Jangan Jijik, Restoran yang Selalu Dipadati Pengunjung Ini Gunakan Kaldu yang Sama Selama 45 Tahun, Pinggir Kompor Sampai Penuh Kerak!

Kamis, 23 Januari 2020 | 07:30
eatingthaifood

Wattana Panich, restoran di Thailand

WIKEN.ID- Thailand saat ini menjadi surga kuliner.

Beberapa makanan dari negeri gajah putih tersebut sangat diminati.

Seperti tom yum, pad thai, som tum dan lainnya.

Selain itu, Thailand juga dikenal dengan jajanannya atau street food.

Namun salah satu restoran yang berada di Bangkok, Thailand memiliki kisahnya sendiri.

Wattana Panich, merupakan salah satu restoran yang ada di Ekkamai, Bangkok.

Baca Juga: Ngaku Pernah Gunakan Narkoba Hingga Depresi, Penyanyi Tampan Ini Sebut Sampai Mati Suri Lihat Jasadnya Sendiri!

Saking terkenalnya, ratusan pengunjung yang lapar datang setiap harinya untuk merasakan sup lezat dan semur tiap harinya.

Ternyata restoran ini memiliki rahasia di balik kelezatan hidangannya.

Salah satu hidangan paling populer di Wattana Panich adalah sup mie daging sapi, dibuat dengan daging sapi rebus, babat, bakso, organ , dan rempah-rempah.

Baca Juga: Siap Nikah Ketiga Kalinya, Artis Lawas Keturunan Ningrat Ini Ngaku Pernah 2 Hari Mati Suri: Pilihannya Hidup atau Mati!

Twitter Wattana Panich
Twitter Wattana Panich

Kaldu di Wattana Panich yang telah didihkan selama 45 tahun.

Tetapi bahan yang paling penting adalah kaldu, yang, percaya atau tidak, telah mendidih selama 45 tahun.

Kedengarannya aneh, tetapi itu benar.

Alih-alih membuang kaldu sisa setiap malam, pemilik Wattana Panich dengan hati-hati menyaringnya dan menyimpannya, digunakan untuk sup dalam jumlah hari berikutnya.

Mereka telah melakukan ini setiap hari selama lebih dari empat dekade dan menganggapnya sebagai rahasia utama untuk hidangan lezat mereka.

Baca Juga: Masih Berseteru dengan Andhika Pratama Gara-gara Tuduhan Jiplak Program, Nikita Mirzani: Terserah, Enggak Peduli Gue!

Wattana Panich mengandalkan metode memasak lama yang dikenal sebagai "rebusan abadi" atau "rebusan pemburu" yang pada dasarnya melibatkan membiarkan rebusan didihkan terus-menerus sambil menambahkan bahan-bahan baru ke dalamnya.

Ini memastikan bahwa kaldu menyerap sebanyak mungkin rasa dari bahan-bahannya, membuat hidangan yang digunakannya benar-benar lezat.

Prinsipnya sederhana, semakin lama kaldu mendidih, semakin baik.

Tetapi restoran ini menuju kea rah yang lebih ekstrim.

Baca Juga: Ogah Dijadikan Budak oleh Istri, Artis Ini Putuskan Bercerai Setelah 17 Tahun Berumah Tangga, Kini Ia Bahagia Nikahi Wanita yang 15 Tahun Lebih Muda

Menurut BK Magazine, para koki di Wattana Panich mendinginkan kaldu sisa setiap malam dan menyimpannya di lemari es untuk mencegah pembusukan.

Ini digunakan sebagai bahan untuk rebusan hari berikutnya.

Para juru masak menambahkan sekitar 25 kg daging sapi ke rebusan setiap hari, rasa yang meresap ke dalam kaldu yang sudah berumur puluhan tahun, terus-menerus meningkatkan rasanya.

Nattapong Kaweenuntawong adalah generasi ke-3 dari keluarganya yang menjalankan Wattana Panich, dan berharap bahwa ketiga anaknya akan menjadi yang ke-4.

Baca Juga: Perseteruannya dengan Nikita Mirzani Tak Kunjung Usai, Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawaty Justru Dapat Hadiah Tak Terduga, 'Kadonya Langsung Dikirim dari Allah SWT'

Apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti, mereka akan menggunakan kaldu yang sama setiap hari semenjak restoran dibuka di Ekkamai, 45 tahun yang lalu.

Dan jika ada yang bertanya mengenai kerak coklat yang ada di sekitar panci rebusan, itu adalah kesaksian untuk berapa lama kaldu telah digunakan.

Pemilik Wattana Panich menjadikannya tradisi untuk tidak membersihkan spillover kaldu senilai 45 tahun.

Ini bukan bagian sejarah yang paling higienis, tapi tetap saja sejarah.(*)

Tag

Editor : Agnes