Ketakutan saat Hendak Kuburkan Jenazah Covid-19, Tukang Gali Kubur di Sidoarjo Lari Pulang, Bupati Rela Turun Tangan untuk Meyakinkannya!

Senin, 30 Maret 2020 | 09:00
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020).

WIKEN.ID -Virus corona sedang menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.

Pasalnya, angka kasus inveksi virus corona terus mengalami peningkatan sejak kasus pertama dikonfirmasi pada 2 Maret.

Hingga Minggu (29/3/2020) tercatat kasus positif corona bertambah menjadi 1.285 kasus, dan 114 pasien meninggal dunia.

Terus melonjaknya jumlah pasien corona tersebut juga membuat para penggali kubur harus sedia setiap waktu.

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! Kenali 10 Tanda Tubuh Kita Mengandung Racun, Bau Badan Saingi Kentut Hingga Rambut Rontok

Selalu ada kisah dibalik prosesi pemakaman pasien corona yang meninggal dunia.

Seperti kisah tukang gali kubur yang sampai ketakutan dan tak mau mengurus jenazah yang satu ini.

Tukang Gali kubur ini takut menguburkan jenazah yang terpapar virus corona, hingga lari pulang kerumahnya hingga diyakinkan Bupati.

Kejadian ini terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga: Bertemu di Media Sosial, Pasangan Lansia 81 Tahun Tetap Nekad Menikah di Rumah Sakit di Tengah Pandemi Virus Corona

Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin pun membagikan pengalamannya ini dia mengakui sangat sulit untuk memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal.

Menurut infomasi, pasien tersebut meninggal pada Kamis (26/3/2020) pagi.

Pada saat pasien akan dimakamkan, tukang gali kubur yang tahu akan meggali makam pasien covid-19 yang meninggal, justru memilih kabur.

Dia pulang ke rumah karena ketakutan.

Baca Juga: 15 Hari di Rumah Takut Terpapar Virus Corona, Hotman Paris Ngaku Kumis & Jenggotnya Sudah Panjang, Habiskan Waktunya Renang Tujuh Kali dalam Sehari

Padahal sesuai SOP jenazah Covid-19 yang meninggal harus segera dimakamkan tak boleh lebih dari 4 jam.

"Lubang makam memang sudah disediakan oleh tiga penggali kubur, pada Kamis dini hari," kata Nur Ahmad.

"Tetapi setelah itu ditinggal karena takut. Saya sampai mengejarnya ke rumahnya," katanya.

"Saya yakinkan, dan saya beri alat pelindung diri," terangnya dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Pasien Virus Corona Sembuh, Ini Syaratnya Meski Dibolehkan Pulang

Akhirnya, jenazah tersebut pun akhirnya berhasil dimakamkan, setelah Bupati berusaha meyakinkannya.

Sesuai dengan standar, jenazah Covid-19 dilapisi dengan plastik, kemudian ditutup peti ketika dimakamkan.

Sementara, petugas pemakaman menggunakan alat pelindung diri yaitu APD, sesuai standar medis, seusai digunakan baju pelindung ini harus segera dimusnahkan.

Bupati Sidoarjo Nur Ahmad juga sempat mengunggah proses pemakaman warga yang meninggal akibat Covid-19 melalui akun Facebooknya.

Baca Juga: Nasibnya Tak Sebaiknya Pasien Virus Corona yang Lain, Keluaga Ini Kebingungan Saat Akan Memakamkan Jenazah, Ditolak dan Diusir

Dalam tayangannya, pemakaman itu akhirnya dilakukan pada pagi buta pukul 03.40 dengan lampu penerangan dari mobil di komplek pemakaman di Desa Praloyo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Dia juga menjelaskan identitas pasien adalah domisili Sidoarjo.

Namun, dia dirawat di rumah sakit di Surabaya, pasien dinyatakan postif Covid-19 namun tidak dijelaskan secara detail karena sesuai aturan identitas lengkap pasien memang tidak boleh dibocorkan. (*)

Baca Juga: Nasibnya Tak Sebaiknya Pasien Virus Corona yang Lain, Keluaga Ini Kebingungan Saat Akan Memakamkan Jenazah, Ditolak dan Diusir

Sebagian artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul Penggali Kubur Takut, Ambulans Juga Menolak, Beginilah Kisah Pilu Jenazah Covid-19 di Sidoarjo, Bupati Sampai Kebingungan Memakamkannya

Tag

Editor : Amel

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com, Intisari.grid.id