WIKEN.ID - Meskipun mungkin ada beberapa orang yang tidak memiliki belas kasihan terhadap hewan, selalu senang mengetahui bahwa sebagian besar dari kita menyayangi sesama makhluk hidup.
Bahkan, ada beberapa orang yang rela bekerja keras agar teman hewannya memiliki tempat yang aman untuk disebut rumah.
Dalam sebuah cerita yang diterbitkan oleh Kwong Wah Daily, pemilik warung jajanan di Penang, Malaysia rela bekerja keras agar bisa membantu hewan.
Ia bekerja untuk bisa membuka dan mengelola tempat penampungan hewan untuk menampung lebih dari 100 anjing dan kucing terlantar dari seluruh kota.
Beroperasi di Ayer Hitam, Huang Xiuying yang berusia 64 tahun terinspirasi untuk mengambil tugas mendirikan tempat penampungan setelah kejadian mengenaskan menimpa peliharaannya.
Ia pernah mengalami sedihnya menyaksikan kematian mendadak salah satu dari dua anjingnya.
Anjingnya itu ditabrak oleh mobil yang lewat lebih dari 20 tahun yang lalu.
Sedih dan patah hati, Huang selalu ingat anjing-anjingnya sendiri ketika melihat anjing terlantar.
"Jadi saya akhirnya membawa pulang satu per satu anjing terlantar. Beberapa dibawa dari Balai Kota Penang, yang lain dibawa orang kepada saya."
Selain anjing, dia juga mulai memelihara kucing ketika dia menyadari bahwa orang-orang meninggalkan anak-anak kucing yang baru lahir di jalan.
Huang mengatakan bahwa dalam beberapa hari, dia dapat menghabiskan hingga empat jam semalam di tempat penampungannya untuk merawat semua hewan.
Tetapi seperti yang pasti orang harapkan, menjalankan tempat perlindungan dengan lebih dari 100 hewan tidak murah.
Huang mengklaim bahwa dibutuhkan rata-rata Rp600 ribu untuk menjaga tempat penampungan setiap hari.
Ia menghabiskan Rp5 juta untuk memberi upah pekerja untuk menjaga tempat penampungan, dan Rp1,5 juta untuk biaya sewa.
Itu di luar uang dia habiskan mensterilkan hewan.
Bahkan ada hari-hari di mana dia harus menombok karena hasil penjualan warung nasi ayamnya tak sebanding dengan pengeluarannya untuk penampungan.
Bagaimanapun, Huang terus merawat hewan-hewan di tempat penampungannya tanpa lelah.
Sering kali ia hanya pulang jam 8 pagi setiap hari untuk tidur siang singkat sebelum bangun jam 10 pagi untuk membuka warung nasi ayamnya.
Belum lagi akses ke tempat penampungan mengharuskannya berjalan 10 hingga 15 menit setiap hari, karena tempat penampungannya tidak dapat diakses dengan mobil.
Tempat penampungan bahkan terkadang menghadapi gangguan air dan listrik.
Tetapi ketika orang-orang bertanya apakah Huang pernah bosan mengurus hewan-hewan itu, dia berkata, "Ketika saya melihat bahwa mereka (hewan terlantar) memiliki tempat untuk makan dan tinggal, itu membuat saya merasa bahagia. Tidak sulit merawat mereka. Saya hanya memikirkannya seperti melakukan pekerjaan rumah. "
Orang-orang seperti Huang yang terus memberi kita harapan bahwa semua hewan akan sama-sama dicintai dan dirawat. (*)