WIKEN.ID -Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan, khususnya Palangkaraya dan Kalimantan Tengah, tidak hanya mengancam kehidupan masyarakat tetapi juga orangutan.
Orangutan yang berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng merupakan salah satu contoh bagaimana kebakaran hutan dan lahan serta asap tebal yang menyelimuti Kalimantan berdampak buruk pada satwa tersebut.
Dilansir Mongabay, sebanyak 37 orangutan muda bayi hingga anak-anak dan dewasa, terjangkit penyakit infeksi saluran pernafasan ringan.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF), di pekan pertama Agustus, kebakaran melanda lokasi rehabilitasi hingga jarak sekitar 300 meter.
"Asap tebal tidak hanya membahayakan kesehatan para staf, tapi juga 355 orangutan yang kami rawat di Nyaru Menteng beserta pulau-pulau pra-pelepasliaran," ungkap Jamartin Sihite, CEO BOSF.
Sejauh ini, total sekitar 80 hektar hutan gambut di wilayah kerja Yayasan BOS terbakar.
Ini merupakan kabar buruk bagi kehidupan orangutan dan satwa liar lainnya.
Belum lagi lebih dari 2,5 juta hektar hutan hujan Indonesia hilang setiap tahunnya.
Penggundulan hutan yang tidak masuk akal ini membuat banyak hewan kehilangan habitatnya, kehilangan rumahnya.
Baca Juga: Hari Orangutan Sedunia, Video Ini Tunjukkan Momen Mengharukan Pertemuan Ibu Orangutan dengan Bayinya
Hewan, seperti orangutan, menjadi pihak paling dirugikan atas penggundulan hutan tersebut.
Populasi orangutantelah berkurang lebih dari setengahnya dalam 16 tahun terakhir.
Nampaknya nasib orangutan selalu diliputi kemalangan.
Salah satu momen memilukan terekam ketika orangutan mempertahankan rumahnya dari penebang hutan.
Organisasi nirlaba International Animal Rescue bekerja sangat keras untuk menyelamatkan populasi anjlok orangutan.
International Animal Rescue sempat membagikan video yang cukup mengejutkan sekaligus mengharukan.
Video tersebut memperlihatkan orangutan yang tidak berdaya namun berusaha melawan buldozer yang akan menghancurkan rumahnya.
Video ini direkam pada 2013 tetapiJuni 2018 dirilis untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya deforestasi terhadap habitat orangutan.
Video menjadi viral dengan lebih dari 2,359,856penonton dan lebih dari seribu komentar.
Tim International Animal Rescue mendorong pemirsa untuk 'menanam pohon' dengan menyumbang.
Orangutan sendiri merupakan hewan yang hanya bisa ditemukandi Sumatra dan di Borneo.
Kita semua mungkin tahu bahwaKangguru berasal dari Australia, dan Panda dari China, tetapi tidak banyak yang mengetahui bahwa Orangutan umumnya ada di Indonesia.
Dikutip dari situs World Wildlife Fund, ada dua jenis orangutan di dunia, yaitu orangutan Borneo (Pongo pygmaeus) dan orangutan Sumatra (Pongo abelii).
Orangutan merupakan hewan yang penting terutama perannya sebagai pemelihara hutan.
Orangutan bahkan disebut Umbrella Species, ini tidak lain karena perannyamembantu menyebarkan biji tanaman.
Saat memakan buah, mereka mengeluarkan bijinya bersama kotoran mereka.
Biji-bji itu menyebar ke tempat yang luas.
Jika jatuh ke tanah subur, maka biji akan tumbuh menjadi pohon baru.
Orangutan juga membantu pertumbuhan pohon baru. Pohon membutuhkan sinar matahari.
Karena hutan sangat lebat, sinar matahari terhalang sampai ke tanah.
Akibatnya pohon-pohon kecil tidak mendapat sinar matahari dan terganggu pertumbuhannya.
Saat makan atau membuat sarang, orangutan mematahkan dahan pohon dan mengambil daun-daunan.
Bagian atas pohon menjadi terbuka sehingga sinar matahari dapat sampai di permukaan tanah.
Ancaman terhadap orangutan adalah perubahan fungsi hutan dan penggundulan hutan.
Hutan menjadi semakin sempit dan rusak. Ketersediaan makanan menjadi berkurang akibatnya banyak orangutan terpaksa memasuki ladang, kebun masyarakat bahkan perkebunan kelapa sawit untuk mencari makanan.
Manusia kemudian menganggap orangutan sebagai hama. Padahal manusialah yang mengambil tempat tinggal orangutan.
Orangutan sebenarnya kerabat manusia paling dekat,orangutan dan manusia memiliki kesamaan DNA hingga 97%.
Tonton video yang memilukan di bawah ini: