WIKEN.ID - Maia Estianty menyadari, usianya sudah tak muda lagi, namun ada saja yang memuji kecantikan kulit wajahnya.
Maia Estianty yang merupakan cicit dari H.O.S. Tjokroaminoto dan cucu dari istri presiden pertama Indonesia, Oetari, lahir di Surabaya pada tanggal 27 Januari 1976.
Maia Estianty pun akhirnya buka suara terkait rahasia perawatan wajah yang selalu tampak muda.
“Selama ini orang bertanya-tanya, umur tak muda tetapi masih kencang saja, ya. Rahasianya apa, sih? Yang pasti bukan karena operasi, tapi perawatan. Dulu, muka aku agak kendur, tapi sekarang kencang lagi setelah melakukan 3D treatment ini,” ungkap Maia Estianty yang dikutip dari Tabloid NOVA.
Maia Estianty meminta jasa seorang dokter ahli kecantikan untuk ke rumahnya untuk membantunya menghilangkan kerutan yang mulai muncul, mengencangkan kulit, serta memperbaiki kontur wajahnya melalui terapi nonbedah yang disebut 3D treatment.
3D treatment merupakan kombinasi botox, filler, dan thread lift.
Thread lift adalah terapi menggunakan benang yang dapat diserap tubuh guna merangsang kolagen pada kulit untuk meremajakan kulit.
Oleh karena sifatnya tak permanen, benang yang dimasukkan ke dalam tubuh hanya bertahan sementara, sebelum diserap tubuh.
Sama halnya dengan thread lift, cairan filler juga akan diserap tubuh yang berguna membantu menumbuhkan kolagen yang hilang di area kerutan, lipatan di sekitar mata, pipi, maupun dahi.
Sedangkan botox (botulinum toxin), memasukkan eksotoksin yang berpotensi tinggi untuk meng-haluskan kerutan.
“Untuk Maia Estianty, saya cukup menyiapkan delapan benang, empat di pipi kiri dan empat sisanya di pipi kanan. Dan sedikit botox untuk mendapatkan hasil maksimal,” papar sang dokter.
“Saat ini aku memang kurus, beratku turun dua kilogram, akhirnya kulit jadi kendur. Mulai terlihat ada garis kerutan di sana-sini,” ujar Maia Estianty sambil menunjuk bagian dahi dan leher.
“3D treatment ini merupakan terapi pertama di tahun 2014,” tambahnya yang dikutip dari Tabloid NOVA.
Setelah beberapa kali melakukan 3D treatment, Maia Estianty pun lama-kelamaan dapat memaklumi rasa sakit yang dirasakannya.
“Ya, beauty is pain. Kalau mau cantik, harus bersakit-sakit dulu. Tapi enggak cuma perempuan, kok, laki-laki juga banyak yang melakukan ini. Yang namanya umur, kan, enggak bisa dila- wan,” tukas Maia.
Kendati harus menahan rasa sakit tiap kali melakukan perawatan wajah, namun ia mengaku tak pernah kapok, apalagi bila sudah melihat hasil dan manfaatnya.
“Sebenarnya kapok juga, tapi aku sudah kecanduan. Bukan karena obatnya, tapi memang pengin cantik terus. Ibarat makan cabai, pedas tapi enggak pernah kapok makannya, kan? Malah pengin lagi dan lagi,” tuturnya sambil tertawa.
Tak heran bila Maia Estianty akhirnya memilih memanggil dokter ke rumah saja, ketimbang ke salon.
“Enggak heran, kan, di umur aku yang segini, masih oke, tanpa operasi. Soalnya kalau operasi, harus dibuka kulit wajahnya dan ditarik-tarik, lalu dijahit. Cara ini lebih ringkas dan bisa dilakukan di rumah seperti sekarang.”
Dan, selama 2008 melakukan 3D treatment, Maia Estianty mengaku tak mengalami efek samping negatif, selain wajahnya tampil lebih baik.
“Pantangan enggak ada. Tak ada efek samping. Natural saja. Kalau pun ada, biayanya saja yang mungkin bikin kapok,” selorohnya.
Sekali treatment, katanya, biaya yang harus dikeluarkan memang tak murah. (*)