WIKEN.ID - Di alam liar, gajah Asia hidup sampai usia rata-rata 60 tahun.
Namun, kehidupan makhluk malang direnggut darinya.
Seekor gajah remaja, bernama Kanakota, meninggal pada tanggal 31 Oktober karena kelelahan setelah dipaksa untuk melayani turis.
Ia membawa turis-turis di bawah suhu panas Sri Lanka yang tiada henti.
Menurut India Times, gajah berusia 18 tahun itu memberi tiga tumpangan berturut-turut kepada wisatawan sehari setelah ia pawai.
Hewan tak berdosa itu pingsan karena kelelahan setelah perjalanan terakhir dan sayangnya, tidak pernah bangun.
Selama empat tahun terakhir dari hidupnya yang singkat dan sengsara, Kanakota terpaksa membawa turis dalam perjalanan satu jam ke atas benteng batu kuno di sepanjang jalan sibuk Sigirya, Sri Lanka.
Gajah yang tersiksa harus berjalan dengan kaki dibelenggu sambil membawa kursi yang berat dan menyakitkan di punggungnya.Makhluk malang itu akan berada di bawah ancaman yang terus-menerus dari kail yang tajam.
Kail itu merupakan senjata seperti tombak yang digunakan untuk mengendalikan binatang liar, jika dia tidak mematuhi tuan manusianya.Sementara kematian Kanakota datang sebagai berita yang memilukan, ia bukan gajah pertama yang harus menanggung kondisi penderitaan ini.
Baca Juga: Putuskan Nikah Saat Masih SMA Meski Tak Direstui Orang Tua Hingga Nekat Kabur Dari Rumah, Begini Akhirnya Nasib Pernikahan Artis Cantik Ini Setelah Dua Tahun KemudianBaru dua bulan yang lalu, dunia berduka atas kematian gajah berusia 70 tahun, Tikiri, yang dipaksa berjalan melalui pawai meskipun sudah tua dan lemah.
Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa sebagian besar gajah ini memiliki telapak kaki yang rusak karena dirantai dan dipaksa berjalan di jalan yang kasar.
Keluarga atau pasangan yang duduk telentang di kursi menyebabkan kerusakan tulang belakang gajah.
Yang tragis tentang insiden ini adalah bahwa hal itu "sepenuhnya dapat dicegah", kata aktivis hewan, Paul Healey kepada Metro."Sampai turis menolak untuk menunggang gajah, lebih banyak dari raksasa lembut ini akan terus menderita dan pingsan karena kelelahan.""Kami mendesak para wisatawan untuk tidak pernah naik gajah, dan menyerukan pemerintah Sri Lanka untuk membuat RUU Kesejahteraan Hewan yang baru yang pada akhirnya akan menawarkan perlindungan terhadap serangkaian hewan dan satwa liar yang menakjubkan di negara itu," ujar Paul Healey.
Baca Juga: Nekat Nikahi Kekasih Padahal Tak Dapat Restu Hingga Buat Ibundanya Murka, Artis Tampan Ini Kini Rela Masuk Penjara Lagi Demi Lindungi Anak dan IstriManajer kampanye margasatwa, Katheryn Wise, mengatakan para wisatawan perlu melakukan bagian mereka dalam mencegah praktik-praktik pelecehan ini."Gajah adalah binatang buas dan sayangnya banyak wisatawan yang tidak menyadari pelatihan yang kejam untuk membuat gajah cukup tunduk sehingga orang bisa menungganginya dan kondisi yang dimiliki banyak gajah di penangkaran menderita setiap hari," kata Katheryn. (*)