Patut Ditiru, Walau Belum Ditemukan Kasus di Daerahnya, Warga Desa Pranan Pilih Langkah Antisipasi dengan Isolasi Mandiri Jauh Sebelum Adanya Status KLB Corona

Rabu, 25 Maret 2020 | 09:00
Tribunnews.com

Ilustrasi terinfeksi virus corona

WIKEN.ID - Jauh hari sebelum penetapan status Kejadian Luar Biasa atau KLB Corona, ada sebuah kampung di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) melakukan isolasi mandiri.

Ya, di saat masih banyak orang keluyuran di luar rumah dan tidak menganggap bahayanya penyebaran virus mematikan bernama Covid-19 itu, warga 'mengurung' diri demi membantu pencegahan pandemi tersebut.

Mereka adalah warga di RT 01 RW 01 Desa Pranan, Kecamatan Polokarto.

Meskipun belum ditemukan kasus Covid-19 di sana, namun langkah antisipasi diterapkan pemerintah desa setempat saat kasus tersebut baru diumumkan di Kota Solo tetangga Kabupaten Sukoharjo.

Saat TribunSolo.com mengeliling dukuh tersebut, tak ada orang berlalu-lalang di jalanan, apalagi sekedar nongkrong-nongkrong di depan rumah.

Tidak jauh berbeda dengan video yang mereka bagikan berdurasi 1 menit 35 detik sehingga viral di medsos.

Kondisi dukuh yang memiliki 56 kepala keluarga (KK) itu bak 'kota mati' agar masyarakatnya terhindar dari virus.

Walaupun bak kota mati kerena serasa sepi dan sunyi, tetapi sebenarnya warga melakukan kegiatan di dalam rumah dengan tenang karena mengantisipasi ancaman wabah Corona.

"Kita sudah lakukan sepekan ini," ungkap Ketua RT 01, Sukino saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (24/3/2020).

"Ada 56 KK yang berada di RT kami," aku dia membeberkan.

Sebelum KLB Corona di Sukoharjo

Jika yang dilakukan warga RT 01 Desa Pranan itu seakan menjadi contoh di saat orang-orang masih keluyuran apalagi liburan di saat mewabahnya Corona.

Mengingat yang dilakukan warga melihat perkembangaan virus sehingga Kota Solo berstatus KLB Corona pada Jumat 13 Maret 2020 lalu.

Kemudian pada Selasa 23 Maret 2020 giliran Kabupaten Sukoharjo berstatus KLB Corona.

Sukino melanjutkan, adapun isolasi yang dilakukan di wilayahnya tersebut dengan membatasi warganya melakukan kegiatan di luar rumah, melarang berkumpul dan berkeramaian.

Termasuk menunda semua kegiatan yang mengundang orang banyak.

Segala aktivitas warga dibatasi, dengan menutup jalan di desa, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Bahkan mungkin menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang menerapkan isolasi mandiri yang sudah berlangsung berhari-hari demi menjaga warganya.

"Kami memanfaatkan palang jalan yang sudah lama terpasang untuk mengontrol aktivitas warganya," aku dia.

Palang jalan ini sebelumnya dipasang untuk menjaga keamanan kampung, sehingga hanya pada waktu malam saja ditutup tidak seperti saat ini sepanjang waktu.

"Atas saran dari Pak Kades, kita menutup semua palang ini 24 jam," tuturnya.

"Warga yang mau keluar masuk kampung hanya bisa melewati satu akses jalan yang kami jaga," terang dia menekankan.

Dengan hal tersebut pihaknya bisa memantau setiap warga yang keluar masuk kampung.

Termasuk tamu dari kampung sejak isolasi dilakukan mandiri, tidak diizinkan berkunjung terlebih dahulu.

"Kecuali tamu yang benar-benar ada urusan penting, itupun haru lapor," paparnya.

Lebih lanjut dia menambahkanm sebelum aturan ini diberlakukan, pihaknya telah mensosialisasikan kepada warganya saat wilayah sebelah Kabupaten Sukoharjo yang hanya berjarat belasan kilometer dinyatakan KLB.

"Respon warga baik-baik saja, karena ini untuk kebaikan kita bersama," ucapnya.

"Kami tidak tahu akan memberlakukan ini sampai kapan, kita tunggu perkembangan dan instruksi dari pemerintah," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Isolasi Mandiri Ala Warga Pranan Sebelum Sukoharjo KLB Corona,Tak Ada yang Keluyuran, Ini Kondisinya

Tag :

Editor : Pipit