Tua 12 Tahun darinya, Aktris Ini jadi Ibu di Usianya yang Belum Genap 20 Tahun

Jangan semua disamakan, karena penolakan itu dilakukan oleh oknum," paparnya.

Sementara Ketua RW 08 Sewakul, Daniel Sugito mengungkapkan keluarga almarhum Nuria Kurniasih sudah meminta izin kepada dirinya yang juga menjabat sebagai ketua TPU.

"Sudah diizinkan, kami juga mengajak pengurus makam mengajak penggali liang kubur," jelasnya.

Dia juga mengirim pesan kepada ketua RT di RW 08 untuk menginformasikan adanya pemakaman tersebut.

Baca Juga: Ikatan Kasih Sepasang Lansia Langsungkan Pernikahan di Tengah Pandemi Covi-19, Prosesi Pernikahan Terpaksa Digelar di Rumah Sakit

Namun, tiba-tiba ada sekelompok orang menolak pemakaman tersebut.

Alasannya, banyak mobil dan orang yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Saya sudah menjelaskan jenazah ini punya hak yang sama untuk dimakamkan di sini.

Apalagi ayah dan pakdenya juga dimakamkan di sini. Tapi perwakilan masyarakat ini tiba-tiba menolak," jelasnya.

Baca Juga: Usianya Masih 5 Tahun, Bocah Pengidap Autisme Ini Dijuluki Sebagai 'Predator Seks' oleh Pihak Sekolahnya, Hanya Gara-gara Hal Ini!

Setelah diskusi, keluarga almarhum memutuskan untuk memindah pemakaman ke Kompleks Pemakaman Bergota.

"Kami sudah berupaya agar almarhum bisa dimakamkan di sebelah ayahnya, namun tidak jadi terlaksana," ungkap Daniel.

Seperti diketahui, Nuria Kurniasih, perawat di RSUP Dr. Kariadi meninggal dunia pada Kamis (9/4/2020) karena terpapar Covid-19.

Jenazahnya yang akan dimakamkan di TPU Sewakul mendapat penolakan dari warga.

Baca Juga: Miliki Rumah Mewah Berlantai 3, Kediaman Presenter Kondang Ini Malah Dihuni 14 Makhluk Gaib, Tetangga Sering Alami Kejadian Mistis

Editor : Alfa

Sumber : Kompas.com