6 Tahun Lalu Ria Irawan Lakukan Operasi Pengangkatan Rahim, Ternyata Berefek Pada Kondisi Tubuh

Senin, 06 Januari 2020 | 18:30
IG : riairawan

Ria Irawan

WIKEN.ID - Ria Irawan meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).

Ria Irawan meninggal dunia setelah mengidap kanker kelenjar getah bening.

Penyakit kanker yang diidap Ria pernah dinyatakan sembuh pada 2014 melalui pengobatan kemoterapi yang dijalaninya.

Namun, pada pertengahan 2019, kondisi Ria memburuk kembali.

Ia mulai bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

Baca Juga: Ria Irawan Sempat Dinyatakan Sembuh Tetapi Sakitnya Muncul Lagi, Dokter Spesialis Ini Jelaskan Penyebab Penyebaran Sel Kanker

Dikutip dari Kompas.com, Ria Irawan pernah menjelaskan bahwa pada 2009 ia mengetahui ada mioma di rahimnya.

Saat itu, ia menghindari operasi pengangkatan rahim.

Hingga akhirnya, Ria Irawan didiagnosis kanker endometrium atau kanker dinding rahim.

Akhirnya Ria Irawan menjalani operasi pengangkatan rahim pada 30 September 2014.

Baca Juga: Kalimat Sakti Suami Ria Irawan, Damping Istrinya Sejak Pengobatan Hingga Meninggal Dunia, Setia Selama 12 Tahun Lebih

Dalam operasi tersebut, dokter pun melakukan biopsi.

Tak hanya itu, indung telur Ria juga ikut diangkat bersama rahimnya.

Dari hasil biopsi, kanker di tubuh Ria Irawan ternyata sudah menyebar ke kelenjar getah bening pada bagian panggul.

“Ternyata kelenjarnya aktif. Jadi kankernya masih endometrium, tapi metastasenya (penyebaran) getah bening. Makanya (stadium) 3 C. Kalau sudah stadium 4, itu (penyebaran) di otak, tulang,” terang Ria.

Lalu, apakah ada efek dari operasi pengangkatan rahim?

Baca Juga: Kalimat Sakti Suami Ria Irawan, Damping Istrinya Sejak Pengobatan Hingga Meninggal Dunia, Setia Selama 12 Tahun Lebih

Operasi angkat rahim (histerektomi) adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengobati penyakit-penyakit pada organ reproduksi wanita, seperti kanker serviks atau kanker rahim, fibroid rahim atau miom.

MenurutProf.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And yang dikutip dari kompas.com, pengangkatan rahim saja seharusnya tidak menimbulkan akibat buruk apa pun dalam kaitannya dengan fungsi seksual.

Namun, hal itu berbeda bila indung telur juga diangkat, apalagi kalau keduanya.

Pengangkatan rahim tidak mengganggu fungsi seksual karena hubungan seksual tak ada kaitannya dengan rahim.

Baca Juga: Tak Mau Makan Sampai Sakit-sakitan Setelah Pemiliknya Meninggal, Kucing Oren Ini Mulai Pulih Setelah Diajak Ziarah ke Makam

Hubungan seksual berlangsung di dalam vagina, yang tidak banyak dipengaruhi oleh pengangkatan rahim.

Lain halnya kalau kedua indung telur wanita diangkat, maka akan mengalami penurunan kadar hormon seks secara tajam, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron.

Kalau ini terjadi, fungsi seksual akan terganggu.

Hal ini akan memunculkan gangguan berupa hilangnya gairah seksual dan terhambatnya perlendiran vagina, yang akhirnya menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seks.

Baca Juga: Hampir Satu Tahun Menduda dan Ditinggal Meninggal Mantan Istrinya, Sule Ungkap Enggan untuk Menikah Lagi

Rasa sakit tidak hanya akan dialami oleh istri, tetapi juga oleh suami.

Sementara, dikutip dari Alodokter, operasi pengangkatan rahim tidak dapat menutup fakta bahwa tetap ada risiko efek samping atau komplikasi di balik prosedur ini.

Ada beberapa efek samping operasi angkat rahim yang dapat terjadi pada wanita yang menjalani prosedur ini seperti infertilitas atau kemandulan.

Baca Juga: Permintaan Mantan Istri Sule Sebelum Meninggal Dunia ke Rizky Febrian, Anaknya Pun Kaget

Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi mental orang yang menjalaninya, terlebih bagi wanita yang masih ingin memiliki anak.

Selain, efek lain pengangkatan rahim adalah pasien mengalami menopause lebih awal.

Kondisi ini juga dapat terjadi pada pasien pasca operasi angkat rahim total, di mana indung telur atau ovariumnya ikut diangkat. (*)

Baca Juga: Detik-detik Tangisan Sule Pun Pecah Usai Angkat Keranda Jenazah Mantan Istrinya

Tag

Editor : Alfa