Lagi Hamil 5 Bulan, Artis Cantik Ini Meninggal Dunia, Waspada Penyakit Ini Siap Mengintai saat Mengandung!

Senin, 14 Oktober 2019 | 12:00
Tribunnews

Lagi Hamil 5 Bulan, Artis Cantik Ini Meninggal Dunia, Waspada Penyakit Ini Siap Mengintai saat Mengandung!

WIKEN.ID- Beberapa waktu kabar duka kembali datang dari dunia seni peran Tanah Air.

Rabu (30/1/2019), Saphira Indah dikabarkan meninggal dunia.

Kabar tersebut juga sudah dikonfirmasi oleh manajer artis Maeeva Amin, yakni Luna saat dihubungi awak media sesaat setelah kabar tersebut tersiar di media sosial.

Baca Juga: Usianya 150 Hari, Bayi Koala Yatim Piatu Ini Luka Setelah Jatuh dari Pohon, Intip Kisahnya!

"Iya benar, tadi pukul 21.00 WIB lewat (Saphira Indah meninggal dunia), mohon doanya ya," ungkap Luna.

Saat meninggal dunia diketahui Saphira Indah tengah mengandung dengan usia kandungan yang memasuki 5 bulan.

Daya tahan tubuh yang rendah selama hamil bisa membuat calon ibu lebih rentan tertular penyakit.

Apa sajakah penyakit saat hamil yang perlu diwaspadai tersebut, berikut di antaranya:

Baca Juga: Komedian Tampan Ini Meninggal Dunia karena Kanker Hati, Kenali Gejala Hingga Penyebab Utamanya!

1. Demam Tifoid

Penyakit ini disebabkan infeksi kuman Salmonella typhi yang masuk ke tubuh melalui saluran cerna.

Setelah tertelan ke saluran usus, kuman akan mencapai jaringan limfoid di usus halus, lalu masuk ke aliran darah.

Akhirnya bersarang di plak Peyeri, yaitu di dinding usus halus, hati, limpa, dan sistem retikuloendotelial lainnya.

Baca Juga: Akhirnya Pekerjaan Suami Muzdalifah Terbongkar Lewat Unggahan Foto Ini, Siap Pinjaman Dana dengan Jaminan BPKB Mobil!

Adapun gejalanya: timbul demam yang semakin hari semakin meningkat, rasa tak enak badan, perut terasa tak enak, mual, nyeri bila ditekan, kadang disertai sembelit atau malah diare.

Tribunnews

Saphira Indah

Sering kali pada lidah juga tampak kotor berwarna kecokelatan-cokelatan.Agar tidak menimbulkan gangguan pada kehamilan dan janin, ibu yang mengalami gejala-gejala di atas sebaiknya langsung mendapatkan penanganan dokter, bahkan sebagian harus dirawat di rumah sakit.

Sebagai pencegahan, Mama sebaiknya mengupayakan kebersihan makanan dan minuman sebelum dikonsumsi agar tak ada kuman yang masuk.

Baca Juga: Nikahi Istrinya untuk Balas Dendam, Artis Tampan Berwajah Bule Ini Ceritakan Lika-liku Kehidupannya, di Dompet Sisa 300 Ribu!

Pemberian vaksinasi tifoid bisa saja dilakukan, dan yang terbaik dilakukan sebelum kehamilan terjadi.

Risiko yang perlu diwaspadai: Bila tidak ditangani, demam tifoid cukup berbahaya karena komplikasinya yang tak ringan bila penanganan tidak baik.

Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain perdarahan dan kebocoran usus, penyebaran infeksi hingga ke paru-paru, ginjal, tulang, hati, bahkan bisa juga menyerang otak dan menyebabkan ensefalitis (radang otak).

Bagi ibu hamil, pada infeksi berat di awal kehamilan diperkirakan 60-80% akan mengalami keguguran spontan.

Bagi si ibu sendiri, risiko kematian pun cukup besar, bisa mencapai 15%

Baca Juga: Beli iPhone 11 Seharga Rp 60 Juta, Anak Artis Ini Justru Diusir Hingga Dituding Orang Gila: Kita ke Pos Satpam Aja!

2. Hepatitis

Peradangan pada hati ini disebabkan infeksi virus hepatitis A, B, atau C.

Infeksi virus hepatitis A dapat menyerang melalui jalur fekal-oral, yaitu penularan melalui makanan atau minuman, sedangkan hepatitis B dan C melalui cairan tubuh, seperti darah.

Meski disebabkan virus yang berbeda, tapi gejalanya hampir sama.

Baca Juga: 10 Tahun Pernah Jadi Menantu Cucu Presiden, Artis Cantik Ini Justru Dituding Telantarkan Sang Ayah Sebelum Meninggal, Tak Pernah Diurus?

Yaitu adanya sakit kepala, demam, rasa tak enak badan, mual, muntah, nyeri pada otot, nyeri pada perut kanan atas, dan warna urin yang jadi lebih gelap.

Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung selama 4-7 hari.

Pada tahap selanjutnya, gejala sedikit berkurang, tapi muncul warna kekuningan di putih mata dan kulit, serta terjadi pembesaran hati.

Tahap kedua ini berlangsung antara 3-6 minggu.

Selanjutnya warna kekuningan akan mereda dan pasien mengalami perbaikan.Hepatitis bisa berupa penyakit yang tampaknya ringan, tapi dapat pula berat yang bisa menimbulkan kematian dalam waktu tak lama.

Pada infeksi yang disebabkan virus hepatitis A, penderita dapat sembuh sempurna.

Sedangkan pada infeksi yang disebabkan virus hepatitis B dan C, seringkali terjadi infeksi yang sifatnya kronik dan berlangsung lama.

Baca Juga: Asisten Pribadi Luna Maya Akhirnya Bongkar Kelakuan Mbak Bulan Sebagai Bosnya: 3 Bulan Enggak Ada Libur!

Selain si ibu harus mendapatkan pengobatan untuk mengatasi penyakitnya, bayi yang baru lahir akan diperiksa kekebalannya.

Bila memang sudah terinfeksi dari ibunya, ia akan segera diterapi.

Sedangkan bila belum terinfeksi dan belum memiliki kekebalan, ia akan segera divaksinasi dan dipisahkan sementara dari si ibu, sampai memiliki kekebalan yang cukup.

Hepatitis A dan B bisa dicegah dengan pemberian vaksinasinya.

Bahkan saat ini vaksinasi hepatitis B sudah diwajibkan bagi anak-anak.

Namun demikian, saat dewasa pun kadang diperlukan vaksinasi ulangan sebagai booster, untuk menjaga tingkat kekebalan agar jangan sampai turun di bawah tingkat perlindungan.

Baca Juga: Geram 'Tas' Mewah Miliknya Ditelantarkan, Syahrini Justru Tuding dan Maki Denny Cagur: Baik Hati, Padahal Dibelakangnya Busuk!

Yang terbaik dilakukan kala tak hamil. Sementara hepatitis C sampai saat ini belum ada vaksinnya.

Risiko Bagi Kehamilan: Bagi kehamilan, bila terinfeksinya saat trimester I, lalu tidak ditangani dengan baik, walaupun biasanya tak menimbulkan kecacatan, tapi dapat mengakibatkan keguguran.

Sedangkan pada trimester II atau III, bila tidak diatasi, dapat menyebabkan kelahiran prematur atau terjadi infeksi vertikal (penularan dari ibu ke bayinya).

Baca Juga: Selama Hidupnya Ditinggal Banyak Wanita, Artis Tampan Ini Ungkap Kesedihannya: Mohon Doanya Agar Tabah Menjalani!

3. Tetanus

Penyakit ini disebabkan kuman Clostridium tetani. Kuman ini hidup di tempat yang oksigennya rendah, seperti di dalam tanah atau di luka yang tertutup.

Luka yang berisiko untuk menjadi tempat infeksi kuman ini, misal, luka yang kotor dan terkena tanah atau karat, luka yang lebar dan tak beraturan, luka tusuk, dan sebagainya.

Kuman yang berkembang biak akan mengeluarkan toksin yang lalu mengenai saraf, hingga otot-otot akan mengalami kelumpuhan dan kekakuan.

Bila gejala masih ringan, misal, kekakuan baru pada daerah wajah dan segera ditangani, biasanya dapat diatasi dengan baik dan tak membahayakan ibu maupun janinnya.

Walaupun berisiko mengganggu kehamilan dan janin, tapi sebenarnya tetanus tidaklah sulit untuk mencegahnya.

Baca Juga: Regina Akui Tak Bisa Ngomong Usai Lakukan Ini pada Wajahnya: Tapi Enggak Mempan!

Caranya, bila sampai seseorang mengalami luka, apalagi luka yang kotor, maka lukanya harus dibersihkan benar-benar dengan antiseptik, lalu bila perlu ia akan diberikan suntikan serum antitetanus dan vaksinasi TT (tetanus toksoid).

Ibu hamil pun boleh divaksinasi TT untuk melindungi dirinya. Selain, memberikan kekebalan pada bayinya yang baru dilahirkan agar tak terkena tetanus neonatorum (infeksi tali pusat).

Imunisasi diberikan 3 kali, yakni selagi hamil muda dan sebulan kemudian.

Baca Juga: Dulu Jadi 'Budak' Venna Mellinda, Istana Megah Mantan Suami Caleg DPRD Bogor Ini Jadi Bukti Kesuksesannya, Ada Benda Puluhan Juta!

Yang jelas, 2 bulan sebelum melahirkan, si ibu sudah komplet mendapatkan “paket” suntikan TT.

Jika lewat dari waktu itu atau malah sudah dekat waktu melahirkan, kemungkinan besar belum sempat terbentuk antibodi atau daya imunitas untuk memerangi tetanus yang mungkin menerpa saat melahirkan.

Risiko Bagi Kehamilan, Janin, dan Persalinan: Bila tidak ditangani, penyakit tetanus dapat menyebabkan kekakuan.

Bila sudah mengenai daerah otot pernapasan, penderita akan mengalami kesulitan bernapas dan dapat segera meninggal.

Baca Juga: Bukan Hanya sang Pacar yang Terbukti Miliki 'Payudara', Pilot Ini Bongkar Identitas Asli Lucinta Luna : Manifest Gak Bisa Bohong!

Pada ibu hamil, infeksi tetanus seringkali menjadi lebih cepat masa inkubasinya, yaitu 4-12 hari.

Makin cepat masa inkubasinya, makin fatal dampaknya, baik bagi si ibu maupun janinnya.

Selain itu, risiko terbesar terjadinya infeksi tetanus adalah saat persalinan.

Pada persalinan tak bersih, misal, peralatan tidak steril dan perawatan tali pusat tak baik, maka kuman tetanus mudah sekali menyerang, baik ibu maupun bayinya.(*)

Editor : Amel