WIKEN.ID-Komedian Betawi, Maling Tong Tong atau yang lebih akrab disapa Haji Malih harus menghadapi banyak kesulitan sebelum akhirnya tenar di dunia hiburan.
Hal ini terungkap melalui tayangan A Day With Malih yang diunggah di akun YouTube KompasTV.
Karirnya baru mulai bersinar ketika usianya telah mencapai kepala empat.
Berbagai macam jenis profesi pernah ia lakoni demi keluarganya, dari mulai seorang pekerja seni hingga menjadi tukang buah.
Kehidupan Malih ketika itu benar-benar sangat sulit, ia bahkan, menurut penuturan sang anak, sempat melarang sang anak untuk memakan salak dan menyuruhnya memakan yang sudah busuk.
Ia juga mengaku pernah hampir meninggalkan anak dan menceraikan istrinya lantaran malu tak dapat membiayai kebutuhan keluarga kecilnya.
Saat itu, Malih tinggal bersama keluarga kecilnya dengan menumpang rumah mertuanya di kawasan Depok.
Rumah kecil tanpa ubin itu berada di bantaran rel kereta api Depok.
Saking malunya dengan mertua, Malih pernah melamun di pinggir rel kereta dan membulatkan tekadnya untuk meninggalkan sang anak dan istri.
Setelah berjalan hampir 3 jam menyusuri rel kereta, Malih pun pulang ke rumah orang tuanya di Jakarta.
Di sana ia menyampaikan keinginannya untuk berpisah dengan sang istri.
Mendengar ucapan sang anak, orang tua Malih pun marah dan mengantarkannya pulang kembali ke Depok saat itu juga.
Kini, rumah bersejarah Malih itu masih berdiri kokoh di dekat bisingnya laju kereta api.
Tak ada kesan mewah tampak dari yang pernah ditempati Malih ketika masih susah ini.
Bahkan Malih pun sempat mengeringkan aliran sungai di dekat rumahnya demi dapat menangkap ikan untuk di makan.
Bercat hijau dan kuning, rumah ini layaknya rumah adat khas betawi namun lebih sederhana.
Warnanya yang mentereng tampak kontras dengan rumah di sisi kanan dan kirinya.
Dulu, menurut Malih, rumah ini tak berubin dan masih banyak bilik-bilik di sampingnya.
Walaupun tak mewah, tapi rumah ini masih berdiri kokoh di antara tanah yang bergetar ketika kereta melintas.
Sejak lama Malih tak lagi menempati rumah ini, namun bangunan ini jadi saksi sejarah perjalan karir Malih yang tak mudah.(*)