Sejak Usia 9 Tahun, Siswi SMP di Kupang Dijadikan Budak Pamannya, Wajahnya Lebam Karena Sering Dipukuli dan Tak dikasih Makan

Kamis, 12 Maret 2020 | 08:00
via Shawwa Law

Ilustrasi kekerasan

WIKEN.ID -Kisah nahas dialami seorang siswi SMP di Kupang, ia dijadikan budak dan sering mendapatkan tidak kekerasan oleh pamannya.

Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kupang, Nusa Tenggara Timur ( NTT) berinisial MIB alias Ir (12) harus menjalani kehidupan pahit bersama pamannya, YYS (40).

Bagaimana tidak, sejak ia berusia 9 tahun dan duduk dibangku kelas IV sekolah dasar, Ir sudah mendapatkan perlakuan kasar dari sang paman.

Lebih tepatnya, perlakuan kasar itu dilakukan pamannya sejak tahun 2016.

Baca Juga: Menyesal Pernah Jadian Dengan Laudya Cynthia Bella, Raffi Ahmad Ungkap Wanita yang Ia Ingin Pacari Saat SMA

Diketahui, YYS pamannya tersebut merupakan adik kandung dari ibu Ir.

Kesehariannya, YYS bekerja sebagai penjaga sekolah di sebuah sekolah dasar Kecamatan Kota Lama, Kupang.

Diketahui, YYS beserta istri dan ketiga anaknya selama ini lebih sering tinggal di mess SD.

Sedangkan Ir tinggal sendiri di rumah sang paman di RT 010 RW 003, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa.

Baca Juga: Tiga Orang Tewas Santap Ikan Buntal, Racunnya Ikan Buntal 1000an Lebih Kuat dari Sianida

Dilansir dari Kompas.com, pada Selasa (10/3/2020) malam, Ir mengaku sejak 2016 lalu, pelaku mengajak dia ke Kota Kupang dan pindah sekolah saat ia duduk di bangku kelas IV SD.

Awalnya, Ir senang karena ia bakal mengenyam pendidikan di ibu kota Provinsi NTT.

Tetapi nampaknya kegembiraannya hanya bersifat sementara.

Pasalnya, sejak ia tinggal bersama pamannya, setiap hari Ir selalu mendapatkan perlakuan kasar dari sang paman.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Anak Angkat, Akhirnya Ruben Onsu Ungkap Status Sebenarnya Betrand Peto

Ir pu seolah-olah dijadikan budak di rumah pamannya untuk membereskan seluruh pekerjaan rumah.

Setiap pagi hari, pada pukul 04.00 WITA, YYS selalui menelpon dan membangunkan Ir, untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Mulai dari membersihkan rumah hingga menyiapkan makanan untuk ternak babi.

Setelah pekerjaannya selesai, barulah Ir berangkat ke sekolah.

Pada siang harinya, setelah Ir pulang sekolah, ia wajib menjaga kios di rumah YYS.

Baca Juga: Kisahnya Bak Romeo dan Juliet, Suami Istri Bunuh Diri dan Tinggalkan Surat Wasiat, Isinya Menyayat Hati

Semua pekerjaan ia lakukan sendirian, mulai dari memasak, mencuci, dan membersihkan lahan pamannya.

Sering kali Ir terpaksa memungut sisa makanan atau mengharapkan pemberian tetangga, lantaran ia tak memiliki beras dan uang makan.

Setiap dua hari sekali, YYS datang dan memantau Ir.

Saat pamannya datang, Ir sering mendapatkan perlakuan kekerasan lantaran ada pekerjaan yang tidak beres.

Baca Juga: Video Viral Pernikahan Menggunakan Hand Sanitizer, Pengantin Meminta Tamunya Pakai Pembersih Tangan Dulu

"Saya selalu dipukul, kalau melihat ada yang tidak beres di rumah," ujar Ir lirih.

Mendapat perlakuan kasar tersebut, Ir hanya bisa menangis dan tak bisa berbuat apa-apa.

Sejumlah tetangga yang tinggal dekat rumah mereka, hanya bisa prihatin dan tanpa bisa berbuat apa-apa.

Puncaknya pada Selasa (10/3/2020), YYS datang ke rumahnya dan menganiaya Ir, hanya gara-gara belum memasak nasi.

Baca Juga: Foto Ariel Tatum Bareng Vicky Praseto Bikin Geger Netizen, Feni Rose: Sangat Mengkhawatirkan!

Padahal, Ir terlambat memasak nasi karena harus menyelesaikan pekerjaan di kebun dan memasak makanan untuk ternak babi.

Saat itu, YYS dua kali menampar Ir, bahkan pamannya tersebut tidak memberinya makan.

Aksi kekerasan ini rupanya membuat keprihatinan tetangga, sehingga mengadukan ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Fatukoa dan dilaporkan ke polisi di Polsek Maulafa.

Polisi kemudian menjemput Ir, dengan sejumlah luka lebam dan bengkak pada wajah dan kepala.

Saat polisi memeriksanya, Ir mengakui semua aksi kekerasan yang dilakukan pelaku selama tiga tahun ini.

Baca Juga: Bersahabat dari Remaja, Nia Ramadhani Akui Korbankan Hal Ini demi Marshanda Sampai-sampai Dirinya Kesal dan Enek

Kapolsek Maulafa, Kompol Margaritha Sulabesi, mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah pihak, termasuk korban Ir dan pelaku YYS.

"Korban sering sekali dipukul dan dianiaya serta tidak diberikan makan. Padahal, korban lelah mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah pelaku," ujar Margaritha.

Korban kemudian divisum di rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang dan selanjutnya diperiksa penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polsek Maulafa.

"Sejak tiga tahun lalu saat korban masih kelas IV SD atau waktu korban berusia sembilan tahun hingga kelas I SMP dianiaya sang paman dan dipaksa bekerja sejak subuh hingga malam," ujar Margaritha. (*)

Baca Juga: Terduga Pelaku Pengerusakan Pos Polisi Akhirnya Diamankan Polisi, Raut Wajah Pelaku Terlihat Tertawa dan Mengacungkan Jari Tengah

Editor : Amel

Sumber : Kompas.com