WIKEN.ID - Hubungan Indonesia dan China kembali menegang setelah kapal penangkap ikan dan coast guard China diduga melakukan pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif.
Kapan penangkap ikan memasuki Perairan Natuna pada 31 Desember 2019.
Mereka juga melakukan pelanggaran ZEE seperti melakukan praktik illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing di wilayan tertitori Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Masudi meminta China untuk patuh terhadap ketentuan yang telah ditetapkan UNCLOS 1982 tentang batas teritori.
Baca Juga: Akibat Kasus Video Asusila, Luna Maya Ditawar 70 Persen, Mantan Ariel NOAH: Kena Lah Harga Diri
Selain itu kementrian Luar Negeri telah mengirimkan nota protes resmi dan memanggil Dubes China untuk Indonesia di Jakarta.
Pemerintah Indonesia tetap melakukan beberapa upaya diplomatik dengan China, agar sengketa Laut China Selatan tidak meluas sampai ke Natuna.
Kedua belah pihak sudah sepakat mengedepankan diplomasi dengan mengimplementasikan Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC).
Menanggapi pelanggaran di Laut Natuna, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan bahwa hingga kini pihaknya sedang berunding untuk mencari solusi terbaik untuk permasalahan ini.
“Kita tentunya masing-masing punya sikap kita mencari suatu solusi yang baik, di ujungnnya saya kira kita punya solusi yang baik,” ujar Prabowo yang dikutip dari KompasTV.
Prabowo mengatakan pemerintah pasti akan mencari cara paling damai untuk menyelesaikan masalah ini.
Bagaimana pun, kata Prabowo, China negara sahabat.
“Saya kita selesaikan dengan baik bagaimanapun cina adalah negara sahabat,” ujar Prabowo.
Baca Juga: Video Viral! Rekam Ayah Pemilik Tempat Perawatan Hewan Lakukan Penganiayaan
Geram dengan aksi pelanggaran China yang masuk ke wilayah Indonesia, akhirnya Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti buka suara.
Melalui akun twitternya, @susipudjiastuti, ia mengunggah komentarnya terkait maraknya kapal-kapal Tiongkok yang dikawal China Coast Guard (CCG) di perairan Natuna.
Susi Pudjiastuti mengkritisi pihak-pihak yang mengatakan persoalan di Laut Natuna akan merusak persahabatan dan persahabatan antar-kedua negara bila diperpanjang.
Susi Pudjiastuti mengatakan persahabatan antar negara tidak boleh melindungi pencuri ikan.
"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing," kata Susi dikutip dari akun twitternya, Minggu (5/1/2020).
"Persahabatan dan investasi bukan pencurian ikan," tulisnya lagi. Susi Pudjiastuti menuturkan, China tidak boleh melindungi pelaku Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUUF) alias penangkapan ikan ilegal.
Hal ini dikarenakan kejahatan ini merupakan kejahatan lintas negara.
"Perlakukan pencuri ikan dengan penegakan hukum atas apa yg merrka lakukan. Dan ini berbeda dengan menjaga persahabatan atau iklim investasi," tulis Susi Pudjiastuti. (*)