WIKEN.ID - Kecoak merupakan salah satu hewan yang keberadaannya seringkali tidak diinginkan.
Bagaimana tidak, hewan ini dianggap sebagai hewan yang cukup menjijikan.
Seringkali kecoak muncul di tempat-tempat yang dianggap kurang bersih.
Ketika seseorang menemukan kecoak di dalam mobil, sudah dipastikan bahwa pemiliknya kurang menjaga kebersihan kendaraannya.
Dan beberapa dari kita pernah mengalami mimpi buruk dengan menemukan kecoak di dalam mobil.
Salah satunya adalah wanita asal Singapura ini, yang berbagi cerita paling ekstrim tentang kecoak dalam kendaraan.
Ia menemukan kecoak di dalam mobil ketika dia naik taksi Selasa (15/10).
Menurut Stomp, wanita bernama Ru Ting ini membungkus makan siangnya dan memanggil taksi sekitar pukul 13:30.
Ketika memasuki taksi, tak ada dalam bayangan Ru Ting kalau ia akan menemukan sesuatu yang menjijikan.
Tak berapa lama di perjalanan dengan taksi yang ia tumpangi, Ru Ting melihat beberapa kecoak merangkak dari bagian depan taksi."Aku harus meletakkan makanan di lantai ketika aku melihat beberapa dari mereka keluar," kata Ru Ting. Sayangnya, kecoak itu sepertinya mencium aroma makan siangnya.
Hewan itu mulai merangkak ke bagian belakang mobil, di tempat dia duduk.
Dua dari kecoak bahkan bergabung dengannya di kursi belakang.
Ru Ting tidak bisa lagi tahan berbagi perjalanannya dengan tujuh kecoak.
Sambil menangis, Ru Ting memberi tahu sopir taksi tentang keberadaan kecoak tersebut.
Namun, ia hanya direspon dengan seadanya. "Benarkah ah?" ujar sang sopir. Ru Ting tidak ingin mengambil risiko kecoak merangkak ke makanannya, dia dengan cepat membayar ongkos dan turun dari taksi.
Tepat setelah dia turun dari kendaraan, Ru Ting melihat orang lain menaikinya.
Kecoak merupakan salah satu hewan paling kuno dan paling sukses bertahan hidup di muka bumi hingga saat ini.
Kecoak bahkan keberadaannya telah teridentifikasi sejak Zaman Karbon, sekitar 350 juta tahun lalu.
Scientific Reports pernah mempublikasikan sebuah jurnal yang berisi penelitian bahwa populasi kecoak sedang berevolusi dengan cepat.
Ini membuat kecoak menjadi "nyaris mustahil" dibunuh menggunakan bahan kimia.
Para peneliti dari Purdue University menemukan bahwa ketika kecoak tidak mati setelah disemprot bahan insektisida, mereka akan mulai membangun imunitas terhadap bahan tersebut dan menurunkannya ke anak-anaknya.
Lebih buruknya, imunitas ini juga berlaku terhadap bahan insektisida lain yang satu kelompok, meskipun kecoak tidak pernah mendapat paparannya.
Jika diteruskan, akan ada suatu saat di mana mengontrol populasi kecoak hanya dengan bahan kimia menjadi mustahil.
Padahal, kecoak diketahui memproduksi alergen yang dapat memicu asma dan membawa berbagai macam patogen, termasuk Salmonella, E Coli dan enam jenis cacing parasit.(*)