WIKEN.ID -Beberapa dari kita beruntung memiliki kehidupan yang baik, bahkan jika kita tidak menyadarinya.
Terlahir sehat dan segala kebutuhan dasar bisa terpenuhi adalah hal yang patut disyukuri.
Saat kita masih belum dewasa, kita selalu berharap orang tua kita ada untuk mendukung kita sepanjang hidup.
Namun, bagaimana jika dengan mereka yang tak lagi memiliki orang tua?
Itulah yang dialami tiga bersaudara ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Mohamad Syahadam Abdul Talib Mohd Kasim yang berusia 19 tahun tinggal bersama kedua adiknya yang baru bersia 14 tahun dan 9 tahun.
Syahadam tinggal dengan kedua adiknya yang bernama Siti Noraini Ahmad dan Siti Norasniza setelah kedua orang tuanya meninggal.
Anak-anak dari Kampung Mentara Lama, Kelantan, Malaysia ini pertama kali kehilangan ayah mereka enam bulan lalu karena serangan jantung.
Tak lama setelah ayah mereka meninggal, ketiga anak ini kehilangan ibu mereka karena diabetes.
Di usia yang begitu muda, anak-anak ini telah mengalami kerugian yang sebagian besar dari kita bahkan tidak bisa bayangkan.
Tiga bersaudara ini sekarang tinggal di sebuah rumah yang kekurangan dalam beberapa hal, tanpa listrik dan atap seng.
Situasinya menjadi begitu mengerikan sehingga mereka menggunakan menggunakan air selokan dan air sungai untuk keperluan rumah tangga mereka seperti memasak, membersihkan dan mencuci pakaian mereka.
Syahadam kini telah mengambil tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Dia mengatakan kepada Harian Metro bahwa mereka merawat ibu mereka yang sakit sampai dia meninggal pada bulan Agustus.
"Sejak saat itu, hidup kita dipenuhi dengan kesulitan tetapi sebagai yang tertua, saya harus tetap kuat dan bahkan mengatakan kepada saudara perempuan saya untuk melakukan hal yang sama," ujar Syahadam.
Terlepas dari kemiskinan mereka, mereka tidak mengeluh karena mereka telah diajarkan untuk menghargai apa yang mereka miliki, dan mereka telah terbiasa dengan kehidupan mereka yang miskin.
Syahadam, yang berpendidikan sekolah menengah, saat ini bekerja sebagai buruh tani kelapa sawit dengan penghasilan 700 ringgit atau 2,3 juta sebulan, yang cukup untuk biaya mereka.
Mereka cukup enggan untuk meminta bantuan dari orang-orang.
Menurut Pejabat Departemen Kesejahteraan Rakyat Gua Musang (JKM), Hizani Ibrahim, departemen mereka telah menyetujuibantuan kepadatiga bersaudara inimulai dari Desember 2020, dan penyelidikan atas masalah mereka juga telah dimulai. (*)