WIKEN.ID -Kegiatan Pramuka susur Sungai Sempor menyisakan duka mendalam.
Ratusan siswa SMP Turi Negeri 1 Sleman, Yogyakarta, dilaporkan hilang saat mengikuti kegiatan pramuka di susur Sungai Sempor.
Dari jumlah tersebut, sebanyak enam orang dinyatakan meninggal.
Berdasarkan keterangan saksi mata, terdapat 257 siswa yang mengikuti kegiatan outbond Pramuka dengan menyusuri sungai.
Peristiwa hilangnya ratusan siswa tersebut bermula ketika para siswa mengikuti kegiatan susur sungai pada sore hari.
Ketika tengah berjalan beriringan ditepi di Sungai Sempor, tiba-tiba banjir datang menerpa mereka.
Akibatnya, banyak dari siswa tersebut yang terbawa arus dan sebagian dari mereka berhasil menyelamatkan diri.
Namun, ternyata lebih banyak yang hilang terbawa arus dan belum diketahui keberadaannya hingga kini.
Dilansir dari Kompas.com, salah satu siswa SMP Negeri 1 Turi yang menjadi peserta susur sungai, Ahmad Bakir, menceritakan, awalnya para peserta berkumpul di sekolah.
Dari sekolah, mereka berangkat ke Sungai Sempor sekitar pukul 15.00 WIB.
"Berangkat dari sekolah ke Kali Sempor itu sekitar jam 15.00 WIB," ujar Ahmad Bakir saat ditemui di SMP Negeri 1 Turi, Jumat (21/2/2020).
Siswa kelas 8 ini menyampaikan, saat berangkat dari sekolah kondisi hujan deras.
Namun, ketika sampai di Sungai Sempor, hujan mulai reda.
"Kegiatannya itu susur sungai. Saat reda kita turun ke sungai," katanya. Awalnya, saat mulai susur sungai, Bakir berada di paling belakang.
Namun, perlahan mendahului hingga berada di depan. Menurut dia, kedalaman air saat susur sungai bervariasi, ada yang sekitar 50 sentimeter dan ada pula yang satu meter.
Setelah beberapa saat menyusuri sungai, hujan gerimis.
"Enggak terasa, tiba-tiba air datang," ucapnya.
Bakir menuturkan, saat banjir datang kebetulan, ia sudah berada di atas bibir sungai bersama temannya, Danu Wahyu.
"Kalau yang hanyut saya tidak tahu, tapi ada yang tenggelam sempat ditolong teman saya (Danu)," bebernya.
Mengetahui kejadian itu, Bakir pun lantas berteriak agar teman-temannya tetap berpegangan yang erat pada sebuah kayu.
Selain itu, ia juga meminta teman-temannya tidak panik.
"Yang di tengah itu panik, terus saya teriak agar jangan panik. Kalau panik kan makin susah," ungkapnya.
Bakir yang berada di atas serentak berusaha membantu teman-temanya.
Ia mencari benda yang ada di bibir sungai untuk dipergunakan menolong.
"Saya langsung cari akar yang panjang, lalu saya lempar ke teman yang di tengah. Satu-satu tarik ke pinggir, ada enam yang tadi saya tarik," katanya.
Bakir mengungkapkan, saat kegiatan susur sungai, ada pembina pramuka yang mendampingi, Posisinya berada di belakang dan tengah.
Sementara itu, Danu Wahyu, siswa kelas 8, menuturkan, saat kejadian posisinya berada di bibir sungai.
"Saya kan naik ke permukaan. Jadi posisi saya tidak di dalam sungai saat kejadian," ungkapnya.
Saat banjir bandang datang, lanjutnya, dia sempat melihat beberapa temannya tenggelam.
Melihat hal itu, Danu spontan langsung melompat ke dalam sungai.
Baca Juga: Keluarga Ashraf Sinclair Dirungdung Duka, Dian Sastro Geram dengan Sikap Wartawan: Kemana Nurani?
"Lihat ada yang tenggelam terguling-guling, saya langsung lompat berenang. Saya tarik dua yang perempuan ke pinggir, sama satu yang (pegangan) batu di tengah (sungai)," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam orang siswa meninggal dunia dan empat masih dalam pencarian setelah terseret arus Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Para siswa ini hanyut saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai. (*)
Baca Juga: Awalnya Sakit Perut, Dokter Ternyata Temukan Stang Motor di Dalam Rahim, Wanita Ini Terancam!