Cerita Sedih Saat Suami Krisdayanti Berpisah Dengan Istrinya, Bertemu Setelah 2 Hari dan Tangisan Pun Pecah

Rabu, 02 Oktober 2019 | 16:10
ISTIMEWA

Krisdayanti

WIKEN.ID - Kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua yang terjadiSenin (23/9/2019), membuat duka yang mendalam bagi para korban.

Bahkan, korban yang selamat pun masih ketakutan dan mengalami trauma.

Enam hari pasca kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, semakin banyak warga yang mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso menyebutkan, hingga kini jumlah warga yang mendaftar mencapai 10.000 orang.

Baca Juga: Anak Anjing Malang Ini Kehilangan Ibunya Karena Tertabrak Mobil, Siapa Sangka Seekor Kucing Justru Jadi Ibu Asuhnya

Dari data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.

Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.

Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.

Selain itu, ada sekitar 528 warga Wamena yang kini mengungsi di Jayapura.

Baca Juga: Kerap Dijadikan Obat, Rempah Khas Indonesia Ini Terbukti Mampu Meningkatkan Daya Ingat, Berani Coba?

Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kerbat di Jayapura, sehingga terpaksa tinggal di pengungsian.

Hingga Rabu (25/9/2019) malam, jumlah korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, hbertambah menjadi 30 orang.

Pasca-kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, banyak orang yang mengalami trauma dan kesedihan.

Salah satunya adalah bagi Saiful Daeng Gading yang kehilangan istrinya, Krisdayanti.

Baca Juga: Banyak Wanita yang Pernah Jatuh Dipelukkannya, Raffi Ahmad Ternyata Anggap Dua Mantan Cantiknya Ini Bagai Sparepart Mobil!

Krisdayanti menjadi korban kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).

Saat kerusuhan terjadi, Saiful Daeng Gading berpisah dengan Krisdayanti untuk bersembunyi agar lebih agar aman.

Saat itu, suasananya sangat mencekam dan seluruh kios di daerahnya ditutup.

Semua warga khususnya pendatang berhamburan mencari perlindungan termasuk Saiful Daeng Gading dan istrinya.

Sayangnya, tempat bersembunyian Krisdayanti tercium oleh masa pelaku yang beringas.

Baca Juga: Cinta Rahasia Berujung Penganiayaan, Terungkap 9 Syarat yang Hingga Kini Harus Dipatuhi Hotman Paris Agar Bisa Berdamai dengan Meriam Bellina!

Krisdayanti yang berusia 24 tahun adalah warga Dusun Kaballokang, Desa Bontolanrang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

Ia sehari-harinya bekerja sebagai penjaga toko di kota Wamena sejak tahun 2014.

Setelah 2 hari berpisah dan tak mengetahui kabar istrinya, akhirnya Saiful Daeng Gading menemukan istrinya sudah meninggal di dalam selokan dengan luka di bagian kepala.

Saiful Daeng Gadingpun menangis dan bersedih melihat kondisi istrinya.

Jenazah Krisdayanti pun dimakamkan pada Kamis sore (26/9/2019) dan sebelumnya disemayamkan di rumahnya di Dusun Kaballokang, Desa Bontolanra, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

Baca Juga: Sering Berkeliaran di Kantor Firma Hukum dan Dikeluhkan Beberapa Orang, Kucing Ini Malah Diangkat Jadi 'Pengacara'

Sejumlah warga pendatang dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita bagaimana mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena setelah rumah mereka dibakar.

Salah seorang yang lolos adalah Mus Mulyadi yang memulai ceritanya pada Senin sekitar pukul 08.00 pada 23 September.

Pria asal Sumatera Barat ini sedang berjualan aneka makanan.

Sate padang, lontong sayur, dan gado-gado sudah rapi tertata di wadahnya.

"Saya baru buka. Pembeli baru satu-dua. Langsung pecah (kericuhan). Saya langsung jemput anak saya di sekolah," tutur Mus yang sudah bermukim di Wamena sejak 2006.

Selang 15 menit, pembakaran terjadi di samping SMP, cerita Mus.

Baca Juga: Dulunya Terlahir Prematur Dengan Berat Tak Sampai 1 Kg, Kini Bayi yang Disangka Tak Punya Umur Panjang Kondisinya Berbeda

istimewa
istimewa

Saeful Daeng Gading saat memakamkan isterinya.

"Setelah anak saya bawa pulang, kantor bupati dibakar. Selanjutnya POM bensin dibakar, merembet ke Woma," papar Mus yang dikutip dari Kompas.com.

Dalam kondisi tegang, Mus mengaku keluarganya dan ratusan orang lain diselamatkan penduduk asli Wamena.

"Kami 250 orang dibawa ke gereja, diungsikan, diselamatkan. Orang Padang, Jawa, Makassar dimasukkan ke gereja. Yang menyelamatkan asli orang Wamena. Mereka juga yang menjaga serta mengawal kami sepanjang hari itu," ungkapnya.

Setelah kondisi kelihatannya aman, Mus dan keluarganya mengungsi ke Komando Distrik Militer Jayawijaya.

Mereka tinggal di sana selama semalam untuk kemudian mengungsi ke Jayapura menggunakan pesawat maskapai Trigana. (*)

Baca Juga: Beberapa Hari Usai Ditangkap , Beginilah Kondisi Rumah Dosen IPB yang Diduga Merangkai Bom Molotov untuk Aksi Aksi Mujahid 212

Editor : Alfa