WIKEN.ID - Komedian Nunung dan suaminya July Jan Sambiran menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).
Nunung yang memakai baju serba putih datangi Pengadilan Negeri pada pukul 12.30 WIB sambil berjalan pincang.
Menurut pengakuannya, ia mengatakan bahwa kakinya terbentur kayu tempat tidur.
Sidang tuntutan komedian Nunung dan suaminya July Jan Sambiran ditunda pekan depan Rabu 13 November 2019 karena berkas-berkas belum siap.
Nunung mengaku tak merasa kecewa lantaran sidang tuntutanya dan suaminya ditunda.
Dalam sidang sebelumnya, menurut keterangan saksi ahli, psikiater RSKO Cibubur dokter Henry Taruli Tambunan, mengungkapkan jika Nunung menderita depresi.
Bahkan, putra kandung komedian Nunung, Bagus Permadi, mengatakan bahwa ibunya pernah kekurangan oksigen di otak dan mengalami depresi.
Bagus mengungkapkan itu saat ditemui usai menghadiri sidang tuntutan Nunung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).
"Pada sekitar 2015 lah sekitar lima tahunan. Jadi barengan sama depresinya itu, mama ternyata juga kekurangan oksigennya di otaknya itu," kata Bagus yang dikutip dari kompas.com."Mama lebih sering pusing. Bagian leher itu sering tegang. Terus ya itu sih tegang terus," sambungnya.
Nunung pun pernah menjalani pengobatan di Singapura.
Ternyata, selain mengalami kekurangan oksigen akibat depresi, Nunung juga pernah pingsan.
Pemicunya selain depresi, juga dipicu karena minuman.
Saat itu Nunung dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, sejak 21 Juli 2004 karena menderita kram usus.
Dikutip dari Tabloid NOVA edisi NO. 857/XVII, tutur Nunung mengatakan, "Aku begadang sampai jam 2 pagi di acara kirim doa untuk almarhum Ayahku."
"Sebenarnya, acara sudah selesai sekitar jam 8 malam, tapi karena keluarga banyak yang masih kumpul, aku jadi ikut ngobrol. Minum kopi juga, padahal seumur-umur, baru kali ini aku minum kopi," kisah Nunung.
Setelah itu, lanjut Nunung, ia merasakan kepalanya sangat pusing.
"Perutku juga sakit banget, padahal aku enggak punya mag. Ternyata ususku kram, bahkan aku sempat pingsan. Pas sadar, udah terbaring di Rumah Sakit," ujar Nunung yang setelah sampai di rumah sakit ternyata pingsan lagi selamadua hari.
Pada hari ketiga, ia terpaksa harus diberi suntikan penenang, karena meronta-ronta.
"Perutku sakit banget. Tanganku sempat diikat, lalu disuntik obat penenang. Sampai tiga dokter Iho yang menangani, spesialis penyakit dalam, dokter umum dan psikiater," ujar Nunung.
Menurut dokter, penyakitnya karena banyak pikiran, sehingga Nunung jadi stres.
"Psikiater yang menangani bilang, aku stres. Mungkin benar, karena aku banyak mendapat teror telepon dari beberapa kasus. Ternyata, ini juga berdampak ke tubuhku, yang sempat 9 kali menolak jarum infus. Terpaksa, aku diinrus dengan cara diminum," lanjut Nunung.
Saat dirawat, ia hanya boleh makan bubur dan minum obat 6 macam.
Selama dirawat, Nunung selalu ditunggui ibunya selama di rumah sakit. (*)