WIKEN.ID -Sebuah flora baru yang misterius telah terdeteksi keberadaannya lewat kamera yang terpasang di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) dan kawasan Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara.
Hewan yang dianggap misterius itu merupakan hewan yang masih minim informasinya.
Musang sulawesi merupakan satwa karnivora endemik yang merupakan hewan asli Sulawesi.
Baca Juga: Tiap Malam Datang ke Kebunnya, Wanita Ini Berikan Jamuan Makan Malam Mewah bagi Keluarga Musang
"Namun sejak tiga tahun terakhir, kehadirannya berhasil diketahui melalui kamera jebak (camera trap),” kata Iwan Hunowu, peneliti dari WCS-Indonesia Program untuk Sulawesi, akhir Desember 2019.
Setelah itu, sebuah jurnal internasional yang berbasis di Cambridge, Inggris merilisnya pada Desember 2019.
Jurnal itu mengungkapkan penemuan satwa misterius yang berhasil terekam kamera itu.
Sebenarnya jurnal itu sudah ditulis sejak 2016.
Namun baru diterbitkan pada 2019 oleh Oryx Journal.
"Sebelumnya pada 2003, saya juga menulis musang sulawesi di jurnal yang sama, namun lokasi berbeda, di Sulawesi Tenggara,” ucap Iwan kepada Mongabay.co.id.
Baca Juga: Ditangkap di Sulawesi, Lihat Video Pengancam Jokowi Setelah Ditahan Polisi Kini
Publikasi jurnal itu memakan waktu lama karena harus mendapatkan masukan dari para ahli.
Sulawesi memiliki tiga jenis musang.
Namun, dua di antara musang itu, Malay Civet atau musang melayu dan Palm Civet atau musang palem bukan berstatus endemik melainkan spesies introduksi.
Sedangkan musang yang khas kota itu ialah Sulawesi Civet atau musang sulawesi
“Hasil survei kami menemukan keberadaan musang sulawesi lebih banyak di hutan primer ketimbang hutan sekunder. Bahkan, ada juga di kebun warga,” ucap Iwan.
Masih berdasarkan jurnal yang ditulis Iwan Hunowu dan Alfons Patandung, musang sulawesi saat ini berstatus rentan yang terdaftar dalam daftar merah IUCN.
Penyebabnya diduga karena berkurangnya hutan primer.
Selain itu, tidak ada juga data berapa jumlah populasi terkini yang menjadi rujukan.
Baca Juga: Video Viral! Rekam Ayah Pemilik Tempat Perawatan Hewan Lakukan Penganiayaan
Survei yang telah dilakukan WCS menunjukkan 13 kali kehadiran musang sulawesi di delapan titik yang ditaruh di TNBNW.
"Ciri khasnya memiliki cincin-cincin putih bagian ekor. Satwa ini juga termasuk nokturnal, mungkin inilah yang membuat musang sulawesi jarang dijumpai. Justru yang sering terpantau musang melayu,” ucap Iwan.
TNBNW yang merupakan kawasan konservasi darat terluas di Sulawesi yang mencapai 282.008,757 hektar berada di dua provinsi yaitu Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Kawasan konservasi itu selain merupakan rumah bagi musang sulawesi, juga merupakan tempat hidupnya satwa-satwa endemik Sulawesi, seperti dua jenis anoa, dua jenis monyet, babirusa sulawesi, dan lain-lain.
“Masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi musang sulawesi ini. Kebutuhan saat ini adalah survei populasi,” papar Iwan.
(Mega Khaerani)