WIKEN.ID - Mencukupi kebutuhan bisa menjadi salah satu hal paling sulit dalam hidup.
Sebab, kebutuhan seseorang setiap harinya selalu bertambah dan tak pernah berakhir.
Belum ditambah dengan tagihan yang menumpuk dan pengeluaran yang tidak ada habisnya.
Sementara beberapa dari kita cukup beruntung memiliki pekerjaan yang stabil dan penghasilan yang konsisten, masih banyak yang berjuang untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terutama mereka yang tidak mampu atau cukup sehat untuk bekerja seperti kita semua.
Baca Juga: Viral Bos Taksi Hina Indonesia Miskin Lantaran Tolak Gojek Masuk Negaranya, Driver Ojol Ancam Kepung Kedubes MalaysiaSebuah posting Facebook baru-baru ini yang diunggah oleh Niramon Shicam menceritakan kisah seorang lelaki kurus dan sakit-sakitan di Thailand.
Meski kondisi kesehatannya buruk, ia tetap mencari nafkah dengan mengendarai taksi.
Lelaki itu terlihat mengenakan masker, selain itu nampak selang makanan nasogastrik terpasang di hidungnya.
Tubuhnya nampak rapuh dengan tulang-tulang yang jelas menonjol.
Menurut Niramon, pria itu menderita berbagai kondisi medis dan belum mampu membayar biaya perawatan medis yang diperlukan.
Akibatnya, ia memutuskan untuk mulai mengendarai Songthaew, sebuah kendaraan penumpang di Thailand yang diadaptasi dari pick-up atau truk yang lebih besar dan digunakan sebagai taksi atau bus.
Ia memutuskan untuk tetap menjadi sopir Songthaew agar bisa mendapatkan cukup uang untuk membayar biaya medisnya.
Setelah mendengar ceritanya, Niramon memberikan pria tersebut 100 Baht sebagai imbalan.
Ia pun menyarankan pengguna Facebook untuk menyumbang dan membantu mengurangi beban biaya medisnya.
Namun, postingan viral Niramon tak lepas dari kritik warganet.
Beberapa warganet menunjukkan betapa berbahayanya orang sakit ada di belakang kemudi yang mengangkut penumpang.
Sebab itu berpotensi menyebabkan kecelakaan di jalan.
Warganet lain memperingatkan pengguna Facebook lainnya untuk bersikap skeptis terhadap posting tersebut, karena rincian tentang pria tersebut dan riwayat medisnya yang sebenarnya tidak tercantum dalam posting Facebook. (*)