WIKEN.ID - Sebuah foto tragis memperlihatkan sebuah bayi kura-kura tempayan mati setelah memakan 104 potongan plastik.
Foto viral ini menyebar melalui sosial media Facebook di minggu kedua Oktober 2019.
Foto viral ini diunggah oleh akun Gumbo Limbo Nature Center di Boca Raton, Florida, Amerika Serikat.
Foto viral menunjukkan sebuah kura-kura sudah tak bernyawa.
Ukurannya tidak lebih besar dari telapak tangan manusia dewasa.
Baca Juga: Viral Video Pria Tunggangi Penyu yang Terancam Punah di Raja Ampat, Dunia Mengecam
Di foto itu, tampak puluhan potongan kecil plastik-plastik yang ditemukan di saluran pencernaan kura-kura.
Pantai-pantai di Florida, Amerika Serikat berfungsi sebagai tempat bersarang untuk lima spesies penyu.
Kelima spesies kura-kura itu adalah tempayan (Caretta Caretta), hijau (Chelonia Mydas), penyu belimbing (Dermochelys Coriacea), ridley Kemp (Lepidochelys kempii) dan penyu sisi (Eretmochelys imbricata). Menurut Florida Fish and Wildlife Conservation Commission, semua spesies ini dianggap terancam punah atau terancam berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah.
Tempayan adalah spesies kura-kura paling umum yang ditemukan bersarang di daerah Boca Raton, Florida Selatan.
Baca Juga: Video Viral, Seorang Ibu Menangis Histeris Kehilangan Anak Balitanya yang Kesetrum Charger HP,
Setelah kura-kura betina bertelur, telur-telur itu menetas di pasir selama sekitar 60 hari sampai tukik (bayi kura-kura) muncul.
Bayi kura-kura akan berlari cepat melintasi pantai menuju rumah mereka yaitu lautan samudera.
"Mereka menabrak air dan segera berenang beberapa mil lepas pantai ke tengah laut hingga mencapai tikar terapung rumput laut yang dikenal sebagai sargassum," kata Welch.
Tak disangka, bagi kura-kura menemukan berbagai macam sampah plastik untuk dimakan.
"Kami menemukan sepotong balon. Ada bungkus luar botol juga di dalam perut kura-kura," kata Whitney Crowder, koordinator rehabilitasi penyu di Gumbo Limbo Nature Center, yang dikutip dari South Florida Sun Sentinel.
Para ilmuan mengatakan bayi kura-kura mati akibat kelaparan setelah menelan sampah plastik setiap tahunnya.
Setelah menetas antara bulan Maret dan Oktober, bayi kura-kura akan berenang ke sargassum.
Sargassum adalah sejenis rumput laut berwarna coklat yang mengambang dan merupakan tempat mereka tinggal selama beberapa tahun.
Bayi-bayi penyu yang tak berdaya menemukan makanan dan perlindungan di rumput laut itu selama beberapa tahun pertama kehidupan mereka.
Dan sayangnya, di samping udang kecil dan hewan laut lain yang ditemukan penyu untuk makan di sargassum, bayi kura-kura juga menemukan banyak potongan plastik seukuran kecil.
Baca Juga: Terancam Punah, Penyu Ini Justru Disiksa dengan Cara Tragis, Begini Video Mengharukannya!
Setekah agak dewasa, kura-kura ini kembali ke pantai dan tragisnya, di perutnya terdapat semuanya sudah memiliki plastik di perut mereka.
"Ukurannya kura-kura sekitar 1 hingga 2 bulan," kata Leanne Welch, manajer Gumbo Limbo Nature Center, yang telah menyelamatkan dan merehabilitasi penyu.
Komunitas ini menyediakan program pendidikan ilmu kelautan selama lebih dari 30 tahun.
"Ini musim kemunduran di Gumbo Limbo, kura-kura kecil ada di sepanjang garis pantai dan membutuhkan bantuan kami," tulis staf Pusat Alam Gumbo Limbo di posting Facebook.
Sayangnya, tidak semua kura-kura bisa bertahan.
Hampir 100% bayi kura-kura yang diselamatkan, semuanya terdapat sampah plastik di saluran usus mereka.
Plastik itu menyumbat saluran pencernaan hewan itu, tulis mereka.
"Banyak kura-kura muda ini mati karena memakan plastik. Plastik menyumbat mereka dan menyebabkan mereka menjadi syok septik," staf pusat menulis dalam menanggapi komentar di posting Facebook.
"Polusi plastik adalah dunia menyedihkan yang kita tinggali sekarang. Kita perlu berbuat lebih baik," ujarnya. (*) (Mega Khaerani)